worm zone

58 5 0
                                    

"Ra?"

"Hmmm?" gumam Ara.

"Ara?"

Panggilan Deon yang kedua kali diabaikan. Ara masih serius berkutat dengan buku catatannya. Bibir mungilnya komat-kamit melafalkan hafalannya. Sesekali juga keningnya berkerut saat melihat catatannya yang rumit.

"Mabar cacing, yuk, Ra?"

Kali ini Deon menjatuhkan pipi kanannya di atas meja. Wajahnya lesu.  Kini ia berhadapan langsung dengan catatan tebal milik Ara. Deon membunuh penatnya dengan menyisir ujung kertas catatan Ara menggunakan jari. Namun, kelakuannya itu ditatap sinis oleh Ara.

"Jangan gangguin, Deon. Gue jadi nggak konsen."

"Mabar cacing dulu, Ra. Sekaliiii aja?" rengek Deon sambil menampakkan wajahnya yang ditekuk.

"Main sendiri aja, sih. Kalo nilai gue bagus juga lo yang untung. Nanti gue kasih tau jawabannya. Kuis Pak Theo lo besok, kan?"

"Iya... iyaaa."

Tidak ada harapan untuk Deon. Kali ini, battle permainan worm zone dengan Ara ditolak mentah-mentah. Padahal, biasanya Ara semangat karena Deon selalu kalah, dan gadis itu meminta imbalan atas kemenangannya.

Tanpa peduli, Deon menarik tangan kanan Ara yang ada di sampingnya, meletakkan tangan gadis itu di bawah pipi, lalu tertidur pulas di atas meja.

🍕

Padahal, gue cuma mau ngeliat lo ngetawain gue kalah main cacing, Ra.

🍕

[Author's note]

Hah? Mabar worm zone? Panjang-panjangan cacing gitu?

Kasian juga si Deon, sebegitu pengennya liat Ara ketawa.

TNS [4] : Arandeon✔Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz