05

69 30 0
                                    


"Hyebinnnnn" panggil Jungkook agak berteriak dari belakang.

Hyebin memutar bola matanya malas. Dengan mendengus, ia berbalik ke belakang. Menatap Jungkook yang kewalahan membawa 2 es krim.

"Ah, jinjja?!!" teriak Hyebin kesal begitu Jungkook memberinya 1 dari 2 es krim yang ia beli.

"Wae??" tanya Jungkook sembari menjilati es krim cokelatnya dengan satu tangan dan tangan lainnya menyodorkan es krim pada Hyebin. "Aku sudah baik-baik memberimu es krim.. Tapi kau marah dan marah lagi. Apa salahku?" protesnya.

Hyebin mendengus sebal. Dalam lubuk hatinya, ia tahu bahwa merasa aneh kenapa hanya pada Jungkook ia seperti ini.

"Ambil, Hyebin-ah" ujar Jungkook seolah sudah dekat dengan Hyebin. Sementara gadis itu berdecih. "Hyebin-aahh" panggil Jungkook merengek.

Ya, tidak seperti biasanya Hyebin akan langsung menerima kalau seseorang sudah merengek seperti itu. Namun kali ini tidak. Hyebin bisa menolak rengekan Jungkook.

"Yyak, Jungkook-ssi!" panggil Hyebin agak berteriak karena Jungkook sudah duduk di bangku taman itu.

Lagi-lagi Hyebin mendengus sebal dan menyusul Jungkook untuk duduk.

"Wae?" tanya Jungkook datar sembari masih fokus ke es krimnya.

"Pertama, tidak usah sok akrab denganku.. Kedua, aku tidak suka sesuatu yang dingin apalagi es krim!! Ketiga.. kenapa kau harus memilih taman untuk hangout kita?! Keempat, jika kau ingin memberiku es krim, jangan rasa cokelat! Belilah rasa vanila.." Hyebin menoleh  menatap Jungkook yang seolah lelaki itu tak mendengarkannya. "Karena terkadang aku menyukai es krim" lanjut Hyebin dengan suara yang kecil. Tak seperti tadi. Berteriak-teriak.

Jungkook menghela napas. "Kau mau es krimnya atau tidak?"

Hyebin menatap sebal Jungkook. Lalu pandangannya beralih agar tidak menatap lelaki itu.

"Yasudah es krim ini untukku" ujar Jungkook menyimpulkan.

"Kenapa dia sangat sangat SANGAT menyebalkan?!!!" batin Hyebin dalam benaknya.

Tunggu. Sesuatu.. menga.. mengalir keluar dari hidung Hyebin. MWO?!

"Aish, darah ini keluar di saat ya g tidak tepat!!! Ah wae??" batin Hyebin sembari menutupi hidungnya dengan telapak tangannya agar Jungkook tidak tahu. Lagi pula apa lelaki itu akan peduli?

Namun, perkiraan Hyebin salah. Jungkook menoleh ke arahnya lalu menatapnya bingung. "G.. gwaenchana?" tanyanya.

Hyebin mengangguk-angguk lalu berdiri dan berlari kecil untuk menemukan tempat yang aman agar dia bisa menyeka darahnya tanpa dilihat Jungkook. Entahlah. Hyebin tidak ingin dilihat lemah oleh Jungkook. Tidak hanya Jungkook. Oleh siapapun itu.

"Ah, tempat yang bagus" bisik Hyebin pada dirinya sendiri saat sudah menemukan tempat yang cukup aman untuk bersembunyi.

Gadis itu membuka resleting tas-nya lalu mencari-cari sesuatu.

"Dimana itu??" batin Hyebin.

Beberapa saat kemudian ia diam sejenak lalu menepuk jidatnya.

"Aku lupa membawa tissue" batin Hyebin dengan tangan yang masih menutupi hidungnya.

"Ah wae??" kesal Hyebin pada dirinya sendiri.

"Yyak, pakailah ini. Untukmu" tiba-tiba seseorang datang dari belakang Hyebin dengan tissue yang diberikan untuknya.

Jungkook. Ia mengalihkan pandangan agar tidak bertatap muka dengan Hyebin.

"Ambil. Aku tahu kau mimisan" ucap Jungkook.

Memory In The Rain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang