✨SELKA - PROLOG

141 52 24
                                    

Suara gemuruh hujan turun dengan derasnya menguyur semua yang berada dibawahnya, disaat seperti ini banyak orang akan menikmati setiap rintikan hujan sambil minum segelas teh hangat tapi tidak dengan yang dialami gadis berambut pendek ini. Ia terguyur bersama dengan darah yang mengalir ditangannya, entah seberapa banyak darah yang telah terbuang karna luka tusukan. ia sudah tidak bisa menahan lagi sangat terlihat jelas dari raut wajahnya yang berubah menjadi pucat.

Di hadapannya berdiri seorang pelaku yang telah menusuknya. Tidak bukan cuman satu, melainkan ada lima orang pelaku yang telah membuat nya seperti ini, yang terkujur lemah dan penuh dengan darah.

"Apakah lo pernah mendengar jika ikut campur dalam urusan orang sama saja lo masuk kedalam kandang singa." ucap gadis berambut panjang bergelombang dengan baju sekolah yang masih melekat ditubuhnya.

"Dan lihat lo sudah masuk kedalamnya." ucap gadis berponi yang berada disebelah gadis berambut panjang.

Gadis berambut pendek itu hanya bisa diam, ia tidak punya tenaga untuk membalas omong kosong kedua gadis Dihadapannya ini, yang ia anggap sebagai teman sekaligus musuhnya.

Dengan menahan rasa sakit gadis itu mencoba membuka suara "a...apa sebenarnya yang kalian inginkan?" gadis berambut pendek itu menatap lemah kedua gadis itu.

"ah apakah itu sebagai tanda permintaan?" Ia tersenyum sinis kearahnya. "sebenarnya gue mau lo itu mati. Dengan begitu rahasia itu akan terkubur bersama dengan kematian lo"

Gadis berambut pendek itu tersenyum sinis kearahnya "gak semudah itu kalian nggak akan bisa menyembunyikan rahasia itu karna apapun yang terjadi kebenaran akan segera terungkap"

"lo masih aja ya bersikap sombong seperti itu disaat lo itu udah mau mati. "

Gadis itu berjalan dan mendekatkan wajahnya kearah gadis berambut pendek itu "gue udah gak sabar menyaksikan secara langsung proses kematian lo yang akan lo ingat sampai lo mati sekalipun"

"Kalian tidak akan mungkin menang Karna wanita iblis seperti mu tidak pantas untuk menang. Cuih" ia meludah dihadapan kedua gadis ini.

Gadis berponi itu tidak terima dengan Perlakuan gadis itu padanya, ia sudah bersiap ingin menampar gadis ini.
Tapi aksinya itu dicegah oleh gadis yang berada disamping nya "Tunggu! Jangan gegabah kita tidak perlu meladeni ucapan gadis munafik ini. Karna sekarang ia telah terkujur tidak berdaya"

"kita tidak perlu berlama lama lagi, hujan semakin lebat, kita harus membunuh gadis ini sekarang, sebelum ada yang melihat kita disini."

Gadis berambut panjang itu mendekatinya dan mencekik leher nya dengan sangat kuat.
" inilah balasan jika ikut campur urusan gue, sebentar lagi lo akan mati tapi bukan gue yang akan membunuh lo. Gue nggak mau tangan gue yang cantik ini ternodai dengan orang seperti lo" gadis berambut panjang itu mendorongnya dengan keras.

Ia sangat kesakitan sekarang, gadis ini telah mendorongnya sampai terkena tembok yang berada tidak jauh dibelakangnya. Kepalanya berdenyut dan terasa ingin pecah. Ia sangat membutuhkan pertolongan, tapi meminta tolong pun sangat susah tenggorokannya terasa sakit dan bersuara pun sangat sulit.

"kalian bertiga cepat bunuh gadis ini biar perlu lempar dia dari gedung ini" perintah nya kepada ketiga pengawalnya.

"PEREMPUAN SI*LAN! SUATU HARI NANTI AKAN ADA ORANG YANG AKAN MENGETAHUI SEMUA INI! BAHKAN JIKA BERNAPAS SAJA KALIAN SEPERTI DALAM NERAKA! INGAT PERKATAAN KU INI!"

Mereka tidak memperdulikan apa yang dikatakan wanita bod*h padanya, Karna mereka pikir itu hanya omong kosong belaka tapi kita tidak pernah tau apa yang terjadi kedepannya. Karna bisa saja hal ini bisa berubah balik seperti roda berputar.

Sesaat ia tersadar, tubuhnya sudah diambil alih. Ia hanya bisa pasrah saat ketiga pengawal ini mengangkatnya dan hendak melempar nya dari gedung ini. Jika sekalipun dia mati sekarang perjuangan ini pasti tidak akan sia-sia ia yakin suatu saat nanti akan ada yang akan mengungkapkan kebenaran ini.

Hujan deras menjadi saksi bisu terjunnya dia dari atas gedung ini. semua kebenaran dan fakta mati bersama dengannya, air mata menetes dari pelupuk matanya. Dia merasa seperti seolah terjun ke alam kematian dan semuanya menjadi sangat gelap.










Tbc...

Halo terimakasih sudah membaca cerita ini 😊

Jangan lupa vote dan coment nya😍

Pyong Pyong 🐱

S E L K A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang