Anak Babi (2)

1.1K 141 2
                                    

"Selamat, Bro. Lomba selanjutnya kapan?" gue duduk di pinggiran sofa yang dia tiduri. Tadi sore gue dapat kabar dari langit kalau Lutpan habis menang lomba se-kecamatan. Kalau gak salah lomba balap karung.

Dia membuka matanya perlahan. "Kepo lu, men."

Dasar saudara gak tahu diuntung. Udah capek-capek dikasih perhatian, masih aja kurang ajar.

"Anggep gue gak pernah ngomong," kata gue sembari mendengus pelan. "Tokek belang," maki gue sebagai tambahan.

"Kucing garong diem aja kan enak," balasnya sembari menguap. "Gue laper."

Yes, kata lain dari 'ambilin gue makan'.

"Di dapur ada telur goreng," kata gue, pura-pura gak peka.

Hening. Sama sekali gak ada jawaban dari mulutnya. Sampai…"Dim," dia manggil gue dengan nada serius.

"Apa apa?" balas gue sewot.

"Hm….can I.….kiss you? For a sec," katanya, perlahan bangkit dan menatap gue dalam.

Tuh anak babi, gue gak ngerti dah dia ngomong apaan. "Kiss, palalu. Kalau musim kawin, harusnya lu ke hutan. Habitat asli lu," balas gue sembari kabur ke kamar gue.

"Lu pikir gue burung onta?!" satu, dua, tiga bantal melayang dan mengenai kepala gue telak.

Burung onta? Yak, tinggi Lutpan gak memenuhi syarat jadi burung onta. Mau diapa-apain juga dia kelihatan seperti keturunan babi tulen. Ngok. Tinggal tambahin lilin, jadi deh pilihan karir=ngepet.

"Ayo, Dim. Sekali----"

Gue keburu pergi saat dia belum selesai dengan ucapannya.

Bisa gila gue kalau ngomong lama-lama sama dia.

###

bersambung.

CringeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang