Happy Reading.
Berada di rumah hanya berdua dengan Abangnya sangat tidak menyenangkan. Tidak bisa mengadu pada Bunda jika Abangnya membalas kejahilan dengan menggelitikinya.
Yusi juga tak mengerti, apa yang sebenarnya sudah terjadi sama Abangnya ini. Pulang dari acara kumpul sesama geng raut wajahnya marah sekaligus menahan emosi tapi sekarang malah tertawa riang bersama sahabatnya.
Ayah dan Bundanya sedang pergi keluar kota. Menghadiri pernikahan anak rekan kerja Ayahnya di kota Bandung.
Masakan dimeja makan sudah habis tak tersisa. Ini semua ulah Abangnya yang membawa para cecunguknya datang kerumah. Bukan hanya makanan yang mereka habiskan, ice creamnya pun habis tak tersisa.
"Abang?!!" teriakan Yusi begitu menggema didalam kamar Arjuna.
"Hm," jawab Arjuna singkat.
"Anterin beli Rendang," rengeknya disamping Arjuna yang sedang main PS bersama Doni.
Satria dan Key sudah tertidur pulas diranjang Arjuna. Mereka bertiga memang sering tidur dirumah Arjuna. Apalagi saat kedua orangtuanya pergi.
Bukan Arjuna yang menyuruh, tapi mereka sendiri yang meminta izin kepada Bundanya. Karna kalau meminta izin pada Arjuna jelas ditolak mentah mentah.
Arjuna melirik Yusi sekilas, "Manja banget, biasanya juga beli sendiri lo!"
"Ini udah jam 12, Yusi takut keluar malem."
Doni menautkan satu alisnya, "Biasanya lo malah pulang pagi Yus," kata Doni yang masih fokus kearah Ps.
Yusi memukul lengan Doni dengan keras, "Enak aja lo Dono!"
"Naik mobil Key sana!" perintah Arjuna.
Yusi mencebikkan bibirnya sebal. "Gak mau," tolak Yusi.
"Kenapa?"
"Maunya sama Abang." Gadis itu bertolak belakang marah.
"Gak!!"
Yusi mendekati cowok itu, dia menggoyangkan tangan Arjuna keras, "Ayolahh Abang,"
"Gak! Gak! Gak! Jauh Yus, males gue. Beli aja Capjay depan komplek, dirumah juga masih ada nasi."
Yusi menghela nafas pelan. "Yaudah deh," akhirnya Yusi pasrah dan pergi membeli Capjay depan komplek perumahannya.
Yusi melihat dua orang yang tengah tertidur pulas di kasur Arjuna. Gadis itu mencebikkan bibir mengingat kedua orang gila itu yang sudah menghabiskan stok es krimnya. Ide cemerlang terlintas begitu saja di otak Yusi. Gadis itu mengambil dua buku tebal Arjuna yang tergeletak dimeja lalu melemparkannya kearah Satria dan Key.
Bugh
Yusi segera berlari dan menutup pintu dengan keras. Arjuna dan Doni terbelalak mendengar pintu kamar tertutup kencang dan buku tebal yang menimpa kedua sahabatnya secara bersamaan.
Key terlonjak kaget dan langsung terduduk begitu saja, "Allahu Akbar,"
Sontak hal itu membuat Arjuna dan Doni tertawa terbahak-bahak melihat Key yang terduduk manis dengan wajah cengo.
"Siapa yang lemparin buku kearah gue?"
Key menatap tajam kearah Arjuna dan Doni, tapi mereka malah asik tertawa. Keynan melihat tangan keduanya memegang stik PS, itu artinya bukan mereka pelakunya.
Key melirik tajam kearah Satria yang masih tertidur pulas. Buku tebal itu menutupi wajahnya.
Pasti ulah si kadal, geram Key dalam hati. Cowok itu menendang Satria kearah samping hingga terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA ACHA (PUBLISH ULANG)
Teen FictionPLAGIAT DILARANG MENDEKAT 📌 (Follow sebelum membaca) -Revisi- Acha, gadis cupu yang berhasil menginjakkan kakinya bersekolah di salah satu sekolah elit Jakarta dengan mudah. Kacamata tebal, gigi sedikit monyong, kulit coklat sawo matang, tak lupa j...