19 | They Are Being So Worry

464 89 11
                                    

UKS jadi ramai saat istirahat tiba. Itu semua karena Zella yang pingsan di toilet dan Adlyn meminta bantuan kepada cowok-cowok yang kebetulan sedang berada di dekat toilet lantai satu untuk mengangkat badan Zella dan membawanya ke UKS.

"Tolong kalian jangan pada kumpul di sini, ya. Teman kalian harus istirahat." kata Miss Diandra, dokter di SMA St. Frances, kepada anak-anak yang berkerumun di ambang pintu UKS untuk melihat keadaan Zella.

Anak-anak itu akhirnya memutuskan untuk mundur beberapa langkah dan pintu UKS pun ditutup oleh Miss Diandra.

Miss Diandra berjalan menghampiri Zella yang terbaring lemah di atas kasur UKS dan Adlyn yang berdiri di sebelahnya.

"Sejak kapan dia pingsan?" tanya Miss Diandra sembari mengambil stetoskop yang tergeletak di atas nakas sebelah kasur tempat Zella berbaring dan menggunakannya untuk mengecek detak jantung Zella.

"Baru aja, Miss." kata Adlyn.

"Detak jantungnya normal," ucap Miss Diandra. Kemudian ia melepas stetoskopnya dan menaruhnya kembali di tempatnya semula.

"Sepertinya dia pingsan karena memar di dahinya. Apa kepalanya terbentur sesuatu? Memarnya sampai parah gitu." tanya Miss Diandra.

Adlyn menggeleng. "Adlyn kurang tahu, Miss. Tadi, Adlyn nemuin Zella kekunci di kamar mandi dan dia udah ada memar di kepalanya. Adlyn coba buka pintunya dan Zella keluar. Habis itu dia pingsan gitu aja." jelasnya.

Miss Diandra mengernyit. "Kekunci?"

Adlyn mengangguk.

Miss Diandra nampak berpikir. Terlihat dari raut wajahnya. Tapi kemudian dia kembali berucap, "Dia akan sadar satu atau dua jam lagi. Saya sengaja nggak bangunkan dia. Biar tubuhnya pulih dengan sendirinya."

Adlyn mengangguk mengerti.

"Terus memar di dahinya, sebentar saya ambil gel trombopop dulu." Miss Diandra lantas mengambil gel trombopop yang berada di etalase khusus obat-obatan.

Setelah mendapat apa yang diperlukan, Miss Diandra kembali menghampiri Zella dan Adlyn.

"Saya olesi ini dulu untuk sementara waktu," kata Miss Diandra. Adlyn hanya memberikan anggukan.

"Semoga saja Zella bisa segera pulih." ucap Miss Diandra seusai mengoleskan gel bening itu pada luka memar di dahi Zella.

"Terima kasih banyak, Miss." ujar Adlyn.

"Sama-sama. Oh iya, habis ini saya mengajar kelas sepuluh IPA. Apa kamu bisa gantikan saya menemani Zella di sini sampai dia sadar?" tanya Miss Diandra.

Tidak ada alasan untuk Adlyn menolak. Lagipula, di kelas pun Adlyn tidak akan melakukan banyak hal selain mendengarkan guru mengajar. Jadi, lebih baik Adlyn di sini menemani gadis itu sampai ia sadar.

"Iya, Miss. Adlyn bisa." jawabnya.

"Well, okay. Terima kasih, Adlyn. Kalau begitu saya ke kelas dulu, ya." pamit Miss Diandra.

Adlyn hanya memberikan anggukan kecil dan tak lama dari itu Miss Diandra benar-benar keluar dari ruang UKS untuk kembali mengajar.

SATURNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang