2. semalaman sama haechan

7.6K 553 77
                                    

"Chan, ga mau balik?" tanya Renjun yang lagi ngeringin rambutnya abis mandi.

"males, ah. rumah lagi kosong, kak Changbin nginap di rumah kak Felix."

"Jadi kamu mau nginap di sini semalam apa ke rumah Jeno?"

"Nginep di sini aja, Njun. Bajuku masih kamu simpan, kan?" tanya Haechan yang segera menuju kamar mandi.

"Iya, ambil aja di lemari. Banyak banget bajumu yang ditinggal, kayak rumah sendiri aja."

Haechan terkekeh pelan sembari mengambil baju ganti di lemari Renjun. lalu mendekatkan dirinya pada tubuh mungil sahabatnya itu untuk mengusak rambut halusnya.

"Kan latian ngurus pakaian suami biar pas kita nikah kamunya ga kerepotan," ucapan Haechan tersebut diakhiri dengan pekikan rasa nyeri akibat cubitan renjun pada perutnya.

"Sayanggg, kenapa aku dicubit?!"

"Sayang sayang matamu. sana cepetan mandi. bau banget."

"Dih, galak banget si sama calon suami sendiri. Awas karma."

"CHAAANNN!"

"Njunnn, kamu jangan teriak mulu, ah. Tetangga denger nanti ngirain aku  apa-apain kamu."

"Bodo amat, kalo bisa kamu diseret keluar dari sini. Buruan mandi!"

Haechan menggantungkan handuk di lehernya kemudian menangkup kedua pipi Renjun dengan gemas.

"Kamu gemesin banget, sih. Sudah umur dewasa gini masih imut, kamu pengen banget aku halalin ya?"

Renjun cuma diam, dia antara sanggup gak sanggup natap Haechan yang saat ini memandang ke arah bibirnya dengan intens.

[ sumpah ga kuat ]

"Aku mandi dulu." Ujar Haechan setelah berdebat dalam hatinya untuk mencium Renjun saat itu juga atau menundanya.

"Iya, sana mandi. Aku mau buat makanan dulu nanti kita nobar film." Renjun segera menggantungkan handuknya di jajaran belakang pintu kamarnya dan beranjak ke arah dapur di lantai bawah.

"Njun." Panggilan Haechan membuat Renjun membalikkan tubuhnya untuk melihat pemuda itu.

"Nanti cium, ya?" Tanyanya dengan santai.

Renjun hanya memutar kedua bola matanya dengan malas dan langsung menuju dapur.

[ kenapa ga tadi aja, sih, ciumnya?!! ]


[ kenapa ga tadi aja, sih, ciumnya?!! ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Renjun dan Haechan duduk bersandar pada headboard sambil menonton koleksi music video NCT127 milik Renjun. Katanya lagi gak mood nonton film, jadi menyegarkan mata dengan melihat yang bening-bening.

"Kamu gak bosan nonton mereka terus?" tanya Haechan.

"Nggak, mereka enak dipandang. Gak kayak kamu, bawannya pengen aku buan aja rasanya."

"Galak banget, sih. Aku juga enak dipandang sebagai pendamping hidupmu nanti."

"Dih, ngimpi banget."

Haechan tersenyum kecil lalu meraih remot untuk mematikan tv di depannya.

"Kok dimatiin, sih, Chan?! Nyalain!"

"Aku maunya cuddle," ujar Haechan sambil memeluk tubuh mungil Renjun, membawa tubuh mereka untuk berbaring dan agar Haechan bisa menguasai atas pemuda mungil itu.

Haechan begitu menyukai aroma tubuh lelaki dalam peluknya ini, harumnya seperti bayi dan dapat membuat Haechan ketagihan untuk mengendusnya berlama-lama.

"Njun..."

Salah satu tangan Haechan mulai menjulur melewati piyama yang Renjun kenakan. Mengelus dan merasakan lembut kulit sang pujaan hati, secara perlahan melepaskan satu persatu kancing piyama tersebut.

Bibir sang dominan mulai mengecup rahang menuju leher si submisif. Sedikit demi sedikit menyesap dan menggigit kecil kulit lembut tersebut

"Njun..."

"h-hng?" gumam Renjun yang melirik ke arah Haechan yang menunda sebentar aksinya.

Haechan menyamakan wajahnya dengan Renjun, menyugar surai halus
Renjun. Jari telunjuknya turun menuju kedua belah bibir Renjun, mengelus dan memainkannya dengan pelan.

"Njun, mau cium."

Renjun dengan sigap mengalungkan kedua lengannya di leher Haechan, menarik sang dominan untuk semakin mendekat.

[ mending diselesaikan sekarang, keburu engas ]

CUP

Renjun memulai dengan kecupan kecil yang bertahan beberapa detik karena Haechan langsung melumat bibir tipisnya, memaksa masuk dengan menggigit kecil bibir bawah Renjun.

Mengabsen segala inchi rongga mulut sang pujaan hati seakan takut melewati barang sedikitpun. Tangan kanannya bermain ria pada perut mulus Renjun, sedangkan yang kiri mengelus lembut tonjolan kecil di sana, sesekali menekan dan membuahkan hasil suara desahan erotis Renjun yang semakin membuat Haechan hilang kendali.

Haechan menurunkan ciumannya ke arah leher lalu beralih ke dada Renjun, membunyikan suara kecupan dan menyisakan bekas gigitan yang memerah atau berubah ungu nantinya. Lalu, ia kembali meminta ciuman pada Renjun, berpegangan tangan padanya membuat hasrat semakin membuncah.

Salah satu tangan Renjun menyugar rambut Haechan, sensasi tarikan rambut itu membuat sang dominan semakin ganas mencumbunya.

"Chan.. aghh..., u-udah dulu..."

Dengan berat hati Haechan menyudahi kegiatannya di atas sana. Mengancing kembali piyama Renjun dan memeluk tubuh mungil tersebut. Mencari posisi yang nyaman untuk menyandarkan kepala Renjun pada bidang dadanya.

"Njun," panggil Haechan.

"sweet dream." Tutupnya lalu menyelam dalam tidur.

[ bangsat, hampir kelepasan ] - haechan

"u too, Chan." Renjun menyusul.

renjun in love | renhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang