"Zii.."
"Iya.."
"Apa bayanganmu tentang masa depan?"
"Apa yang kamu harapkan untuk kujawab?"
"Kok balik nanya?"
"Ada banyak hal tentang masa depan, Rey. Cita-cita, cinta, karir, dan banyak hal lain lagi" Bagian mana yang kamu tanyakan?"
"Pikiranmu terlalu rumit, Zi"
"Kamu mengarah kemana, Rey?"
"Aku jadi bingung hahaha"
"Ga jelas""Zii, usia berapa ingin menikah?"
"Tidak ada perkiraan"
"Kenapa?"
"Karena menikah bukan perihal usia"
"Iya sih, tapi kebanyakan orang punya keinginan menikah di batas usia berapa"
"Aku tidak"
"Kenapa?"
"Untuk apa? Menurutku keinginan itu akan melekat dipikiran dan berubah menjadi resah dikemudian hari"
"Kurasa tidak. Malah membantu untuk mempersiapkan diri menuju kesana"
"Katakanlah aku ingin menikah di usia 28 tahun. Keinginan itu perlahan melekat dan menjadi satu ukuran di benakku. Aku sudah mempersiapkan diri, tetapi saat usia itu aku belum menikah. Akan timbul perasaan resah yang bisa saja menjadi tekanan. Pandanganku sih begitu"
"Lalu bagaimana kamu akan memutuskan untuk menikah?"
"Akan kutanyakan pada rumput yang bergoyang"
"Zi, akus serius"
"Rey, jangan terlalu serius. Perihal menikah masih belum ada dalam rancanganku saat ini"
"Kau seorang perempuan, Zi. Mestinya sudah memikirkan persiapannya"
"Kapan-kapan, Rey. Kau sendiri bagaimana?"
"Aku ingin menikah di usia 30"
"Empat tahun lagi hahaha"
"Inginku. Namun, kembali seturut kehendak Sang Pencipta"
"Nah, mestinya begini. Tidak perlu memaksa diri membuat sebuah ukuran. Sebab semuanya bermuara pada rancangan Sang Pencipta""Zi, apa pandanganmu tentang pasangan hidup?"
"Jodoh pasti bertemu"
"Zi, serius"
"Rey, jangan terlalu serius"
"Masih tidak ingin kah memulai hubungan baru?"
"Iya"
"Kenapa?"
"Banyak yang harus kuperbaiki dalam diri"
"Kau perempuan baik, Zi. Dewasa juga"
"Baik saja tidak cukup, Rey. Penting untuk menjadi berkarakter"Rey, kuberi tau impian perempuan dalam suatu relasi;
Kami ingin menjadi tempat segalanya untuk pasangan kami kelak.
Bukan sekadar mendampinginya.
Kami ingin setiap hal dihidupnya melibatkan kami.
Ingin menjadi wanita yang bisa dia andalkan ketika mengambil keputusan penting.
Kami ingin menjadi wanita yang bisa dia percaya sepenuhnya. Tanpa sedikit pun meragukan setiap perkataan kami.
Ingin menjadi kekuatan saat dia melewati hari-hari berat.
Ingin menjadi sesuatu yang berpengaruh.Bukan menjadi wanita yang hanya akan menuruti setiap perkataannya, tetapi bijak mengendalikan keadaan.
Bukan hanya menjadi wanita yang dilindungi dan dimanja, tetapi juga sanggup merawat dan mandiri ketika dia tidak ada
Bukan menjadi wanita pencemburu, tetapi percaya seutuhnya. Ini salah satu bagian yang sulit kami capai.Dan masih banyak lagi.
"Jadi, baik saja tidak cukup untuk memenuhi impian wanita dalam suatu hubungan"
"Menurutku, masa-masa sendirilah kesempatan kami untuk "nyicil" banyak kemampuan yang kami ingin""Seiring berjalan waktu, akan terbentuk juga, Zi"
"Iya, tapi setidaknya sebelum memasuki suatu hubungan perlu untuk membangun semacam fondasinya. Ga lucu berantem mulu ntar""Rey, apa pendapatmu tentang memulai suatu hubungan?"
"Penerimaan. Kepercayaan. Kejujuran. Komunikasi"
"Lalu?"
"Itu aja cukup menurutku membangun hubungan yang baik"
"Kurasa kau perlu menambahkan sesuatu, Rey"
"Apa?"
"Komitmen. Semuanya omong kosong kalau tidak ada komitmen"
"Baik. Kutambahkan.""Zi, boleh berpesan sesuatu?"
"Apa?"
"Keep in touch with me"
"Kenapa bilang begitu? Kau mau pergi?"
"Keep in touch ya, Zi"
"Ga mau"
"Hahaha baiklah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled Romance
RomanceSuratan mewakili segala rasa tertahan dari mulut yang memilih bungkam. Disebut apa perihal kita??? Tolong bantu aku menyimpulkan