41 || TUDUHAN

14 3 2
                                    

"Jika kamu tidak tahu apa-apa. Sebaiknya diam. Karena tuduhanmu membuat orang lain tersakiti."

(✨ ♡ ✨)

Aku yang kekenyangan hanya diam saja di tribune. Sementara Sandi langsung berlari ke tengah lapangan dengan bola basketnya.

 Sementara Sandi langsung berlari ke tengah lapangan dengan bola basketnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dasar! Bukannya duduk dulu malah langsung main. Perutnya sakit saja, kan aku yang khawatir. Eh? Ngapain aku khawatirin! Nanti dikira aku suka lagi!

"Ceng! Sini! Duduk doang gak sehat," ajak Sandi dari tengah lapangan.

Aku menggeleng. "Jangan panggil aku gitu, Song! Banyak orang juga!" Dengusku kesal.

Nanti dikira namaku 'Ceng' lagi. Padahal kan namaku Felicia Camala. "Suka suka gue dong. Kalo gue manggil lo cengeng lagi, lo bakal apa emang?" Tanyanya.

"Aku bakal nantang kamu main basket!" Sahutku penuh ambisi.

Astaga! Apa yang baru saja aku bilang? Aku kan tidak bisa main basket. Yang ada aku diketawain nanti.

"Feli cengeng! Cengeng! Cengeng!" Ejeknya berteriak. Benar-benar tidak tahu malu! "Sini, katanya mau nantang gue."

Aku berdecak kesal. Aku turun dari tribune dan menghampirinya dengan wajah marah. Dia menatapku dengan sebelah alis terangkat. "Apa liat liat? Aku cantik? Udah lama kali!"

Dia tertawa. "Belajar dari mana lo songong?" Tanyanya menahan geli.

"Kamu lah! Ayo, cepet. Aku sibuk ya, orangnya." Jawabku sok cool.

Cewek juga bisa cool dong. Masa cowok doang. Tidak sudi aku.

"Oke. Siapa yang paling cepet masukin 3 bola ke keranjang. Menang," Sandi menjelaskan peraturannya.

Aku mengangguk asal. Pokoknya tidak boleh kalah! Kalau kalah, malu dong. Kan dilihat banyak orang.

"Satu... Dua... Tiga..."

Tepuk tangan menggelegar. Ini kan baru saja mulai. Kok dia sudah bisa mencetak satu angka sih? Padahal dia melempar bolanya dari tengah lapangan.

Permainan dilanjutkan. Aku merebut bolanya dan berusaha memasukkannya. Tapi yang ada bolanya malah melenceng ke arah lain. Ada yang menyorakiku cupu. Aku tidak cupu ya!

Sandi merebut bolanya kemudian langsung mencetak angka lagi. Banyak yang menggunjingkannya di tribune. Telingaku panas.

The Best Gift from GodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang