Chanwoo memasuki rumah saat jam menunjukkan pukul sepuluh malam. Rupanya kedua orangtuanya belum tidur, begitu juga dengan sang kakak Kim Jinhwan.
"Wah anak mamah baru pulang?" Sang ibu, ibu Kim bangkit kemudian membantu Chanwoo untuk melepaskan tas punggungnya.
"Bawa apa kamu, Chan?" Ayah Jung ikut bangkit melihat tentengan yang dibawa Chanwoo. Dua kotak martabak asin, Jinhwan yang melihat itu juga langsung kegirangan. Ayah Jung dan Jinhwan kini sudah kembali duduk di karpet, menonton acara komedi dengan martabak di depan mereka.
"Capek ya? Mau mandi?" Ibu Kim menawarkan namun Chanwoo menggeleng sambil tersenyum.
"Chanu udah mandi tadi di apartemen habis main. Terus Chanu pulang aja ke rumah. Udah lama ngga pulang." Chanwoo mendudukkan dirinya di sofa, tepat di belakang Jinhwan dan Ayah Jung yang masih setia menonton acara komedi.
"Nah itu tau kalo ngga pernah pulang." Sindiran meluncur dari bibir ayah Jung membuat Chanwoo tertawa.
"Chanu udah punya pacar, Yah... tinggal di satu gedung apartemen pula. Gimana ngga betah?" Jinhwan mengkompori, sontak Chanwoo langsung memukul kakaknya itu dengan bantal sofa.
"Loh? Kamu udah jadian sama gebetanmu itu?" Ibu Kim bertanya tertarik, sedangkan ayah Jung langsung menghentikan kunyahannya.
"Kamu tinggal berdua sama pacaramu?!" Nada bicara lelaki paruh baya itu naik, Chanwoo langsung menggeleng panik.
"Engga ya ampun! Kita cuma satu gedung doang! Sumpah deh!" Chanwoo membentuk jemarinya untuk bersumpah, ayah Jung langsung lega kemudian menyandarkan tubuhnya pada kaki ibu Kim.
Ibu Kim menatap Chanwoo penuh arti kemudian membelai dahi Chanwoo yang berkeringat, Chanwoo tersenyum menatap ibu angkatnya itu. Bagaimana pun, ibu Kim sangat menyayangi Chanwoo seperti anaknya sendiri. Ia tidak pernah membedakan Chanwoo maupun Jinhwan.
"Terus gimana Jogja kemarin? Lancar juga?" Kini giliran Jinhwan yang bertanya menggoda, Chanwoo tersenyum kemudian menggangguk penuh arti yang akhirnya diikuti sorakan ibu Kim, ayah Jung dan juga Jinhwan sendiri.
"Udah cepetan disah-in! Dia anak mana? Bapak ibunya kerja apa?" Ayah Jung membuka pertanyaan tertarik. Chanwoo tersenyum membayangkanmu sambil menggaruk belakang kepalanya.
"Dia anak Gading sih, Yah. Bapaknya kaya pengacara gitu, terus ibunya kaya pengusaha bakery. Ceweknya Chanwoo juga masih kuliah kok. Masih semester dua, mahasiswa Chanwoo sendiri." Chanwoo tersenyum karena malu, Jinhwan yang melihat itu ikut tersenyum bahagia karena melihat adiknya yang sangat senang sekarang ini.
"Bagus dong. Kayanya keluarganya baik tuh. Dia juga baik kan?" Jinhwan memastikan karena tidak ingin Chanwoo akan disakiti. Chanwoo langsung mengangguk pasti.
"Dia baik. Chanu suka kalau Chanu lagi susah, dia selalu punya kalimat yang bikin Chanu jadi nyaman. Intinya dia dewasa sih, terus juga Chanu suka banget jahilin dia hehehe." Chanwoo tertawa geli membayangkan ekspresi kesalmu, ibu Kim tersenyum bangga melihat anaknya yang sudah tumbuh dewasa.
"Kamu sendiri gimana? Mamah udah ngga sabar buat punya cucu loh. Udah sreg belum sama dia?" Ibu Kim bertanya jahil. Chanwoo langsung memerah padam sampai ke ujung telinganya membuat Ayah Jung ikut tertawa.
"Chanu sih sreg, mah. Banget. Tapi ngga tau dia gimana, toh juga masih muda anaknya." Chanwoo menghembuskan nafasnya sedikit kecewa. Jujur ia sangat ingin hidup berdua denganmu, setiap pagi menatap wajah polosmu yang masih tertidur, memelukmu, memiliki anak, menghabiskan sisa hidupnya bersamamu, itu bukan ide yang buruk.
"Coba aja di ajak ngobrol. Kira-kira mau ngga kalau nikah muda? Kalau udah fix mau, ntar di lamar beneran. Gue bantu deh, lamar aja di cafe gue. Gue kasih dekorasi romantis biar makin bucin!" Jinhwan bersemangat, sedangkan Chanwoo menatap khawatir pada Jinhwan.
"Lu gimana? Lu lebih tua dari gue, masa gue duluan yang nikah?"
Jinhwan tertawa mendengar penuturan Chanwoo sambil menggelengkan kepalanya, "gue selow kok. Gue masih jalan santai sama gebetan gue. Lagian gue juga mau buka cabang cafe di Semarang, nanti gue mau ajak dia kesana sekalian mau gue pepet lagi. Selow, lu duluan aja. Gue masih sibuk bisnis."
Chanwoo tersenyum, Jinhwan langsung mengacak rambut Chanwoo dengan gemas.
"Tuh kakakmu udah ngasih lampu ijo. Besok coba di omongin sama dia. Kira-kira mau ngga nikah sambil kuliah? Kalo deal, nanti di lamar di cafenya Kakakmu." Ibu Kim masih menata helaian rambut Chanwoo, sedangkan lelaki itu menggigit bibir bawahnya ragu.
"Tapi kalau dipikir-pikir, kita deket tuh singkat banget, Mah. Cuma sekitar lima bulan habis itu kita jadian. Ini aja tadi Chanwoo habis beli lampu meja sama dia, ini kencan pertama habis jadian. Apa ngga kecepetan?" Chanwoo bertanya ragu. Ayah Jung justru tertawa kencang.
"Papah sama Mamahmu dulu kenal cuma satu bulan habis itu nikah. Ngga inget ya kamu? Kamu sampe kaget sendiri pas masih kecil? Hahaha... nyatanya sekarang Papah sama Mamah bisa bereng sampai tua, sampai kamu sama Kakak udah kerja mapan kaya gini. Ngga usah khawatir, apa lagi kamu bilang kalau cewek kamu tuh dewasa, dia pasti bisa diajakin ngomong serius kok. Yakin aja! Masa anak Papah gini aja takut sih?"
Ayah Jung menepuk paha Chanwoo meyakinkan. Yah mungkin Chanwoo harus melangkah terlebih dahulu, siapa tau kamu mau ikut melangkah.
Jinhwan menatap Chanwoo penuh arti, ia begitu bahagia saat ini melihat sang adik yang sudah menemukan belahan hatinya. Jinhwan begitu lega.
.
.
.Gimana nih gengs enaknya? Nikah ngga? 🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
You're my Totemism • Chanwoo iKON✔
Romance"I never thought I'd fall in love with you. If I have to, I don't mind being with you forever."