IX

13 2 0
                                    

"Selamat pagi sayang"

Baru saja Clara membuka pintu, ia sudah mendapati seorang Davin yang sedang tersenyum manis menatapnya.

"Apaan sih lo" Clara memukul dada Davin lalu berjalan mendahuluinya.

Davin menahan tangannya. "Ett, mau kemana?"

Clara menoleh menatap wajah tampan Davin. "Sekolah lah, gimana sih lo"

"Bolos yuk yang"

Dahi Clara mengkerut. "Kemana?"

"Dirumah lo aja"

"Gila. Gak! Ayo berangkat" tolak Clara lalu kembali berjalan menuju mobil Davin.

Davin menghela nafas lalu berjalan kearah Clara yang sedang berdiri didepan pintu mobil. Davin mendekatkan tubuhnya, memepet tubuh gadis tersebut membuat Clara membeku.

Davin berbisik disamping telinga Clara, "Gak jadi gw nganuin lo" setelah mengatakan itu Davin berjalan menuju pintu kemudi.

Clara membeku, masih diam setelah mendengar Davin berkata seperti itu. Apa yang dimaksud Davin? Apa jika ia membiarkan mereka berada dirumahnya, Clara akan diperlakukan sesuatu oleh Davin?

TIIINN!!!

Bunyi klakson mobil mengangetkan Clara dan setelah nya terdengar teriakan dari dalam mobil. Sesaat sudah sadar Clara langsung masuk kedalam mobil.

"Davin," panggil Clara memecah keheningan. Ada sesuatu yang mengganjal dipikiran dan hatinya.

Davin menoleh. "Kenapa?"

"Stevan... "

"Lo gak usah takut. Gw bakal ngabisin dia"

Clara menggeleng cepat. "Gak perlu Vin, gw gak mau lo kena masalah. Lagipula gw cuma gak mau liat muka dia aja"

Davin memberentikan mobilnya, menoleh kearah sang gadis dan mengelus kepalanya lembut. "Clara," panggilnya lembut. Clara mendongak menatap manik Davin lekat. Pria tersebut mendekatkan wajahnya kearah Clara lalu mengecup bibir sang gadis. Mata Clara terpejam dan kemudian terbuka saat Davin menjauhkan wajahnya.

"Jangan pernah deket sama Stevan lagi" ucapnya tegas, Clara mengangguk cepat. Mata Davin tertuju kearah leher Clara yang terdapat bekas ciuman Stevan.

Davin mengertakan giginya kesal, harusnya dirinya yang membuat itu bukan Stevan. Sial!

Tangan nya meraih beberapa helai rambut Clara untuk menutup bekas tersebut. Untung saja itu cukup kedalam tidak terlalu di depan. Tapi jika rambut Clara tidak menghalangi nya, itu akan tetap terlihat dengan jelas.

Clara hanya memerhatikan Davin, menatap pria itu dengan lekat.

"Jaga posisi rambut lo. Kalo ada yang liat, bilang aja gw yang ngelakuin, okay?"

Pipi Clara memanas. Untuk apa Davin berkata seperti itu? Itu sangat tidak berguna!

"Lo apaan sih? Gila!" Clara mendorong Davin lalu beranjak turun dari mobil tanpa menghiraukannya.

"Clara!" panggil seseorang membuatnya menoleh. Disaat dirinya menoleh, ternyata yang memanggilnya adalah pria brengsek yang pernah mencumbuinya. Stevan.

Clara berlari kearah kelasnya saat Stevan berjalan mendekatinya. Davin pun seperti itu. Bahkan rasanya Clara ingin musnah dari sini.

Sial! Tangan nya kini sudah dicekal oleh Stevan sesaat ia masuk kedalam kelasnya. Kepalanya ia longoskan kedalam kelas, memberi kode kepada Lauren agar menolongnya.

Mate Nobody KnowsWhere stories live. Discover now