Bimbang

12 3 2
                                    


Hidayah cinta
❤️❤️❤️

Ku terlalu bimbang akan perasaan yang sedang melandaku,entah karna ku takut atau gengsi untuk mengakuinya. Yang ku tau hadirmu membuatku bingung.

Muhammad Rasyid Abdullah Al fahrezy.

Semalaman rasyid tak bisa tidur sama sekali, rasyid kepikiran terus akan perasaan yang ia sendiri tak mengetahui perasaan apa ini?. Perasaan yang seakan akan menghantuinya, padahal ia tau perasaan ini tak boleh ada.

Rasyid bangun dari kasurnya, ia melirik jam sekilas. "Lebih baik aku shalat tahajud aja supaya perasaan ku lebih tenang" gumam rasyid. Ia berdiri mengambil wudhu dan menunaikan shalatnya.

Ya.. Rab sang pemilik hati ini ,engkau yang maha membolak-balikkan hati hamba hamba mu dan kau pula yang mengizinkan dan melarang apa saja yang dikehendaki hati ini, jadi ya Rab apabila dia yang telah mengganggu perasaan yang seharusnya hanya untuk mu ini. terusik karena nya hamba mohon jikalau dia bukan yang kau kehendaki jauh kan dia dari pikiran hamba,karna hamba tidak mau bermaksiat kepada mu. Rasyid berdoa dengan khusyuk.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu ummi, hari ini ummi mau Rasyid antarin kemana? "
"Walaikumsalam warahmatullahi wabarokatu , kerumahnya oma Laila mau kan?" Nina menunggu tanggapan putranya. Ia tau mungkin rasyid tak mau ketemu dengan nisa jadi ia harus menanyakan itu kepada rasyid.

"Bagaiman, mau kan?"

"Ia mau kok" jawab Rasyid. Sebenarnya rasyid tak ingin bertemu dengan nisa apalagi perasaannya kepada nisa yang ia nggap Masih ambigu, tapi mau bagaimana lagi ia tak mungkin menolak permintaan uminya itu.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu shobahur Khair" sapa Nina dan Rasyid di depan pintu.
"Walaikumsalam warahmatullahi wabarokatu shobahunnur " jawab laila. Ia mempersilahkan Nina dan Rasyid masuk kedalam.

Di tempat lain nisa yang dari tadi tertawa lepas bersama keluarganya menyadari kehadiran Nina dan Rasyid,ia pun berdiri dan menyalami Nina yang ia anggap seperti tantenya sendiri.

"Assalamualaikum Tante" sapa nisa tanpa melihat ke arah Rasyid yang sedari tadi melirik sekilas kearahnya.

Keluarga besar Nisa sedang mengobrol di ruang tamu, Nisa memilih duduk di teras ia tak mau mendengarkan sindiran halus dari Tante tantenya yang hanya akan membuat ia emosi.nisa hanya menghindari seperti yang dikatakan kyra, kita sebagai manusia harus pintar" menahan diri dari hawa nafsu amarah yang hanya membuat tenaga kita terbuang sia sia . Kalau kita berhasil menahan amarah berati kita sudah menjadi dewasa dan Allah menyayangi kita.

La taghdob nisa. Itulah kata" yang selalu kyra ucapkan kepadanya ketika ia marah dan itu sangat berhasil , setiap kyra berkata begitu ia selalu menjadi tenang. Kyra selalu saja membuatnya nyaman.

"Assalamualaikum nisa, knapa kamu di luar gak masuk ke dalam duduk bersama keluarga mu? " sapa Rasyid, sedari tadi Rasyid melihat Nisa keluar ke teras dan duduk sendirian , akhirnya Rasyid memberanikan diri menyapanya dan meminta maaf kepada nisa.

"Eh Rasyid" Nisa melirik sekilas ke arah rasyid. "Walaikumsalam gue ngak papa kok cuman suka disini aja" sambung Nisa.

Rasyid pun duduk agak jauh dari Nisa ,ia ingin mengenal Nisa lebih jauh .Rasyid menanyakan dimana Nisa sekolah,dan Rasyid baru tau kalau Nisa sekolah di pondok pesantren, setelah agak lama megobrol Nisa pamit masuk kedalam tapi baru saja nisa ilang darik balik pintu Rasyid memanggil nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hidayah cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang