LDR "LEBIH DARI RINDUKU" PART 4

18 1 3
                                    

Untuk sekian banyak cerita terbangsat yang pernah dialami.
Mungkin ada selipan pelajaran untuk tak langsung menghakimi.
Namun, manusia harus diajari rasa syukur dengan apa yg didapatkannya.
Tak langsung meninggalkan tanpa pamitan, tak langsung pergi tanpa permisi.
Jika tak siap pamit mengakhiri, jangan pernah memulai dan meninggalkan luka hati.

-----------::-----------

"07 Januari 2014" ku lihat kalender di layar hpku, masih pagi, masih menunjukkan pukul 05.00. hari masih gelap Namun aku segera bergegas pergi keliling kompleks perumahan seperti biasa. Dan ternyata di depan rumahku sudah ada Fani yang menunggu. Sedikit terkejut, tapi tak apa, toh sudah kebiasaannya hilang muncul seperti hantu.

"Sudah lama?" tanyaku

"belum masih sebentar" Jawabnya santai

 aku tau dia akan mengatakan itu walau sebenarnya sudah lama menunggu.

"yuk !" ajakku sambil berlari kecil di sampingnya

"nanti siapa yang sampai lapangan duluan dia yang menang" Tantangku.

Dia tak menjawab dan langsung lari kecil mengimbangiku. Namun dia tersenyum, aku tahu saat mataku mencoba melirik ke arahnya.

-------------:::----------

Sesampainya kami di lapangan, kami duduk di bersebelahan. Dia menyilakan kakinya dan menatap jauh ke tepi jalan.

"aku beli minum sebentar ya, kamu tunggu sini" kataku meninggalkannya  sendirian ke toko seberang jalan

Beberapa menit kemudian aku kembali membawa dua botol teh dingin di tanganku, lalu ku serahkan padanya

"Nih buat kamu"

"makasih" dia tersenyum. Ku balas senyumnya yang manis dan duduk di sebelahnya kembali.

"aku" kataku dan dia bersamaan.

"kamu dulu" kataku

"enggak, kamu duluan" dia mempersilahkan

"nomer hp kamu berapa?" tanyaku sedikit ragu sambil mengeluarkan hp biru dari sakuku dan ku sodorkan padanya,sedikit cemas mukaku. Aku takut dia akan menolaknya, aku tahu ini terlalu to the poin. Tapi bagaimana lagi, ini satu-satunya cara biar aku bisa lebih dekat dengannya pikirku. Dia sedikit kaget namun segera menerima uluran hpku dan menuliskan nomor hpnya di hpku dan menyodorkan kembali padaku.

"aku save ya.. mau dinamain siapa? Hantu, Fani apa rindu?

"loh kok hantu? Tanyanya sedikit kesal sambil matanya menatapku.

"loh kan aku bercanda, abisnya kamu hilang muncul sih" aku terkekeh, dia masih manyun dan sedikit kesal.

"aku namain rindu aja ya, biar kamu makin rindu sama aku" aku tertawa

"dih Pede banget bang.." dia makin manyun

"tapi nggak apa-apa sih daripada kamu namain aku hantu" sambungnya

"Ya.. siapa tau kamu bakal hantuin aku terus habis ini karna rindu" Godaku sedikit memberi kode sambil menyeruput teh botol. Dia tertawa dan mencubit lenganku

dan aku beneran menamai namanya rindu lalu ku masukkan lagi hp ku ke saku celana training abu-abuku.

"hahaha... kalau kamu aku hantuin emang mau?" tanyanya

"ya maulah.. siapa yang nggak mau dihantuin sama gadis imut kayak kamu coba? Yang bener aja . kalau dia nggak mau berarti dia nggak waras, orang kamu cantik. Biar aku saja yang mau jangan orang-orang" jawabku Keceplosan lalu reflek ku katupkan bibirku rapat-rapat. Namun respon Fani biasa saja.

"dih gombal aja lu, bambank" tangannya mendarat menonjok agak keras pada lengan kananku.

"dih nama aku bukan bambank, namaku Ken. KENZY SADEGA." ku perjelas namaku sambil melotot padanya lalu tertawa.. kami tertawa bersama pagi itu dan membuatku senang hingga tak terasa minuman kita habis.

Aku berharap lukaku sembuh dan mulai membuka hati lagi. Meski trauma rasanya. Tapi aku mecoba mengajari hatiku untuk menerima kenyataan. Dimana masalalu hanyalah masalalu yang harus dijadikan pelajaran saja tanpa harus melibatkan perasaan secara keterlaluan.

Dan sepertinya aku mulai tertarik pada Stefani. Ya dialah pengobat laraku, penghapus sepi dan pelan-pelan hatiku mulai terisi. Ku pandangi dia diam-diam, aku tersenyum melihatnya dan mendengar ucapan-ucapannya yang ngalor ngidul tak karuan. tapi bagiku Fani memang periang.

"ken" panggilnya lirih

"iya.." jawabku. Sepertinya dia mau mengatakan hal serius.

"pulang yuk, aku lapar" katanya dengan muka polos.

"Dih aku kira apa, ku pikir mau ngomong hal serius" kataku rada sebal. Dan dia hanya tertawa.

"kamu pikir aku mau ngomong apa ken? Sampai mukamu serius banget kayaknya" dia makin keras menertawakanku

"ah udah, udah pulang aja deh, nggak seru.." aku bete, namun melihatnya tertawa aku malah ikut tertawa.

Dan akhirnya kami berpamitan pulang.

"nanti sampai rumah hpmu dicek ya, hantu" teriakku padanya yang sudah agak jauh meninggalkanku.

Tak tau kenapa dapat nomor Fani rasanya seperti habis dapat undian saja, aku kegirangan. Rasanya dekat dengannya nyaman dan aku bisa tertawa lepas. Sepertinya aku menemukan bahagia lagi yang telah lama hilang. Dan Anggi, aku sudah masa bodoh dengannya kini. Jam tangan hitam di tanganku sudah menunjukkan pukul 08.00 dan aku cepat-cepat pulang ke rumah karena ada desain yang harus ku kerjakan.

--------------:::::-------------

Stefani POV

Kali ini aku bertemu lagi dengannya. dengan seseorang yang ku cintai diam-diam dan laki-laki itu masih sama dengan sifatnya yang hangat namun terbungkus dengan masabodoh. Itulah kenapa aku semakin tertarik padanya. Pada Kenzy Sadega.

Aku sudah hafal kebiasaanmu bertahun-tahun, dimana kau akan hadir dan kau akan membuang sepimu,ken.

Pagi ini aku sengaja menungguimu 15 menit sebelum kau keluar dari pintu rumahmu.

Memang sengaja aku melakukannya, karena aku juga takkan diam sekarang. aku sudah tak bisa menahan lagi bagaimana perasaanku padamu. 1 tahun menunggumu dengannya, 1 tahun kau terluka dan setengah tahun aku berusaha mengenalmu meskipun caraku harus hilang muncul seperti hantu saat hatimu sedang hancur parah karena perbuatan seseorang di masalalumu.

Iya,, sama persis dengan katamu, ken. Aku hilang muncul namun masih kembali. Ya kembali untuk menenangkanmu.

Saat kau membelikanku minum di seberang jalan tadi. Aku melihat mantanmu sedang berjalan bersama kekasihnya dari jauh. Aku mengenal dia, bagaimana tidak selama ini aku mengagumimu, aku juga diam-diam melihat isi facebookmu meskipun dengan akun fake. dan otomatis aku juga tau siapa dia dari akunmu.

Kau sering membagikan hal bahagiamu dengannya,foto-foto saat kalian bersama. kau juga sering bercerita tentang bagaimana kau mencintainya lewat puisi-puisimu. Mungkin baginya itu hal yang jayus, tapi bagiku kau tulus mencintai dia dan aku selalu membaca isinya tanpa terlewat satupun. Dari situlah mengapa aku faham bagaimana kau bersikap mencintai orang yang sudah kamu pilih di kehidupanmu, dan dari situ aku mulai jatuh cinta kepadamu meski harus menunggu. Tak apa, benar-benar tak apa.

Aku berharap mantanmu segera pergi sebelum kau kembali, dan itu terkabul. Kau kembali tanpa harus melihatnya, aku takut jika kau bertemu dengannya kau malah tak bisa tersenyum lagi jika denganku.Ketakutan itu pasti, apalagi kau masih mencintainya.

Tiba –tiba kau menyodorkan hpmu dan meminta nomorku. Senang sekali rasanya.

Tapi aku harus bisa menutupi perasaanku.

Saat kau memberikan kode.. aku tau ken, aku tau maksudmu. Tapi biarlah kau sendiri yang berusaha dan aku akan dengan senang hati menyambutnya.

To Be Continued............

FAN FICTION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang