•Masalah yang aneh!•

184 87 152
                                    

Mata Ayla yang kini menatap Arga dengan sinis, tentu saja setelah iya selesai membuang hajatnya.

Terlihat Arga dengan kulit putih, berbadan tinggi nan tegap, belum lagi rambut yang lumayan pirang dan tampak lembut.

"Udah ngeliatinnya? temenin gue ke ka Rendy ya." Tanya Arga yang tak mendapat balasan dari Ayla.

"Lo nunggu gue keluar dari toilet?" Tanya Ayla.

"Gr amat. Tapi sayangnya sih iya." Jawaban yang tak diharapkan, berhasil keluar dari mulut mungil Arga.

Walaupun dengan bibir tipis dan merah yang dimiliki Arga, namun Ayla tetap tak menyukai itu. Karena kata-kata yang keluar dari sana sungguh lebih pedas daripada cabai.

"Ka, telur saya yang 2 butir udah pada pecah." Pernyataan Ayla yang polos membuat Rendy tertawa renyah.

"Punya saya juga sama!" Tambah Arga yang tiba-tiba muncul dari belakang Ayla.

"Wihh pecahnya janjian yah!?" Canda Rendy.

"Tenang aja, paling kalian bakal ngerjain hukuman." Tambah Rendy santai.

Gimana bisa tenang!?kalo hukumannya gini.
Batin Ayla sambil mengerjakan hukumannya, yang tak lain yaitu membersihkan toilet bersama dengan cowo nyebelin disebelahnya.

"Makanya, lain kali lo tekuk aja terus muka lo, kan bisa dapet musibah kayak gini." Celetuk Arga.

Masa bodoh dengan perkataan Arga, Ayla malah ingin segera menyelesaikan hukumannya dan meninggalkan semua ocehan Arga.

"Lagian selain dapet musibah kan muka lo jadi sia-sia cantiknya, karna ga keliatan gara-gara muka lo di tekuk terus." Tambah Arga.

Arga mengucapkan itu sambil memunculkan lesung pipinya dan tak lupa dengan mata coklatnya yang menyipit karena tersenyum manis.

Ayla yang mendengar perkataan Arga serasa ingin menampol wajah tampan yang dimiliki Arga.

"Urus aja urusan lo sendiri! Hobi bener ngurusin orang." jawab Ayla sinis.

"Dih, kalo bukan karna telur gue pecah, gue ogah berurusan dengan cewe yang tadi pagi aja manjat tembok dulu buat nyampe ke sekolah!" Perkataan Arga membuat Ayla diam seribu bahasa.

SAVAGE. Arga tertawa penuh kemenangan. "Heh! Sok tau lu" bantah Ayla yang padahal memang benar kenyataannya begitu.

Setelah kejadian yang di alami Ayla disekolah, akhirnya dia merasa tenang karena di perbolehkan pulang, begitupun dengan murid lainnya.

***

"Gimana ospeknya ay? Seru? Lancar?" Pertanyaan bertubi-tubi kian muncul dari ibu Ayla.

"Lancar ma, lancar banget malahan. Apalagi kalo soal malu, lebih lancar lagi ma." Balasnya sembari menggaruk leher yang tidak gatal.

***
Keesokan harinya, Ayla mulai mengawali hidup baru. Disekolah yang baru. kelas yang baru. Suasana yang baru, dan tak lupa teman yang baru pula.

Ayla tampak menatapi denah tempat duduk yang terpampang dipapan tulis. Kemudian ia memandangi meja dikelas baru nya, terlihat 2 meja yang didempetkan kemudian diberi jarak dengan 2 meja lain.

          

Semoga dapet temen sebangku yang lancar diajak ghibah. Batin Ayla berharap.

Menyadari suasana kelas yang kosong dan hening, ia memilih untuk melanjutkan tidurnya dengan melipat kedua tangannya di atas meja dan menundukkan kepalanya kebawah.

Tak lama kemudian, tampak sosok musuh bebuyutan Ayla yang muncul dan memasuki kelas yang sama dengan Ayla.

Musuh tersebut langsung memusatkan perhatian nya pada denah tempat duduk dipapan tulis.

Dia mendekati seorang cewe yang sedang tertidur pulas disampingnya.
Tak berpikir panjang musuh tersebut juga langsung memulai tidurnya disamping meja cewe itu.

Beberapa menit kemudian, Bu Lia memasuki ruang kelas dan memperkenalkan diri, tak lupa menyuruh setiap murid untuk saling memperkenalkan diri juga.

Suara bu Lia berhasil membuat Ayla sekaligus si musuh terbangun dari mimpi indahnya, kemudian mereka saling melirik orang yang duduk disebelahnya.

"Lah kok elo!?" Pekik keduanya yang membuat seisi kelas menatap mereka, dan sempat membuat Bu Lia kaget.

"Kenapa yang disana?ada masalah?" Tanya Bu Lia.

"Ehm, ga ada Bu." Jawab Arga dengan tampang nya yang sok cool itu. Yaps! Musuh yang dimaksud tak lain adalah Arga.

"Maaf Bu." Tambah Ayla lagi.

"Ada-ada aja, Untung yang cewenya cantik!" Ucap salah seorang teman sekelas Ayla bernama Rio.

"Uuuu!" Seru seisi kelas sambil menatap Rio. Rio tak peduli akan sorakan itu, ia malah menampakkan tampang tak bersalahnya.

Arga yang sedari tadi diam memperhatikan keadaan kelas, ia mulai memunculkan lesung pipinya kembali dengan tersenyum manis, sontak membuat kaum hawa dikelas tak bisa berkedip.

Setelah Bu Lia keluar, beberapa teman sekelas Ayla tampak sudah mendapati temannya masing-masing.

Ayla yang masih setia dengan melanjutkan tidurnya, begitupun dengan Arga yang hanya diam melipat kedua tangannya di depan dada, sembari memasang headset di kedua gendang telinga nya.

Tring!tring!
Bunyi yang diharapkan oleh semua siswa pun muncul, yang tak lain adalah bel istirahat.

Semua siswa berhamburan keluar kelas, dan ada beberapa yang bergandengan tangan dengan teman barunya.

"Ay ke kantin yukk!" Suara yang dikenal Ayla terdengar, membuat Ayla mengangkat kepalanya.

Andai saja tania sekelas dengan gue, pasti lancar ngegosip nya, batin Ayla yang masih berandai-andai, setelah gagal mendapatkan teman sebangku untuk diajak menggosip.

"Yukk! Males nih duduk disebelah orang yang sok cool dan cuman make headset doang." Jawab Ayla dengan sedikit mengeraskan suaranya ditelinga Arga.

Arga yang dari tadi hanya mendengar musik merasa terganggu.
"Dasar caper." Ketus Arga.

Tanpa mendengar balasan dari Arga, Ayla langsung menarik tangan Tania ke arah kantin.

Saat di kantin, Ayla berkonsentrasi membawa semangkuk bakso penuh dan panas nya itu, ke arah meja yang ditempati Tania.

Namun konsentrasi nya buyar saat seseorang menyenggol lengan nya. Ia lega, karena masih bisa menahan mangkuknya agar tidak jatuh, apalagi pecah.

Aww! Desis Ayla saat kuah bakso berhasil mengenai tangannya. "Lo lagi!" Pekik Ayla kembali.

Arga yang semula menatap handphone nya kini mulai beralih menatap Ayla.

"Buset! sial apaan gue hari ini, asik tabrakan sama lo, lo dan lo lagi!" Balas Arga kesal.

"Siapa juga yang mau nabrak lo, badan gue juga milih-milih kalik kalo mau nabrak orang." Sahut Ayla santai sambil membela diri.

"Halah paling cuma modus lo doang," balas Arga lagi.

"Obatin tuh! tangan lo udah merah." Lanjut Arga sambil menunjuk dengan mulutnya, ke arah tangan Ayla.

Tak seperti cowok lain di novel, membuat suasana romantis dengan mengobati cewe, berbeda dengan Arga, makhluk berdarah dingin, yang hanya berlalu meninggalkan Ayla.

Ayla merasa bodoamat sama luka nya, dia memilih menghabiskan jam istirahat untuk melahap bakso yang mungkin akan menjadi langganannya selama bersekolah disini.

"Wihh, coba deh lo liat kesana! tapi jangan teriak," ucap seorang cewe yang menunjuk ke arah Arga, cewe yang dari tampang nya saja sudah keliatan genit, namanya Nesya.

"OMG, menurut kabar yang lewat si, Arga jadi cowok terganteng di angkatan kita." jawab teman Nesya yang hobi menggosip, bernama Felia.

Terbayangkan gimana bentuk wajah sok cool Arga yang menjadi-jadi, saat mendengar desas-desus dari cewe tentang ketampanan nya.

Tring!tring!
Bel masuk berbunyi, membuat Ayla ogah-ogahan untuk kembali ke kelasnya, mengingat pelajaran selanjutnya adalah matematika.

Ayla kembali duduk di bangkunya dan berusaha untuk tak menghiraukan Arga, namun sesekali Ayla melirik Arga yang terlihat fokus ke papan.

"Ngapain lo merhatiin gue!? Ada rasa?" Tanya Arga blak-blakan.

"Dih, kemarin bilang ke gue gr, lantas lo sendiri tuh yang ke gr an." Jawab Ayla sepelan mungkin, agar tidak didengar oleh guru yang sedang mengajar.

"Ay gue mau ingetin lo buat hati-hati, biar lo kaga jatuh." Muka Arga tiba-tiba terlihat serius.

"Jatuh? Kesandung!?" Ucap Ayla, dengan tampang tak kalah serius.

"Jatuh..jatuh cinta sama gue!" Ucap Arga bangga sambil menahan tawanya, disertai dengusan kesal dari Ayla.

***
Setelah mendengar bel sekolah pertanda pulang, Ayla segera menelepon abang satu-satunya itu yang tak lain adalah Daniel.

"Abang gans, jemput dong." Ucap Ayla. Abangnya itu memang tak kalah tampan dari Arga, sering membuat kaum hawa pangling saat melihat nya.

"Hah!? Yang bener aja, gue kaga bole keluar kampus sekarang, ada jam kuliah mendadak, lo naik bus aja sana gih."

Muka tampan tapi ngeselin. Inilah yang Ayla deskripsikan untuk abang satunya itu.
Setelah menyadari sambungan telpon nya yang putus, Ayla bergegas menuju halte bus.

Ia duduk di bagian belakang bus sambil menatap keluar jendela, dan terkejut saat mendapati Arga yang sedang pulang dengan motor besarnya.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

Hay!
Jangan lupa vote yaaps!♥
Thanks udah baca.

15 Juli 2020.

🅰🅻🆆🅰🆈🆂 🅻🅸🅺🅴 🅰 🅻🅾🆅🅴Where stories live. Discover now