45. Epilog

5.1K 138 9
                                    

Hari H
Di kamar

"Nduk, sudah siap?" Ucap bapak
Elma berdiri lalu memeluk bapaknya.

"Pak, terimakasih banyak selama ini telah membimbing Elma" ucap Elma menitikkan air mata.

"Iya, sudah kewajiban bapak, jangan nangis Nduk,luntur nanti make upmu, o ya pesen bapak jadilah istri shalihah dan tanggung jawab bapak akan berpindah pada suamimu, berbaktilah padanya" ucap bapak sambil mengelus puncak kepala Elma.
Bapak dan anak itupun memang sangat akrab, bahkan lebih akrab dari  ibunya.

"Mas pengantin pria dan penghulu sudah siap" ucap om Anto pada bapak.

" O ya sebentar " ucap bapak dan memberi kode untuk pamit pada Elma dan istrinya.

"Bismillah ya nak, kita tunggu disini sampai selesai akad" ucap Ibu menenangkan.

Sebelum akad maka pengantin pria dan wanita ditempat terpisah karna belum halal

"Saya terima nikah dan kawinnya Elma Fitra Maharani binti Muh. Zainuri dengan mas kawin tersebut dibayar tunai" ucap Rangga lantang.
"Sah...." Ucap para saksi serentak.

Elma keluar dari kamar dengan gaun putih, ia tampak amat cantik dan anggun didampingi oleh adik dan ibunya.

Ketika mata saling bertemu mereka bersitatap dan tersipu.

Elma lalu mencium tangan lelaki gagah di depannya yang telah sah menjadi suaminya, yaitu Rangga.
Rangga tak berani mencium kening Elma, mungkin masih agak canggung dan tentu tak terbiasa.

Beberapa saat kemudian mempelai pria dan wanita ganti baju untuk resepsi acara resepsi dengan sangkur pora (prosesi upacara dalam pernikahan Bintara TNI).

Rangga dan Elma keluar ruangan bergandeng tangan memasuki karpet dan melewati satu per satu sangkur pora dengan alunan musik khas TNI, acara ini adalah perkenalan kepada mempelai wanita bahwa ia akan memasuki kehidupan bersama TNI, kemudian dilanjutkan dengan pembentukan formasi  sangkur seperti payung diatas kedua mempelai oleh semua tim sangkur pora, di akhir dilakukan penyerahan baju Persit secara simbolis oleh ibu persit beserta lencananya, menandakan Elma telah resmi menjadi bagian dari Persit (Persatuan Istri Tentara *TNI AD).

Elma dan Rangga duduk di pelaminan dan menyalami tamu satu per satu termasuk Febri yang baru saja dilantik menjadi Letda ( letnan Dua) dan ada juga Maya dan kekasihnya (Azra) yang sebentar lagi akan tunangan.
"Selamat ya bang, El, semoga sakinah mawadah warohmah " ucap Azra mengalami Rangga dan menangkupkan kedua tangannya di depan dada kepada Elma.

"Terimakasih " ucap sepasang pengantin dengan senyuman.

"Mbak Elmaku, selamat menempuh hidup baru ya, jangan lupa kasih Keponakan yang banyak" ucap Maya dengan candanya sambil memeluk sahabatnya yang sudah dianggap kakaknya itu.

"Siap dek" jawab Rangga.

"Jangan aneh-aneh kamu mau jadi bidan ku pas lahiran!" ucap Elma agak lirih namun tetap mode galak dan juga mencubit Rangga yang menahan tawa dengan tingkah Elma.

"Ehem, antrian panjang " ucap Febri yang telah menunggu beberapa waktu.

"Selamat ya Bang, Elma, pesenku sama kayak Maya" ucap Febri nyengir yang membuat Elma dan Rangga bersitatap lalu Elma melotot pada febri.

Acara berjalan lancar, tak lupa Aidan dan istrinya juga datang untuk memberikan doa, meskipun tanpa Angga.

Menjelang Senja

Elma menatap langit lewat jendela kamarnya, melihat pesawat yang terbang semakin tinggi.

"dia baik-baik aja dek disana" ucap Rangga di belakang Elma yang sontak membuatnya kaget dan menoleh.

"Eh kak, ngagetin aja" balas Elma

"Jangan panggil kak, yang romantis dikit lah" balas Rangga menuntut.

"Hehe, kebiasaan, yaudah mas boleh kan ?" Ucap Elma.

"Iya boleh" jawab Rangga dengan senyum manisnya.

Setelah Elma menatap langit pelan-pelan Rangga memeluk istrinya dari belakang sambil tersenyum.

"Eh.. mas tuh kebiasaan ngagetin " ucap Elma.

"Maaf ya mas, bukan maksudku mengingat dia" lanjut Elma lalu membalikkan badan membuat pelukan Rangga terlepas perlahan.
Meski begitu, tampak detak jantungnya lebih cepat dan nafas Rangga terdengar apalagi dengan bau parfum maskulin yang khas.

'duh bisa-bisa serangan jantung nih kalau  begini' batin Elma.

"Iya gapapa, mas paham.. bagaimanapun  dia punya tempat tersendiri buat kamu" ucap Rangga lembut sambil mengusap puncak kepala Elma.

"(Mengangguk lalu menatap manik mata Rangga),Mas? ingetin aku jika khilaf dan bimbing aku, percayalah mas hatiku untukmu" ucap Elma lalu memeluk suaminya begitupun sebaliknya.

Mereka tampak bahagia menikmati senja dari jendela dan saling bercerita mengenai kekonyolan yang pernah mereka lakukan saat awal pertemuan.

*Nduk : panggilan Jawa untuk anak perempuan
.
.
.

--------Tamat----------

______________________________________

Oya yg kepo sama author juga boleh
Bisa di :
IG: emymifta
FB: Emy Miftakhul Janah

Jangan lupa follow ya, DM aja nnti di folback😊

Teruntuk Kostradku (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang