"Kak? Aku yakin, kakak bisa sukses, bisa ngedapetin apa yang kakak mau, bisa dapet kebahagiaan kakak yang selama ini kakak rasain selalu pahit. Apalagi soal tentang keluarga kakak, semoga kakak bisa perlakuin istri papah kakak seperti ke mamah kandung kakak, aku doain semoga kakak selalu bahagia"
Ardhi yang sudah duduk di motornya, kini ia turun dan berdiri di hadapan Rinjani dengan senyumannya.
"Makasih ya Rin, kamu selalu buat aku bisa bangkit, berkat kamu, aku bisa berubah"
Namun Rinjani menggelengkan kepalanya
"Kak, aku cuman ngasih saran dan semangat buat kakak, soal keberhasilan, itu berkat kakak yang punya niat bersungguh sungguh"
Lagi lagi Ardhi tersenyum atas pembicaraan Rinjani yang menyentuh hati nya.
"Aku sayang kamu Rin, jaga kesehatan kamu yah, kalo ada apa apa telpon aku aja, kalo kamu mau apa juga jangan segan buat minta dan lapor ke aku, karena kamu adalah tuan putri ku, segalanya aku kasih buat kamu, karena aku pengen pacarku ini seneng" Ucap Ardhi mengelus rambutnya Rinjani dengan halus.
Rinjani tersenyum bahagia dan mengangguk iya.
"Yaudah kalo gitu, aku pulang yah, aku juga harus ke cafe sekarang, ada urusan"
"Emm tapi kak, ini kan udah gelap, kayaknya mau hujan"
"Sebentar aja kok, ini penting banget soalnya"
"Serius mau pergi?"
"Iya sayang, aku nanti kabarin kamu kalo udah sampe di cafe ya"
Ardhi menaiki motornya, namun tiba tiba Rinjani memegang tangannya, terlihat bahwa ia mengkhawatirkan Ardhi.
"Kak, hati hati ya"
Ardhi tersenyum membalas memegang tangannya.
"Aku pergi ya"
Rinjani tersenyum dan melambaikan tangannya, Ardhi sudah tidak terlihat dari pandangannya, Rinjani pun masuk kerumahnya.
"Mah, Rinjani mau mandi dulu"
"Yaudah gih, nanti mamah panggil buat makan ya, oh iya bilangin ke nak Ardhi, tadi mamah lupa"
"Apa mah?"
"Makasih sayurannya"
"Oh iya mah, nanti Rinjani bilangin kok, Rinjani ke atas ya"
Rinjani membuka pintu kamarnya, membawa handuk dan pergi mandi. Ia turun ke bawah, nampaknya sudah sepi, karena tadi Rinjani akan menyusul untuk makan malam. Akhirnya dia mencoba untuk membuka lemari makanan untuk dimakannya, karena perutnya juga sudah lapar, ia menemukan sayuran yang sudah dimasak pembantunya, dan itu pemberian dari Ardhi. Membawa nya ke meja makan dan memakannya.
"Enakk" Dia mengangguk ngangguk kepalanya menikmati sayur itu dengan lahap, namun tiba tiba tak sengaja ia menyenggol gelas berisikan air putih itu terjatuh tumpah, pecahan gelas itu membuat Rinjani terkejut. Ia mencoba untuk membereskan kembali dan membersihkan setiap pecahan demi pecahan gelas itu agar tidak ada sisa sedikit pun, karena sangat berbahaya jika terinjak, Rinjani membuangnya ke tempat sampah.
"Kenapa bisa pecah sih? Tadi aku taro perasaan jauh dari tangan deh, anehh"
Rinjani kembali ke kamarnya, setelah selesai makan. Ia bercermin merapikan rambutnya yang sedari tadi terbalut handuk untuk membungkus rambutnya yang basah karena keramas. Ia duduk di ranjang kamarnya, terdiam dan memikirkan Ardhi tiba tiba.
"Ardhi lagi apa ya sekarang? Dia udah dirumah kan? Dia gak kehujanan kan?"
Ucap Rinjani sembari melihat ke arah jendelanya yang sedari tadi hujan masih mengguyur rumahnya. Rinjani membuka chat untuk mengirim pesan pada Ardhi. Karena semenjak ia pulang dari rumahnya belum ada kabar.
KAMU SEDANG MEMBACA
RINJANI [ TAMAT✔ ]
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA Ini tentang Rinjani Alessandra. Seorang remaja cantik yang masih menduduki kelas menengah atas, si penyuka media lukisan. Rinjani dipertemukan dengan seorang lelaki tampan namun bersifat seperti kutub es, yang di cap oleh par...
PART - 41
Mulai dari awal