TANAH INI BUTUH GETIH

1.5K 9 8
                                    

Perjalanan dimulai ketika Saya dan ketiga teman saya yg bernama Rap, Alip, dan Zora sampai disebuah stasiun pada jam 8 pagi. Karena lapar kami memutuskan untuk singgah disebuah warteg didekat stasiun.

Saat kami makan tiba-tiba kami dihampiri oleh seorang pengemis yang sudak agak tua dan badannya bungkuk, lalu alip mengeluarkan uang dan memberikannya kepada pengemis itu, namun pengemis itu tiba-tiba berkata "Manusia itu hidup harus berani melawan rasa takut untuk mati", sontak kami merasa sedikit kaget. tidak sampai disitu tiba-tiba pengemis itu kembali berkata "Kalau mau selamat, yang pasrah sama gusti pangeran".

Kami merasa heran dengan ucapan pengemis itu, namun kami tidak berpikir yang aneh-aneh dengan ucapan pengemis itu.

Singkat cerita, kami sampai di Basecamp pendakian pada jam 8 malam. kami memutuskan untuk menginap di Basecamp pada malam itu dan memulai pendakian pada keesokan hari nya.

Pada pukul 6 pagi kami bangun dan mulai bersiap-siap, lalu pendakian baru dimulai setelah pukul jam 8 pagi. Diawal pendakian semua berjalan biasa saja dan kami masih merasa senang dan semangat. Untuk menghemat waktu kami memutuskan untuk memulai pendakian tidak dengan jalan kaki melainkan menggunakan ojeg dengan membayar sekitar 45000 perorang.

Diperjalanan Saya sempat melihat seorang perempuan dengan menggunakan pakaian kebaya diantara pepohonan dan  wanita itu terus menatap kearah kami, tapi sampai disitu saya mengabaykannya karena mungkin itu adalah warga desa setempat.

Beberapa saat kemudian sampai lah Kami dibatas dimana ojeg tersebut mengantar, dan disinilah pendakian yang sesungguhnya dimulai.

Dari tempat kami diturunkan oleh ojeg sampai ke tempat mata air pertama  waktu itu jalanan nya agak sedikit becek karena habis hujan, ditambah jalanannya yang menanjak otomatis sangat menguras tenaga kami. Belum ada 20 menit berjalan, Alip dan Zora meminta untuk beristirahat, setelah puas beristirahat kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan, hingga tak terasa sudah 5 jam kami berjalan kami sampai di mata air kedua kira-kira sekitar jam 1 siang dan kami memutuskan untuk ngecamp disana karena melihat Alip dan Zora sudah kelelahan ditambah langit yang saat itu mulai mendung.

Setelah beres mendirikan tenda, kami mulai untuk masak-masak dan membuat kopi sambil bersantai menunggu magrib, tidak berapa lama kemudian waktu magrib pun tiba dan kami pun mendirikan sholat, sehabis itu makan malam dan kemudian bersiap-siap untuk tidur karena kami berencana melanjutkan perjalanan keesokan hari nya.

Singkat cerita pada pukul jam 11 malam saya terbangun dan mendengar seperti ada rombongan yang berjalan ramai sekali, namun rombongan itu lebih seperti pawai bukan rombongan para pendaki. Selain itu suara langkah kaki mereka seperti menggunakan sandal bukan sepatu, serta mereka membawa pencahayaan seperti cempluk. Beberapa saat kemudian Zora pun ikut terbangun dan bertanya. "Ngapain lu?" lalu saya menjawab "Itu Zor ada rombongan, sepertinya mau ada acara, samperin yuk". Lalu kami berdua pun keluar tenda dan menghampiri rombongan tersebut dan mencoba menyapa orang-orang yang ada disitu, tapi anehnya rombongan itu terus berjalan seperti tidak melihat keberadaan kami berdua. Namun ada satu orang perempuan yang tersenyum dan menyapa,  "Monggo mas".  Saya pun memberanikan diri untuk membalas sapaan nya dan bertanya, "Monggo mbak. mbak ini ada apa ya mba, kok rame-rame?"  namun perempuan itu tidak menjawab, ia hanya tersenyum dengan mata melotot seolah-olah berkata, "Jangan ikut campur". Pada akhirnya rombongan itu terus berjalan sampai tidak terlihat lagi.

Saat saya ingin kembali ke tenda, saya kaget bukan main karena teman saya Zora sudah tidak ada disebelah saya. Saya pun memanggil-manggil dia dan ternyata Ia sudah ada didalam tenda, dan saya pun menegurnya. "Gak sopan lu, ada orang lewat main masuk tenda aja". Namun Zora hanya diam menyeringai seperti ingin mengatakan sesuatu tapi dia tidak berani. Lalu saya menutup pintu tenda dan kami kembali tidur.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 14, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Tanah ini butuh getihWhere stories live. Discover now