12

52 12 1
                                    


"Belle! Tunggu!" teriak Edward.

Aku langsung menarik tangan Ica untuk pergi menjauh dari tempat itu.

Namun...

Sebuah sihir Edward berhasil menangkapku kembali.
Kenapa sih dia harus memiliki sihir apapun itu.

Sepertinya Ica masih bingung dengan semua ini.
Dia hanya bisa melotot heran ke arahku.

Sebenarnya aku tidak mau melibatkan Ica dalam masalah ini.
Karena aku takut kalau Ica salah paham dan akhirnya cemburu.

Kini Edward sudah berada di hadapanku.
Dia berdiri si hadapanku dengan ekspresi aneh.

"Lepasin!" bentakku.
"Dengerin aku dulu Bel!" katanya.
"Apa?! Mau dengerin apa lagi! Bisa ga sih lo tuh ga usah ngaku-ngaku jadi pacar gua segala! Kata-kata dari Kirana ini gua lempar ulang ke lo! Biar lo bisa rasain gimana rasanya!"
Kataku.
"Hei! Aku cuman pura-pura doang ngomong begitu sama lo! Jadi jangan salah paham ya!" _Edward.
"Pura-pura? Terus kenapa orang-orang mengira kalau kita..."
Belum selesai aku menyelesaikan kalimatku, Ica kembali angkat bicara.
"Belle?! Ternyata kalian?"
Ica langsung pergi menjauh dariku dan berlari meninggalkan aku.

Tuh kan apa ku bilang.
Pasti dia mengira kalau aku dan Edward itu pacaran.
Padahal kan tidak.

Perasaan kesal kini meluap dalam tubuhku.
Aku tak bisa menahan nya lagi!
Kini kekuatan ku keluar begitu saja, hingga berhasil mematahkan sihir Edward dariku.

Api yang merupakan kekuatanku sekarang full membakar jiwaku.

Kali ini aku benar-benar sangat kesal.

Tapi...
Aku melihat di sekelilingku ada banyak orang yang menonton aku dengan heran. Aku tidak mau menjadi bahan tertawaan atau ejekkan orang-orang.
Dengan perlahan kekuatan api ku ini mulai padam.

Kini hanya tersisa rasa malu yang teramat dasyat.
Dan ku putuskan untuk pergi ke tempat yang jauh.

Aku benar-benar merasa sangat bersalah kepada Ica.
Ingin sekali aku menjelaskan ini kepadanya tapi sepertinya untuk beberapa hari dia tidak akan menemui aku lagi.

~~~°°~~~

Kenapa semuanya jadi begini sih?
Aku tidak ingin berada di sini!
Lagi pula untuk apa aku berada di sini!
Aku mau pulaaaang!
Aku ga butuh sihir ini!
Aku ingin kembali menjadi manusia biasa dan normal.

Hari ini tidak ada kegiatan belajar mengajar seperti biasanya.
Kami para siswa di sini di fokuskan untuk latihan perang.

Aku hanya berlatih sendiri di lapangan rumput.
Tak ada Ica, patty, dan...
Yaah... Aku ga akan menyebutkan siapa lagi orangnya.

Aku mulai mengambil sebuah samurai yang sudah di siapkan.

Tanpa ku sadari samurai yang ku pegang kini sudah mulai memotong-motong ranting pohon besar di hadapanku.
Kali ini aku benar-benar merasa kecewa pada diriku sendiri.

Aku hanya tertunduk sedih dan kesal.

Hingga ada pantulan seseorang dari samurai ku.
Dia Ica.

"Kenapa kau menyakiti pohon itu?"
Kata Ica yang masih berdiri di belakang ku.
"Apa kau tidak puas menyakiti hati aku? Hingga harus menyakiti pohon malang itu?"
Ica kembali melanjutkan kalimatnya.

Aku langsung berbalik badan dan mengatakan yang sebenarnya.

"Tapi Ca... Kamu salah paham.. Plis dengerin aku dulu..."
kataku sambil memegang tangan Ica.

Reaksi Ica tak sama seperti apa yang ku bayangkan. Dia tidak marah sama sekali, melainkan..

"Hahahaa... Huft..haha... Wkwk..."
Tawa Ica.
"Kenapa ketawa?" kataku.
"reaksi kamu lucu Belle! Haha... Siapa juga yang marah sama kamu..
Emangnya aku ini baper gara-gara cowok gitu? Hahaha... Ga lah.." _Ica.
"Terus kenapa tadi kamu menghindar?" _aku.
"Ga apa... Aku tadi di panggi guru.."_Ica.
"Bohong! Ga mungkin alasan kamu seperti itu. Pasti kamu cemburu kan? Tapi kamu ga mau nunjukin rasa cemburu kamu sama aku?"
"Ih ga! Siapa juga yang cemburu sama sahabatku ini. Haha... Ga kok... Dah yuk latihan lagi."

Tidak mungkin Ica berkata semudah itu. pasti ada yang di sembunyikan darinya. Tapi dia tidak mau memberitahu aku.

Akhirnya aku tak sendirian lagi, tapi sekarang aku malah merasa aneh dengan sikap Ica.
Apakah dia benar tidak apa-apa?

Ranting pohon yang tadi ku potong-potong dengan samurai, kini sudah pulih dan kembali seperti semula berkat Ica.
Karena kekuatan dia adalah tumbuhan.

"Oy!" teriak seseorang.

Ku kira itu Edward, tapi untungnya bukan. Itu Patricia atau bisa kalian panggil Patty.

"Ikutan dong... Ga ada temen nih!." _Patty.
"Yaudah ayo..."_aku dan Ica.
"Um... BTW kekuatan kamu apa Patty?"_aku.
"Kamu belum tahu?"_Patty.

Aku hanya menggelengkan kepala ku saja.

"Mau aku tunjukkin?" _Patty.
"Boleh..."_aku.

Lama-kelamaan awan hitam mulai menyelimuti kami disertai angin kencang dan langit yang hitam gelap.
Tapi apakah kekuatan Patty angin?

Ternyata benar! Dia memiliki kekuatan angin yang super dasyat.
Kini angin itu berada di belakang sang pemilik.

"Sudah hentikan!"teriak Ica.

Kemudian Patty mengakhiri sihirnya itu.

"Tapi ga cuman itu kekuatan aku." _Patty.
"Hah? Apa lagi?" _aku.
"Mau ku tunjukan lagi?"

Apa boleh buat. Aku hanya menganggukan kepala dengan mantap.

"Hah? Patty kau di mana?"_aku.
"Itulah kemampuan dia. Dia bisa menghilang kemanapun maunya dan berubah menjadi Transparent."_Ica

Tak lama Patty muncul kembali.

"Kau sangat keren Patty!" seru aku.
"Sudah dari lahir. Hehehe..."_Patty.
"Ayo udah latihan."_Ica.

~~~°°~~~

Di sisi lain Thomas Van Dutch tengah berbincang serius mengenai masalah perang dengan Edward Aland di ruangannya.

"Kita harus mempersiapkan perang ini dengan serius lagi Aland! waktu kita ga lama lagi. Jika kita kalah, maka sihir hitam akan menguasai planet ini!" bicara Thomas dengan serius.
"Sudah ku pikirkan tentang itu paman. Kita hanya punya satu cara untuk mengalahkan sihir hitam itu."Pendapat Edward.
"Dengan apa?"_Thomas.
"Dengan menusukkan pedang emas terkutuk untuk sihir hitam. Tepat di jantung raja Aldrich adik dari raja Alaric." jelas Edward.
"Aku sangat benci mendengar nama Alaric!! Tapi bagaimana caranya menemukan pedang itu? Jika ingin mengambilnya kita harus menghadapi resiko yang tinggi!"

wajar saja toh Thomas membenci nama Alaric, karena dialah yang telah mengutuk nya untuk hidup abadi dengan hati yang kosong. Tapi kini Alaric telah tewas saat perang dunia sihir ke dua.

Sepertinya Edward sedang berpikir keras untuk hal ini.
Hingga ia kembali angkat bicara.

"Aku sudah memutuskan siapa yang akan ikut untuk mengambil pedangnya!" kata Edward.

~~~°°~~~

Gimana? Gimana? Lanjut ga nih😅😙

Vote & komen kalau mau di lanjut😺

Selamat membaca:')

~MAGICAL LAND~  [END!]Where stories live. Discover now