Aku pun bangkit dari keterpurukanku. Mencoba untuk tidak pernah alfa dari pertemuan di semester 1. Alhamdulillah, IPK semester 1 keluar dan menunjukkan nilai 3.65. Angka yang tinggi bagi diriku. Aku pun memenuhi janji seorang Dosen untuk melampui IPK 3.50. Aku akan diberi hadiah berupa buku Filosofi Teras karya Henry Manampiring.
Ya, aku suka filsafat. Ilmu itu membuatku bertanya-tanya akan kehidupan dan menguatkanku dalam beragama. Ketika aku bertanya kepada sepupuku yang ustadz (dia lebih suka disebut pemotivator), "A, kalau Furqon suka filsafat gimana? Apakah boleh?"
"Itu tergantung, Qon. Kalau Furqon ngerasa dalam berfilsafat itu berkah. Ya, lakukanlah."
"Berkah itu tandanya gimana A?"
"Tandanya adalah kebaikan itu sendiri dan bertambahnya kebaikan. Jadi kalau berfilsafat jadi makin baik, ya kenapa engga?"
Dari sana aku semakin semangat, semakin giat belajar tentang filsafat. Dan ketika aku menulis tulisan ini, aku masih belum menerima buku Filosofi Teras yang dijanjikan Dosen itu. Aku sangat penasaran tetapi aku sudah mendapatkan gambaran kecilnya tentang buku itu.
Buku itu menggambarkan tentang filsafat stoisisme yang dicetus oleh seorang filsuf bernama Zeno. Beliau menjelaskan bahwa yang bisa kita kendalikan adalah respon kita terhadap masalah. Bukan masalah itu sendiri, tetapi responnya.
Aku semakin yakin diriku sebagai farmasis. Semoga bisa menjadi sebenar-benarnya pendidik farmasis. Doakan aku. Semoga semester 2 ini bisa mencapai IPK 3.8. Aamiin.
YOU ARE READING
CEKAMAR (Cerita Kampus Farmasi)
Teen FictionPerjalanan seorang Furqon Albanna dalam menapaki kampus farmasi. Dia mulanya berkuliah di kampus agama tetapi merasa tidak cocok dan pindah. Pilihannya ada dua antara kesehatan masyarakat dan farmasi. Berkat saran kakaknya, ia pun menjadi farmasis.