12. VINA INGAT?

10 2 0
                                    

Gadis itu, Lyana. Ia membuka pintu rumahnya. Lalu menuju ke kamar sahabat terdekatnya, Vina. Ia terkejut mendapati Vina tidak ada di kamarnya, ia mencari nya di penjuru rumah, tetapi hasilnya nihil! Gadis itu tidak ditemukannya.

"VINA! VINA KAMU DIMANA?"

"VINA! KAMU DENGAR AKU KAN? KAMU DIMANA. KELUAR SEKARANG!"

"VINA PLEASE, JANGAN BUAT PIKIRAN AKU BERTAMBAH PUSING!"

Teriakan-teriakan itu menggema di penjuru rumahnya, derap langkah kaki terdengar dari arah pintu rumahnya.

Tok...tok...tok..

Ketukan pintu kian terdengar ditelinganya, ia dengan segera membuka pintu tersebut. Betapa terkejutnya ia ketika menemukan Vina dengan Nico. Apa hubungan mereka? Lalu Vina. Apa dia sudah ingat semuanya? Pertanyaan itu yang kini terngiang di pikiran Lyana.

Vina tersenyum sumringah, lalu berucap. "Lya! Kenalin nih Ico," ucap Vina memperkenalkan seseorang disampingnya.

Lyaa tersenyum kikuk, "eh iya Vin. Kamu kok kenal dia dari mana?" tanya Lyana. Lalu Vina menceritakan kejadian dimana ia bertemu Nico.

Flashback on

"VINAAAAA AKU KE RUMAH SAKIT SEBENTAR YAA, KAMU JAGA RUMAH HATI-HATI JUGA," ucap Lyana.

"Itu suara toa bener sih! Bisa bisa pecah gendang telinga gue," gerutu Vina di dalam kamar.

Setelah Lyana melangkah keluar dari rumah, Vina mendengar suara ketokan pintu. Ia membuka dan terpampang lah muka Nico. Ia mengajak Vina ke sebuah desa, sesampainya ia disana ia diperlihatkan sebuah rumah yang terbakar habis, lalu ke rumahnya yang dulu. Vina mulai memegangi kepalanya yang sakit.

Lalu meneteskan air matanya. Setelah itu ia terduduk lemah di tanah desa itu, seketika memandang Nico lalu berucap, "Ico?" tanyanya dengan wajah terkejutnya.

"Iya Ina, ini Ico." jawab Nico dengan senyum sumringah.

"Kak Vina!" suara Reni melengking di telinga Vina. Ia lelu memeluk adik tercintanya itu. "Kak Vina jangan ninggalin Reni lagi ya, Reni gak mau kak Vina kenapa kenapa," lanjut Reni dengan air mata berderai.

"Iya Reni, kakak gak akan kemana mana kok," jawab Vina.

"Yaudah, kalo gitu kita ke rumah Lyana, pasti dia sudah cariin kamu dari tadi," sahut Ferdi, papa Vina.

Flashback off

Lya mendengar cerita itu sangat senang, lalu ia masuk kedalam rumah dan menceritakan tentang ayah dan bundanya yang kini masuk di jeruji besi. Vina mendengar kabar itu lalu mencoba menenangkan Lya.

Akhirnyaa semua masalah yang dihadapinya kini sedikit berkurang, hari ini adalah hari Sabtu, hari terakhir untuk para murid-murid sekolah. Sama halnya dengan Lyana. Dulu ia menginjakkan kakinya dengan wajah masam, tapi lihatlah sekarang, ia tersenyum sangat manis.

Saat melewati kantin, ia tidak sengaja melihat Vina dan Nico bercanda gurau, ia menghampiri mereka berdua lalu duduk di kursi yang kosong. "Ekhm, pacaran apa gimana ini?" tanya Lyana dengan mengangkat kedua alisnya.

"Menurut lo?" jawab Nico.

"Asekkk, Mbakk Sri martabat telor satu!" teriak Lyana. Lalu datanglah martabak kesukaanya itu, ia
memakannya dengan lahap lalu pergi berjalan menuju kelas.

Teriakan seseorang menghentikannya, "bayar dulu woy!" teriak Vina.

"PJ Vin, hehe," jawabnya lalu melangkah menuju kelasnya.

"Dasar sahabat laknat!" gerutu Vina.

***
Sepulang sekolah, Lyana menuju ke kedai es krim. Ia memakan es krimnya dengan senang, seseorang duduk di samping kursinya dengan melahap es krim yang sama dengannya. Lya menoleh, "siapa?" tanya Lya.

"Aldi," jawab Aldi lalu menoleh ke Lyana, tatapan mereka bertemu untuk kedua kalinya.

"Ouh, kenapa disini?" tanya Lyana.

"Emang gak boleh?" tanya Aldi balik.

"Orang tanya malah nanya balik, dasar!" gerutu Lyana yang masih bisa d dengar Aldi.

"Besok ada waktu?" tanya Aldi tiba-tiba.

"Eum, ada. Kenapa?" tanya Lyana.

"Jalan," ucap Aldi.

"Boleh," jawabnya dengan senyum mengembang.
Keesokan paginya, sang gadis tengah berdandan rapi, lalu mengecek handphonenya seketika senyuman di bibirnya mulai terbentuk.

Ia melangkah menuju pintu rumah, lalu mendapati Aldi dengan motornya di depan pagar rumahnya. Ia menghampiri Aldi lalu duduk diatas motornya.

Mereka mengendarai motor tersebut dengan kecepatan sedang, sesampainya di sebuah mall. Mereka menghabiskan waktu sepanjang hari di mall tersebut.

Moga sukaa^^
Vomentnya jangan lupa dong:"
Yudah papay

LYANA - TERBIT DI GUEPEDIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang