-proses RITUAL yang ANEH!!-
Aku, ibu, dan pak Parto memilih untuk tidak tidur terlebih dahulu, dan menunggu hingga tepat pada pukul 00.00 malam.
Namun itu tak berlaku untukku, yang sedari tadi sudah tertidur pulas di pelukan ibu.
Ibu dan pak Parto terus mengobrol agar rasa kantuk tak hinggap di tubuh mereka.
Titt!titt!titt!
Alaram ibuku berbunyi saat jarum jam menunjukkan angka 00.00, dan itu membuat ku tersentak kaget.Aku dan ibu pun mulai membuka lembaran pertama buku dark hole tersebut.
Berbeda dengan pak Parto yang hanya memperhatikan saja.°°°
Waktu terus berjalan hingga pukul 00.45, aku dan ibu selesai membaca seluruh isi buku dark hole yang lumayan tebal itu.
Kami sempat sesekali terkagum, saat membaca proses penelitian ayahku yang terasa nyata walau hanya dibaca.
Kemudian pak Parto menyuruh aku dan ibu untuk memburu 1 binatang sebagai penutup ritual, dan itu harus dilakukan sebelum jam 01.00, bagi yang gagal maka dia akan bernasib sama seperti ayahku.
Itu semua dijelaskan pada bagian belakang buku dark hole.Deg! Aku tersentak kaget luar biasa, dari jam 00.45 - 00.01 kami harus memburu satu binatang!? Seharusnya aku sedang tertidur pulas dikasur ku.
"Fungsi nya apasih pak?" Tanya ibu dengan tampang kaget.
"Entah, arahan bukunya begitu.
Nanti darah hewan hasil buruannya kita taruh disamping lubang tersebut, tapi ingat! Sebelum jam 01.00, itu cara terakhir sih, dan resikonya.... besar" ucap pak Parto sambil menegaskan kata sebelum jam 1 malam, dan menggantung kata risiko besar."Namun itu harus kalian lakukan karna kalian sudah melakukan setengah ritualnya" lanjut pak Parto.
Aku dan ibu masing-masing memegang pisau dan senter, kalian bayangkan saja dihutan, tengah malam, gelap gulita yang hanya terlihat cahaya senter, suara binatang sana sini.
"Akhhh!!" Teriakku saat merasa bahwa ada sesuatu yang bergerak dan menggigit di kaki ku.
"Ada apa!!?" Tanya ibu sambil sedikit berteriak karna khawatir.
"Ini ka-kaki, seperti ada--" aku tak melanjutkan ucapanku dan segera menyorotkan lampu senter ke arah kaki ku.
Aku langsung refleks berteriak saat ku dapati bahwa aku menginjak sarang semut yang amat, amat besar.
Aku mencoba melihat kearah kaki ku, yang nyatanya sudah tak terlihat lagi, yang terlihat hanya beribu semut merah besar yang mulai menggigit kaki ku.
1 ekor saja sudah sangat sakit bila terkena gigitannya, apalagi dengan beribu semut merah besar!
Aku langsung melompat ke arah lain yang dipastikan tidak ada sarang semut nya.
Ughh! Aku mendesis sembari menahan Gatal dan sakit.
Aku meratapi nasib ku, kini kaki ku sudah tak terlihat layaknya kaki berkat bentolan demi bentolan yang muncul membuat kaki ku bengkak, sangat besar!
"Siska! Wati!! Dimana kalian!?" Ucap pak Parto sambil memanggil namaku dan ibu.
"Ini sudah jam 1 malam lewat! Dimana kalian!?" Tanya pak Parto gelisah.
Usaha pak Parto tak kian membuah kan hasil.
Yang ditakutkan pak Parto pun terjadi, ritual gagal, Siska dan Wati alias aku dan ibu pun ikut masuk ke lubang.***
Dilain sisi....Aku dan ibu tidak merasa sedang berada di hutan lagi, melainkan tempat yang amattt gelap sekali, tak ada cahaya!
Aku hanya memeluk ibu erat, dan kemudian terdengar suara...
"Siapa disana!?" Suara teriakan berat dari seorang pria yang menggelegar seolah sedang mewaspadai sesuatu.
Aku yang mendengar nya langsung mengeratkan pelukan ku pada ibu.
Detak jantung ibu yang terdengar cepat, aku mengira ibu akan takut, namun dugaan ku salah, ibu malam tertawa dan membalas teriakan pria tadi.
"Disini aku! Wati! Istri mu" teriak ibu semangat.
Istri?? Jadi suara barusan adalah suara ayahku!?, Aku kembali bertanya tanya pada diriku sendiri.
Tak lama kemudian terdengar suara tertawa keras dari ujung sana sambil menyebutkan nama ibuku.
"Wati!? Dimanaa??"
Aku tau apa yang dirasakan ayah ku, gelap. Satu kata itu dapat menggambarkan suasana ku ditempat ini.Seperti layaknya bermain petak umpet, hitam, sendirian, aku meringis membayangkan yang ayahku rasakan selama ini.
"Kamu cukup berjalan menuju asal suara ku, dan kamu cukup berteriak aaa, agar aku tau kau benar menuju ke arah suara ku" jelas ibu dengan bijak.
"Dan jika aku merasa suara mu semakin menjauh, aku akan mengatakan untuk berbalik arah padamu" lanjut ibu.
Ayah yang mendengar itu langsung segera melakukan apa yang dikatakan ibu.
"Aaaa!" Teriakan ayah yang tetap sama dengan suaranya yang berat nan menggelegar itu.
"Teruskan langkah mu, sepertinya itu adalah arah yang benar" ucap ibu kembali.
Itupun terus berulang ulang hingga....
Tap!
Sebuah tangan besar berhasil bertengger di puncak kepalaku, dan itu berhasil membuat ku tersentak kaget.Dan ternyata itu adalah tangan ayahku, aku merabanya.
Dan aku mulai merasakan tangan kokoh dan besar itu.Aku teringat tangan ayah ku yang dulu menggandeng ku saat aku baru saja bisa berjalan, tangan yang selalu menuntun ku. Dan kini tangan tersebut berhasil ku temukan kembali.
Pada detik ini pun aku mengetahui bagaimana perasaan orang yang tak bisa melihat, dan hanya bisa tampak warna hitam nan gelap.
Namun warna hitam itu bisa berubah menjadi bewarna jika orang yang tak bisa melihat tersebut, dikelilingi oleh orang-orang yang tulus menyayanginya.
Aku berharap satu hal, agar segera berhasil keluar dari tempat bak lubang yang amat gelap ini dan kembali melihat dunia luar yang terang benderang.
Mungkin begitu pula harapan berjuta orang yang tak bisa melihat diluar sana.°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
•••
Bersyukurlah dengan apa yang kau lihat sekarang, dan ingat pada semua hal yang berhasil kau lihat.
Tetap jaga pandangan mu!!
Karena mungkin, bisa saja disuatu hari nanti kau tak akan bisa melihat apa yang kau lihat pada hari ini.
😢😢
###Thanks udah baca!
Jangan lupa tekan bintang diujung yaps! Dapat angka berapa?? Yahh Masi dikit kan:'((Buruan ramein komen nya deng😘
Kalo kalian follow aku bakal follback Lo😆 *kode keras nih bukan cuma ngasi tau, wkwk.