My Gay Boyfriend
Bagian Enam
Punishment***
Cewe itu menempelkan kepalanya dimeja belajarnya dengan malas. Ia membayangkan seminggu kedepan yang tampak berat untuknya, dimana pun berada ia selalu menemui sahabatnya itu. Bahkan sekarang harus dihukum secara bersamaan.
"WOY!" Teriak cowo yang mendekati wajahnya sambil mencolek-colek pipinya yang kenyal itu, sudah berkali-kali cowo itu berteriak tapi tak ada sedikitpun respon.
Akhirnya ia berinisiatif membacakan doa kedalam air kemudian memasukkan ke mulutnya, lalu menyemburkan ke arah cewe yang seperti tidak bernyawa itu.
Byur!!
"UJANN!" Ia terlonjak bangun dari posisinya, mengelap mukanya yang terkena semburan. Arse tertawa puas melihat reaksi adik satu-satunya itu.
"MAS ARS NGAPAIN SIH?!" Adora berteriak memukul bahu Arse yang tadinya tertawa ia langsung meringis kesakitan. Adora kembali duduk, mengehela nafas panjang
"Lagian kamu tuh kenapa? Bengong aja Mas panggil" ucap Arse menyandarkan setengah badan ditembok dekat meja belajar Adora seraya melipat kedua tangan didada
"Lagi kesel"
"Ya, kenapa?"
"Lagi kesel banget, galau banget, marah banget, tapi gatau harus gimana"
"Ya kan mas nanya kenapa bisa begitu bukan nanya perasaan kamu"
"Hmmm.. Coba mas tebak deh." mendengar jawaban adiknya itu Arse memutarkan kedua matanya, jelas dia tidak tau bagaimana adiknya itu kesal. makanya dia nanya sekarang tapi malah disuruh tebak. Dimana otak seorang Adora:(
"Auah males." Arse memutar balik badannya, hendak pergi keluar kamar Adora tapi tangannya ditahan.
"Apa lagi?"
"Tebak dulu" Arse mengusap mukanya frustasi, sekarang ia berpikir kenapa Tuhan memberikan adik perempuan. Yang ada diisi kepalanya jawaban yang tepat hanya supaya Arse melatih kesabaran agar suatu saat nanti ia bisa lebih sabar terhadap calon istrinya. Mungkin(?)
"Yaudah.. lagi berantem?" Adora menganggukan kepalanya, bola matanya terlihat membesar seperti ada harapan Arse bisa menebak semuanya.
"Trus?" Sambung Adora
"Kalo tebakan mas bener dapet apa?"
"Dapet pelukkan dari aku. Ehehehehe" Arse menaikkan sebelah sudut bibirnya, menunjukkan ekspresi terlihat jijik. Memang sebetulnya annoying jawabannya.
"Kalo gitu mas gausah jawab, mau pergi aja" jawab Arse hendak ingin pergi keluar kamar Adora lagi, tapi kali ini hasilnya tetap nihil. Adora menarik tangannya agar tidak pergi, ia mau Arse menjawab semua teka-teki (menurut Adora) yang kakaknya harus tau.
Arse menggelengkan kepalanya pelan, bertahun-tahun ia tidak percaya kalo masih dapat bertahan tinggal bersama adiknya yang selalu membahas hal yang tidak penting.
Arse pikir jika suatu saat adiknya itu mempunyai pacar, mungkin ia akan bertanya 'kok lo bisa bertahan sejauh ini bro?' dengan ekspresi yang serius.
"Mas harus jawab."
"Iya adikku yang gemay!" Arse mengacak ujung rambut Adora karena gemas, mungkin kalo jiwa phsyco Arse kumat adiknya bakal dijedotin kali. *G deng kidding*
"Berantem sama Deya?"
"Salah"
"Jovan?"
"Hmmm..."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Gay Boyfriend
Romance"Ini bukan tentang dia yang berubah, tapi perasaanku padanya ikut hanyut kedalam perubahan. Apa dia merasakan hal yang sama setelah kita melalui semua bersama?" - Adora Julia Richardson "Memang terdengar sangat lucu, dia satu-satunya wanita yang ber...