Rinai-Mu adalah tirai semesta, tumpah ruah serangkaian ceria, saat jelmaan rona menyapa, dan aku melipatkan kaki di batas muara kasih, disampingku ikan kakap dijilat api.
Hawa merayu merdu, menderu, bahkan mengeram di dalam gua, wajahmu menyatu dengan gelombang, buih suci adalah cinderamata kasih-Mu, lembayung rindu di ujung jingga, seperti benalu bertengger di ranting pohon mangga.
Aku berdiri lalu berjalan di tepi bibirmu yang elok, rahayu sukmaku dengan suara deburan, disentuhnya kaki ku oleh ranai, membuatku mengudara di langit-langit lamunan.
Kerang-kerang tersenyum, camar-camar melambai, gurita berdansa dengan arus, dan aku terbenam bersama tirai semesta.
@gemaruang
April, 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Biang Samsara
Poetryaku sudah mengenalmu, dan ku ingin jauh masuk dalam cerita mu. bukan hanya bahagia saat bersamamu, melainkan aku juga ingin menjadi tetes air mata mu