#22 Impian & Perempuan

35 4 0
                                    

Benua menyeru para pemainnya untuk menggerombol membentuk lingkaran.

“Siapa yang berani ambil penalti?” ucap Benua.

Seluruh pemain sempat bungkam dengan kalimat yang terlontar dari mulut Benua. Ini adalah masalah mental pemain yang diuji.

“Saya Coach,” sahut Barra.

“Siapa lagi? Davan berani ambil?”

“Berani Coach,” jawab Barra.

Setelah mendengar jawaban dari Davan, Azka memberanikan diri untuk mengambil tendangan ini. “Saya Coach,” ucapnya.

“Oke udah dapat 3 tiga pemain, yang berani ambil tos-tosan siapa?” tanya Benua.

Seluruh pemain kembali bungkam. Sebelum akhirnya Artha mengajukan dirinya sendiri, “saya Coach.”

“Oke bagus Tha, saya harap keempat pemain ini bisa memaksimalkan kesempatan yang ada, saya percaya pada kalian, semangat! YOK BISA YOK!!” seru Benua.

Peluit telah berbunyi. Menandakan babak adu penalti akan segera dimulai. Para pemain kembali ke dalam lapangan. Berjejer di area garis tengah sembari rangkulan.

Bola pertama untuk tim Pasifik. Salah satu pemainnya menuju ke arah circle dan menerima bola dari wasit. Di gawang telah berdiri tegak sang penjaga gawang Atlantik, Fatur.

Bola langsung ditendang oleh pemain Pasifik usai mendengar peluit. Bola diarahkan ke sudut gawang hingga tidak dapat dijangkau oleh Fatur. Gol untuk Pasifik.

Suara di tribun pun gemuruh. Namun, tidak mematahkan mental dari Davan yang mengambil tendangan penalti pertama untuk Atlantik. Davan pun mampu menyelesaikan tugasnya untuk membobol gawang Pasifik. Skor 1-1 di babak adu penalti.

“Eh mantan siapa tuh yang cetak gol?” ucap Avila sembari cekikikan.

“Ih apaan sih Vil, gue kesini mau nonton Artha ya, bukan Davan,” sahut Sayla dengan wajah jutek.

“Iya deh, btw Gavin ngambil penalti enggak ya?” ujar Avila.

“Enggak tau lah, tapi kayaknya Artha bakal nendang nih,” jawab Sayla.

“Hus.. berisik kalian tuh ya, mending nonton aja enggak usah komentar,” seru Liora.

“Iya deh yang ngeliatin Nouva mulu,” ketus Avila.

***

Tendangan kedua dari tim Pasifik juga mampu menembus jala gawang. Bola masuk, skor pun berubah menjadi 2-1 untuk keunggulan Pasifik.

Algojo berikutnya dari Atlantik, Azka. Dengan kepercayaan diri yang tinggi Azka berjalan ke titik penalti. Menerima bola dari wasit dan menatanya sendiri di titik yang telah ditentukan. Peluit berbunyi. Azka mengambil ancang-ancang.

Ditembaknya bola itu dengan keras. Namun, bola hanya membentur tiang gawang sebelah kiri. Tidak Gol!

Azka tidak mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Membuat para pemain Pasifik kegirangan, seolah-olah mereka memastikan juara.

Suporter Pasifik pun juga telah berteriak dan menyanyikan lagu Champione Champione Ole Ole Ole. Sementara itu, para Atlanters yang hadir di tribun hanya bisa berharap-harap cemas.

Tendangan ketiga untuk tim Pasifik. Jika tendangan ini berhasil masuk, secara otomatis SMA Pasifik akan keluar sebagai juara. Namun jika gagal masuk, masih ada secercah harapan untuk SMA Atlantik menjadi juara.

Sebelumnya Barra menghampiri Fatur. “Tur, gue yakin lo bisa menepis tendangan ini, ini saatnya kita juara Tur, fokus ya! Gue percaya sama lo,” seru Barra kepada Fatur.

Artha : Ksatria Penawar LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang