"Apakah aku memang ditakdirkan untuk tidak bahagia? Tuhan aku lelah akupun ingin merasakan kebahagiaan di hidupku."
***
- Fisya POV
Saat sudah sampai di depan rumahku, aku pun turun dari mobil Luna dan tak lupa mengucapkan terima kasih kepadanya.
"Makasih ya Lun, maaf gua sering ngerepotin lu" ucap gua sambil melihat ke arah Luna yang ada di depan ku.
"Santai wae atu lah kan kita mah bespren ya ga" ucap Luna sambil menaik turunkan alisnya, dan itu sangat lucu bagiku karena mengingat bahwa Luna itu tidak bisa menaik turunkan alisnya dengan satu alis saja.
"Haha Iya dah serah lu aja" Kekeh aku. "Eh btw best friend ya bukan bespren apaan dah tu bahasa pake acara bespren besprenan segala mending bener mah ngomongnya" tambah aku kepada Luna.
"Eh pan urang teh turunan sunda, kan urang sunda mah ngomongnya gitu bep suka salah salah gimana gitu hahaha" aku dan Luna sama-sama tertawa saat Luna mengucapkan kata barusan.
"Iya dah terserah elu aja dah"
"Yaudah deh gua pulang ya Sya, dadahh" dia melambaikan tangan dan kembali menutup kaca mobil yang tadi dia buka.
"Dadahh" balasku padanya.
Aku masuk kedalam rumah dan rupanya sudah ada ibu tiriku di dalam, dan dia sedang menatapku dengan tajam.
Dia menghampiriku dan menjambak rambutku, sungguh itu sangat sakit dan membuat kepalaku terasa perih karena jambakannya.
"Enak ya kamu pulang sekolah malah main bukannya langsung pulang malah keluyuran. Mau jadi apa kamu hah? Dasar anak tidak tau diri." Dia menjambakku semakin kuat dan mendorong ku hingga aku tersungkur ke lantai.
"Aku gak main bu aku beneran habis pulang sekolah" rasanya sangat sakit kepala ku ini, apalagi setelah di jambak tadi di tambah rasa pusingku yang tidak hilang-hilang.
"Halah banyak b***t ya kamu, cepat kerjakan tugas kamu, dan masak untuk saya." Dan ibu pergi meninggalkan ku sendiri dengan keadaan aku menangis di bawah lantai seperti ini.
Aku beranjak dari lantai dan pergi ke kamarku dengan keadaan sangat kacau. Bagaimana tidak kacau, rambutku berantakan, mata berair dan muka super kucel makin tambah jelek saja aku ini.
Aku sudah tidak tahan tinggal bersama ibu tiriku, dia terus-terus saja menyiksaku. Tapi mau bagaimana lagi ini rumah adalah harta ku satu-satunya yang harus ku jaga, karena ini adalah peninggalan almarhumah ibu dan ayah. Dan bagaimanapun ayah pasti akan balik lagi ke sini saat hukumannya telah habis nanti.
Setelah berganti baju dan merapikan penampilanku yang kacau tadi, langsung saja aku ke dapur dan memasak untuk makan ibu tiriku nanti. Setelah memasak aku membersihkan rumah dan mencuci piring. Setelah beres-beres aku naik ke atas lagi dan masuk kedalam kamarku. Aku membaringkan diriku di atas kasur yang tidak terlali besar tapi cukup untuk tidur berdua. Aku lelah butuh istirahat sebentar, lagian pusing ku juga makin nambah apalagi saat ini aku belum makan dari tadi dan hanya memakan roti saat di kantin tadi. Saat aku mulai memjamkan mataku, tiba-tiba suara ibu tiriku berteriak memanggilku. Aku yang saat ini tengah berbaring langsung terbangun dan membuka mataku lebar-lebar.
Apalagi ini tuhan, aku lelah tidak bisakah kau buatku beristirahat sebentar saja. Ucapku dalam hati.
Langsung saja aku kebawah dan menghampiri ibu tiriku.
"Sini kamu, kamu becus tidak sih memasak hah? Ini asin banget kamu mau buat saya darah tinggi."
"Maaf bu aku gak tau, badan aku lagi gak enak hari ini jadi mungkin agak berpengaruh pada masakanku." Semoga saja dia mengerti ya allah.
"Halah alasan saja kamu emang dasarnya kamu tidak becus bekerja, nih rasakan masakan mu itu" dia melempari sup yang ku masak ke badan ku, sungguh itu sangat panas mengingat sup itu baru saja aku masak. Perih itulah yang kurasakan saat ini aku menangis dalam diam, ini sangat sakit rasanya badan ku terbakar semuanya.
"Jangan cengeng kamu cepat bersihkan tempat itu dan cuci semua barangnya. Saya tidak sudi lagi makan masakan kamu itu." Dia pergi begitu saja dan meninggalkanku dengan keadaan seperti ini. Tangisku semakin kencang dan akupun terduduk lemah di lantai.
Kapan ini berakhir ya tuhan aku sudah tidak tahan lagi. Ibu bantu aku, aku ingin bersama ibu, aku ingin menyusul ibu hiks. Setelah memastikan keadaanku lebih tenang, aku bangkit dan membersihkan semua yang ada di sini.
Setelah membersihkan semuanya aku kembali ke kamar dan merebahkan diriku di kasur. Tidak lupa aku mengganti pakaian sebelum tidur. Saat ini aku bisa tidur dengan aman karena ibu tiriku tidak akan pulang tengah malam, melainkan nanti pagi mungkin tidak akan pulang. Entahlah aku sudah lelah, setelah itu aku benar-benar terlelap.
-
Aku terbangun saat mendengar bunyi alarm, yang ternyata sudah menunjukan pukul 05.00 yang artinya aku harus bangun dan bersiap-siap kesekolah. Dengan kepala yang masih agak pusing, aku melakukan semua rutinitasku seperti sholat, mandi dan lainnya.
Saat aku turun kebawah, ternyata ibu tiriku belum pulang pantas saja aku tidak mendengar suaranya. Tapi syukur lah dengan begitu aku bisa terbebas darinya walaupun haya sebentar.
Langsung saja aku bergegas pergi ke sekolah, hari ini aku berangkat menggunakan bus karena sedang tidak enak badan untuk berjalan. Aku pergi ke halte bus dekat gang kompleks perumahanku. Bus tiba dan aku masuk kedalamnya.
Saat bus tiba di halte dekat sekolahku, aku beranjak turun dan berjalan masuk kedalam sekolah.
Saat masuk ke kelas ternyata sudah ada Luna disana entah apa yang sedang dia lakukan dengan ponselnya sampai-sampai dia tidak menyadari bahwa aku sudah datang bahkan saat aku duduk pun dia masih tetap memandangi poselnya.
"Lagi apa si Lun nyampe gua dateng di kacangin gini?" Tanya aku pada Luna
Muka dia agak keliatan kaget gitu mungkin dia kaget dengan suara ku barusan. "Ish lo tu ya masuk bukannya salam ke ini malah langsung duduk kan gua kaget neng."
"Hehe. Ya abisnya lu pokus banget si maenin hpnya, lagi liat apaansi emangnya?"
"Lu tau gak si Yudhis, Yudhistira Arkana Aditama itu, si cowo ganteng yang pernah gua ceritain ke elu waktu itu?" Aku bingung Yudhis yang mana perasaan dia ga pernah cerita deh soal cowo itu.
"Yudhis mana si ga kenal ah"
"Ish itu loh cowo yang lagi pertukaran pelajar di korea, yang waktu itu gua tunjukin potonya masih inget ga?"
Aku auto mikir, Yudhis? Si anak pertukaran pelajar?
"Oh iya gua inget, iya inget. Ada apa emangnya sama dia?"
"Dia udah balik dong dan sekarang udah masuk sekolah lagi disini. Aaaa cogan gua ga kurang lagi sekarang. Seneng banget gua anjir." Luna seneng banget nyampe jingkrak jingkrak kaya gitu heran deh padahal cuma cowo biasa yang emang si pinter nyampe dia dijadiin buat siswa pertukaran pelajar tapi kan gak harus gitu juga.
Emang si di sekolah ini tuh setiap tahunnya ada pertukaran pelajar gitu, kalau gak ke korea, pasti ke amerika. Terkenal banget emang ini sekolah. Tapi aki gak nyangka aja, si Yudhis yang aku tau anaknya bandel banget bisa jadi siswa pertukaran pelajar, aneh gak sih. Tapi kita ga boleh liat orang dari covernya aja sih bisa aja kan cover nya doang yang jelek tapi isinya bagus.
Fisya POV and
***
Hallo kalian ketemu lagi bareng aku. Gimana suka ga sama ceritanya?
Maaf ya kalau masih banyak typo hehe maklumin aja ya gaJangan lupa voment nya teman-teman😘❤
Dan jangan lupa follow ya nanti aku follback ko❤Sayang kalian❤
Salam cecan
Ssk1209041904
KAMU SEDANG MEMBACA
FISYA
Teen FictionKehidupan yang di alami Fisya berbeda dengan kehidupan pada umumnya. Hidup yang sudah mendapatkan banyak siksaan dan kesedihan dari ibu tirinya, kini Fisya harus mendapat kenyatan lagi bahwa kekasihnya pun menghianatinya. Entah salah apa Fisya di ma...