Chapter 27

1.9K 125 9
                                    

"Brengsek!" Umpat Abel begitu dia sampai di lokasi yang di kirimkan oleh teman nya itu.

Pemandangan di depan nya, membuat marahnya semakin bertambah. Berani-beraninya mereka mengeroyok teman-teman nya.

"Eh eh lo mau kemana?" Abiel menghentikan langkah nya.

"Mending lo minggir bang. Atau lo yang bakal kena" ucap Abel masih menatap tajam pada segerombolan orang di depan sana.

"Tapi lo bakal dapat masalah lagi dek. Lo mau Bunda sama Ayah marah lagi?" Abiel tetap kekeh di hadapan Abel.

"Ya terus gue harus diem aja gitu hah?! Gue harus nontonin mereka di keroyok gitu?! Ngotak dong!" Bentak Abel membuat Abiel terdiam.

Abiel sudah memaklumi sifat kembaran nya ini ketika sedang marah. Dan begini lah adiknya itu jika sedang marah.

"Oke. Dengan syarat gue harus ikut dan lo nggak boleh babak belur" ucap Abiel.

"Serah lo!" Abel kembali melangkah dengan langkah lebar nya.

"Untung Bunda sama Ayah nggak ada di rumah" gumam Abiel dan menyusul Abel.

"Woi!!" Teriak Abel setelah sampai di hadapan mereka.

Dapat dilihatnya teman-teman nya tergeletak di bawah dengan keadaan yang cukup mengenaskan, sedangkan para musuh nya hanya terdapat beberapa lebam di wajahnya.

"Hai cantik. Akhirnya lo muncul juga, gue udah nungguin lo dari tadi loh" ucap Beno.

Abel mengenalnya. Dia adalah Beno  ketua geng musuhnya. Kenapa Abel tau? Jelas saja, mereka kan sudah bermusuhan semenjak SMP. Tapi tunggu. Bukan kah itu Paras? Ketua geng sekolah Jakarta raya yang dulu sempat tawuran dengan teman-teman nya. Oh baiklah, mau balas dendam ternyata.

"Cih. Ditungguin sama lo itu kayak di tungguin sama guguk tau nggak" ucap Abel menatap nya sinis.

"Maksud lo apa?!" Sepertinya Beno tersulut emosi.

"Anjing. Kan emang bener lo kayak anjing" jawab nya santai.

Sudah dibilang bukan? Abel adalah juaranya dalam memancing emosi orang lain.

"No, lo bawa anak-anak kebelakang. Kalau perlu lo bawa mereka kerumah sakit" ucap Abiel pada Seno yang ada di belakang nya.

Abiel kenal? Tentu saja, Abiel kan juga salah satu anggota dari geng Abel.

Cowok ber kacamata itu tampak bingung, bagaimana cara dia membawa semua teman-teman nya? Ayolah, dia bukanlah titisan doraemon yang punya pintu kemana-mana.

"Aduh lo lama deh, pegang hp gue. Disini ada nomor bodyguard gue. Lo bisa suruh mereka datang kesini bawa mobil, terus minta anter sama mereka kerumah sakit. Bilang gue yang nyuruh" Abiel menyerahkan ponsel nya dan langsung pergi ke samping Abel.

"Bacot lo makin nambah tau nggak! Hajar!"

Abel dengan tenang menahan semua serangan dari Beno dan anggotanya. Begitupun Abiel yang langsung saja menerima serangan saat dia baru sampai di samping Abel.

"Iel! Mau gue panggilin yang lain nggak buat bantu lo berdua?!" Teriak Seno setelah selesai mengevakuasi teman-teman nya.

"Nggak usah!" Ucap Abiel balas berteriak sambil terus membalas serangan musuh nya.

Anggota musuh yang memang cukup banyak membuat Abel dan Abiel sedikit memakan waktu untuk menumbangkan mereka semua. Sampai akhirnya semua anggotanya sudah tergeletak di tanah, sedangkan Beno dan Abel masih bertarung.

Abel hanya menangkis serangan Beno tanpa membalas serangan. Entah apa yang dipikirkan Abel saat ini, hingga sebuah pukulan mendarat di pipi Abel.

"Abel!!" Teriak Abiel melihat Abel terkena pukulan.

          

"Bangsat lo! Berani lo mukul adek gue!" Amarah nya pada Beno yang masih menatap Abel dengan tatapan.... bersalah?

Bugh

Pukulan itu sebagai awal dari serangan Abiel yang dilanjutkan dengan serangan bertubi-tubi pada Beno yang hanya menerima dengan pasrah.

"Bang udah" Abel menarik lengan Abiel membuat Abiel berdiri.

"Brengsek lo bangsat! Bangun lo, lawan gue! Berani banget lo bikin lebam di wajah adek gue! Bangun lo biar gue bunuh lo Anjing!!" Abiel meronta-ronta, memandang penuh amarah pada Beno yang sudah tak berdaya di bawah sana.

"Bang udah. Liat dia, dia juga udah nggak berdaya" ucap Abel berusaha menenangkan Abiel.

"Tapi dia harus di kasih pelajaran lebih dari ini dek" balas Abiel.

"Bang... nggak usah oke. Kita pulang sekarang" Abel menarik lengan Abiel menuju motornya.

Siapa sangka, Abiel berhasil melepaskan diri dan kembali memukuli Beno.

"Bang! Lo ngapain sih! Gue bilang udah ya udah!" Ucap Abel kembali ingin menarik Abiel.

Abiel seperti orang kesetanan yang berambisi untuk membunuh Beno. Dan mengacuhkan ucapan Abel.

"Bang dia sahabat lo!!" Teriak Abel akhirnya membuat tangan Abiel berhenti memukuli Beno.

"Jangan pernah lo bilang bajingan ini sahabat gue. Gue nggak sudi" ucap Abiel lalu pergi dari sana.

Abel menghembuskan nafas lega dan beralih menatap Beno.

"Jangan pikir gue perduli sama lo karna gue bantuin lo dari amukan Abiel. Lo masih ada di dalam daftar hitam gue" ucap Abel lalu pergi meninggal kan Beno yang menatap Abel pergi dengan motornya.

"Bel... kenapa Bel..." gumam Beno dan setelahnya tak sadarkan diri.

                          🔫🔫🔫🔫

Seperti biasa hari ini bel masuk berbunyi tepat pukul 8.00. Guru yang mengajar pun sudah masuk dan mengajar seperti hari-hari biasanya. Namun yang berbeda adalah kedua anak kembar yang berpenampilan kutu buku yang ada di belakang sana.

Sejak kejadian kemarin, Abel mau pun Abiel tidak saling menegur. Bahkan tadi Abiel pergi begitu saja saat Abel menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. Entah lah sepertinya Abiel masih kesal dengan ucapan Abel waktu itu.

"Leng" Abel sama sekali tidak mendengar panggilan Sam, atau mungkin sengaja.

"Sst! Leng" Sam menepuk pelan bahu Abel membuat Abel menatapnya kesal.

"Apa sih?!" Ketusnya.

"Lo kenapa sih? Lo ada masalah?" Tanya Sam.

"Gak, biasa aja" ucapnya lagi membuat Sam heran.

Kalau sudah seperti ini biasanya hanya ada 3 kemungkinan.

Yang pertama adalah, Abel sedang pms. Tapi itu tidak mungkin, sekarang bukan lah tanggal nya. Kenapa Sam tau? Ya tentu saja tau, sebagai calon suami yang baik harus tau hal-hal penting menyangkut calon istrinya itu. Eh?

Yang kedua adalah, Abel sedang marah padanya. Tapi itu juga tidak mungkin, Kemarin mereka baik-baik saja dan mereka baru bertemu hari ini setelah pulang sekolah kemarin.

Yang terakhir, Abel sedang berantem dengan Abiel. Ah ya, Sam baru ingat kalau sejak pagi tadi Abel dan Abiel sama-sama diam dan tidak ber tegur sapa, tidak seperti biasanya.

Baiklah, Sam yakin, itu adalah penyebabnya. Sam harus memperbaiki ini nanti.

                          🔫🔫🔫🔫

Baik Sam maupun Gisca, Leo dan Ken, mereka sama-sama menatap Abel dan Abiel bergantian. Setibanya di kantin tadi, mereka berdua tidak membuka suara dan bahkan sekarang tempat duduk nya terpisah. Ada apa ini? Apa mereka sedang bertengkar? Tapi masalah apa? Tak biasanya mereka seperti ini.

"Ehem" Ken berdehem untuk menarik perhatian mereka berdua.

"Ehem! Ehem!" Suara Ken bertambah besar namun tak membuat si kembar itu terganggu.

"EHEEEEEMMMM!! Uhuk uhuk uhuk.." dan hasilnya Ken benar-benar terbatuk.

"Berisik!" Ucap si kembar menatap Ken kesal.

Ken dan yang lain nya menghela nafas panjang.

"Kalian kenapa sih? Berantem? Di selesai in kan bisa, nggak diem-dieman gini kek bocah habis sunat tau nggak!" Ucap Gisca kesal membuat Sam, Leo dan Ken segera mengalihkan perhatian mereka pada Gisca.

"Jadi ngilu gue ngomongin soal sunat" gumam Ken mendapat pukulan dari Leo

"Dek, kalian berdua kenapa? Ada masalah? Cerita dong kekita, jangan diem terus" ucap Leo berhasil membuat mereka berdua saling tatap.

"Mending abang tanya sama Abel" Abiel berdiri dari duduk nya.

"Dan bilang sama dia, kalau bajingan itu bukan sahabat gue, gue benci sama dia dan jangan ingetin lagi gue sama dia" ucap Abiel sebelum benar-benar pergi dari sana.

Mendengar penuturan Abiel, mereka semua memandang Abel yang tampak memejamkan mata nya dan bersandar di sandaran kursi.

"Dek, kita harus selesai in masalah ini. Kamu harus ngomong sama Abiel, oke" Abel hanya menganggukkan kepalanya dan pergi menyusul Abiel.

Walaupun ini sepenuhnya bukan salah dirinya, tapi dia tau, kalau berada di situasi ini terus-menerus itu tak akan membuat hubungan nya dan Abiel kembali seperti dulu.

Tak apa dia yang mengalah kali ini, toh tak selamanya dia yang harus di bujuk oleh kembaran nya, ada kalanya dia yang harus membujuk dan meminta maaf. Hey ayolah, laki-laki itu juga punya titik lemahnya. Tak selamanya dia tetap terlihat kuat dan bersabar dalam membujuk seorang wanita.

                      🔫🔫🔫🔫

Hola gengss....

Oh iya Author mau ngucapin selamat bulan ramadhan, dan selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang beragama muslim 🙏🙏. Semangat ya guys puasanya, semoga di puasa tahun ini kita semakin mendapat berkah, di beri rezeki melimpah, dan selalu di beri kesehatan. Nggak untuk yang muslim aja nih, buat kalian semua pokok nya semoga kalian sehat selalu dan terhindar dari segala macam penyakit. Dan Author berharap virus corona hilang sebelum ramadhan berakhir. Supaya yang mau mudik bisa mudik, bisa lepas kangen sama keluarganya dan kita semua bisa kumpul lagi tanpa adanya jarak kayak sekarang ini aamiin

Vote dan comment nya tolong ya kalau kalian suka sama ceritanya.

Baibai🙋🙋

Couple Bad Nerd Twins (Proses Penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang