'Berhasil merebut milikku' ? Apa maksud Jeno mengatakan itu kepada Jisung? Apa yang sebenarnya Jisung rebut dari Jeno? Kenapa Jeno dan Mark amat membenci Jisung?
"Ugh..." Jisung mengerang.
Akhirnya aku kembali sadar dan beralih kepada Jisung, "Kamu tak apa-apa?" tanyaku kepada Jisung sambil membantunya berdiri.
"Ak- aku tidak apa-apa"
Aku mengalungkan tangan kanan Jisung di leherku agar dia bisa berdiri. Lalu aku membantunya berjalan. "Kau mau kuantar ke rumah sakit?" tanyaku kepada Jisung.
"Ah, tidak perlu. Luka seperti ini dibawa tidur juga sembuh."
Sepertinya Jisung sudah biasa dengan luka seperti ini. Yah, tidak heran sih.
"Terserah apa katamu, tapi yang pasti biarkan aku mengobati wajahmu dulu." kataku.
"Baiklah, tapi obatnya?"
"Obat? Oh, aku selalu membawa obat." Aku mengorek tasku dan kukeluarkan kotak P3K ukuran mini milikku, lalu kupamerkan di depan wajah Jisung.
"Kau selalu membawa barang begituan? Kau pasti sering terluka ya?"
Aku tak menjawab, aku hanya tersenyum saja. Tentu saja aku harus membawa kotak seperti ini, semenjak mengenal Jeno sepertinya benda seperti ini amat dibutuhkan dalam keadaan yang tak terduga. Lalu aku duduk dengan Jisung di taman dekat Rumah Sakit dan aku mengobati luka-luka di wajahnya.
"Kenapa kau baik sekali kepadaku?" tanya Jisung.
"Mana mungkin aku meninggalkan orang yang terluka, dasar bodoh."
"Lalu, kenapa kau tak pergi kepada Jeno tadi?"
"Itu, itu karena..."
"Apapun itu. Terimakasih karena kau tak meninggalkanku," katanya sambil tersenyum kepadaku.
Senyum Jisung benar-benar manis dan tulus, benar-benar menyilaukan maksudku. Jantungku sempat berdegup cepat dibuatnya, bagaimana caranya dia melakukan itu?
Aku akan mencoba tersenyum seperti itu kapan-kapan, siapa tahu orang akan terbuai seperti aku terbuai oleh Jisung hehehe.
Aku mengobati muka Jisung dengan kapas yang berakohol, dia hanya diam saja dan sesekali memberikan ekspresi kesakitan. Tidak seperti Jeno. Jeno pasti akan meneriakiku..Ia pasti akan mengoceh selama aku mengobati lukanya sambil beberapa kali melirik ke arahku. Wangi colognenya pasti akan menggelitik hidungku dan membuatku memimpikannya sepanjang tidurku.
Berhenti Haechan! Jangan mengingat Jeno lagi!
"He- hei! Kamu kenapa?" tanya Jisung kepadaku.
"Uh? Huh? A- apa maksudmu?" tanyaku bingung kepadanya.
"Kamu menangis..."
"Apa? Ah, hahaha aku tidak menangis kok, hiks..."
Aku sangat merindukan Jeno, aku sangat merindukan Jeno sampai di titik dimana aku sulit bernafas. Tak kuduga aku bisa begitu merindukannya, aku sangat ingin melihat wajahnya, mendengar suaranya, mencium aroma cologne nya.
Tiba-tiba Jisung memelukku dan berkata, "Tak apa. Menangislah saja sekarang. Dengan kau menangis sekarang, kau dapat tersenyum untuk besok. Lepaskan saja semuanya."
Aku menangis sejadi-jadinya di pelukan Jisung entah sampai berapa lama.
Jeno, aku merindukanmu...
(。•̀ᴗ-)✧
"Apa-apaan kau?! Bagaimana bisa kamu begitu jorok! Bajuku penuh dengar ingusmu!" protes Jisung kepadaku. kami sedang dalam perjalanan pulang ke rumahku (Jisung mengantarku)
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY! [ nohyuck ] - under construction
Fanfictionbagaimana rasanya jika mempunyai pacar seorang petarung nomor satu di sekolah? - ini cerita remake dari 'Crazy!' karya Emolicious Beberapa hal harus sendikit diubah untuk menyesuaikan tokoh. #1 nochan - 20/05/2020 #1 nohyuck - 07/07/2020 #1 nochan...