Pagi hari, masih di mansion yang sama. Putri membuka pintu kamar Yuuto, ada Mii juga di sana.
"Ohayou." kata Putri sambil tersenyum.
"Ohayou hime," balas Yuuto sambil tiduran dan mendengarkan lagu, tak lupa dia juga menggunakan penutup mata, bukan untuk tidur tapi hanya untuk menghayati lagu dan mendapatkan ketenangan. Putri melangkah, hingga duduk di atas kasut, samping Mii.
"Yuuto-nii terlihat sangat menyebalkan ketika marah, tapi disisi lain dia terlihat tampan ketika sedang tenang begitu," ujar Mii, entah apa yang merasuki gadis itu. Tiba-tiba memuji kakaknya. Putri tertawa kering.
"Ahaha, ya. dia memang mahkluk tampan, dingin, tapi sangat menyebalkann."
Putri terus memperhatikan Yuuto. Pemuda berambut biru yang sedang tenang-tenangnya itu jadi merasa terganggu. Yuuto pun membuka penutup matanya, menyorot mata Putri dengan tatapan dingin.
"Hee begitu rupanya." seringai Yuuto, agak mengerikan memang. Walaupun dia sudah terbiasa mengeluarkan senyum smirknya.
"Yahh tapi kau itu tsundere," seloroh Putri.
"Aku tak begitu."
Yuuto memalingkan wajahnya, tak suka disebut begitu.
"Kau begitu Yuuto.""Tidak," balas Yuuto, lebih dingin.
"Ahh iya-iya, aku menyerah. Lihat, rambutmu sudah berubah sebagian,"
Sebulir keringat dingin hayalan terjun dari pelipis gadis itu, sedangkan Mii menahan tawa, kedua orang dihadapannya memang kadang kelihatan sangat cocok, andai mereka peka saja. Dan, ya, rambut Yuuto telah berubah sebagian menjadi warna putih yang menandakan kalau dia sudah kesal dan marah, ciri khas seorang alter ego. Yuuto paling tidak suka disebut tsundere.
"Jaa aku mau keluar dulu ada yang mau ku kenalkan pada kalian," lanjut gadis bersurai coklat tersebut.
"Baiklah" kata Mii. Belakangan, ini Putri sering sekali keluar mansion. Tapi dia dan kakaknya enggan beranggapan yang aneh-aneh.
•°•°•°•°
Putri mendongakkan wajahnya ke atas pohon. Dia sebenarnya agak ragu, untuk naik menemui Meimi dan Yukito, namun dia sudah terlanjur menaiki tangga, hingga-
"Jangan katakan pada mereka."
"Tapi Yuki, mungkin mereka bisa membantu."
"Masalah ini belum selesai, dan kita justru sudah melibatkan banyak orang. Dan kau ingin menambah masalahnya lagi?"
"Tapi ... hiks, kalau begini terus-"
"Mei, dengarkan aku."
Gadis berambut cokelat itu mematung. Apa kedua orang yang tinggal di rumah pohonnya itu sedang bertengkar? apa yang harus dia lakukan, ketika terdengar isakan kecil dari mulut Meimi? Putri menunggu jawaban berikutnya, Yukito seolah akan bicara lagi.
"Setidaknya, tidak akan ada orang yang dikorbankan lagi."
"Lalu bagaimana dengan dirimu Yukito?"
Sunyi ... ini gawat. Putri kembali turun ke bawah sebelum benar-benar sampai di atas. Dia berdiri di sana, seolah-olah baru datang, dan tidak mendengarkan percakapan itu. Gadis penyuka hal-hal imut tersebut menarik napas, ini satu-satunya cara menghentikan perdebatan itu sebelum benar-benar serius.
"Mei, apa kau didalam?!" teriak Putri memanggil. Cukup lama dia menunggu, hatinya gundah, apa yang terjadi di atas sana? tiba-tiba pikiran Putri teralih, dengan satu kata yang termasuk dalam percakapan tadi. 'Dikorbankan'. Apa maksud dari kata itu? Putri sendiri tidak tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Alter
Fantasy[On going] [15+] Manusia yang memiliki dua kepribadian bertolak belakang, Hidup dalam belenggu gelap dan dibutakan ketakutan dalam diri mereka. Awalnya para alter- Makhluk hidup sama seperti pada umumnya hidup berdampingan dengan manusia, hingga tr...