"Eh neng Aurora udah berangkat," ucap Andi, cowok satu kelasnya yang terkenal jago ngelawak dengan sikap bodohnya. Ogeb bararti ya."Iya, banyak pr ya pasti?" jawab Aurora sembari meletakkan tasnya. Ternyata kelas masih sepi, bahkan Alya belum berangkat.
"Nggak banyak juga si Ra," jawabnya.
"Eh Ndi minggiran! Gue mau ngomong sama Aurora, sana pergi!" ternyata suara itu datang dari Alya yang baru saja datang.
"Ngomong paan Al?" tanya Aurora penasaran ketika Alya sudah duduk.
"Nggak ada," jawabnya singkat, detik kemudian Aurora memasang wajah datar.
"Yaelah gitu doang Ra," ucapnya sambil tertawa.
"Tugas udah selese, lo yang simpen ya." Aurora mengambil tumpukan kertas yang ada di tasnya.
"Eh iya Ra, emm Arga kasih kabar nggak? Masa iya dia nggak ngerjain sama sekali," cerocos Alya.
"Nggak pa-pa kali Al, lo nggak keberatan 'kan Ra?" suara itu muncul dari depan pintu, Arsya, ia langsung duduk di tempatnya dan melepas jaket.
"Lah siapa juga yang ngomong sama lo?" sindir Alya yang membalikkan badanya ke belakang.
"Lagian juga ngapain lo nanyain itu ke Aurora?" balas Arsya.
"Kalian tu ya, berant-"
"Gila lo Ar! Main ninggal gue aja di kantin, udah gue jadi di suruh bayar makanan lo lagi!" omel Marcell yang masuk kelas terburu-buru.
"Dimana lo Ga? Urusin nih temen lo!"
*****
"Gimana Ga?" tanya Vano, ia duduk di samping Arga.
"Gimana ya? Hp gue habis batrenya bang, gue pulang dulu aja."
"Yaudah sekarang kita bubar dulu!" perintah Vano ke anak buahnya.
"Nanti kita kumpul lagi di arena balap, dan lo Ga." Vano menjeda perkataannya. Arga menoleh.
"Setelah ini lo ke bengkel, periksa motor lo," lanjut Vano.
"Ya bang." detik kemudian mereka semua bubar termasuk Arga, ia langsung pulang ke rumah.
Hanya memerlukan waktu sekitar 20 menit ia sudah sampai di rumah. Ia mendengus kesal saat masuk masuk ke rumah dan tak ada siapapun di sana.
"Nggak ada yang beda sama rumah ini," ucapnya pelan sambil melepas jaketnya dan melemparnya asal.
"Gila! Dah lama juga gue gak masuk sekolah," kagetnya saat melihat kalender di kamarnya itu, dengan langkah lesu ia mengecas ponselnya lalu pergi mandi.
Ia tak membutuhkan waktu lama untuk mandi, ia tak suka terlalu lama di kamar mandi. Kini ia keluar sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. Arga mengambil baju di lemari, ia memilih memakai kaus hitam dan celana pendek selutut berwarna hitam juga. Hal itu membuat kadar ketampananya bertambah.
"Duh tambah ganteng aja gue," ucapnya membanggakan diri saat melihat pantulan dirinya di depan cermin saat menyisir rambutnya.
Saat ia fokus menyisir rambutnya, terdengar dering notifikasi dari ponselnya. Padahal baru saja ponselnya itu terisi daya 10%.
"Ganggu aja orang lagi sibuk." Arga meletakkan sisirnya. "Sibuk ngaca!" lanjutnya sambil tertawa.
"Gila! Seabrak gini panggilan sama chat selama gue gak buka hp?" Ia berdecak kagum, ternyata ada yang mencarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURORA [END]
Teen Fiction[END!] Namanya Arga Elvio Fernando, cowok ini memiliki darah Indonesia-Spanyol. Tubuh tinggi besar dengan mata tajam dan juga wajah tampan dimiliki oleh Arga. Sedari kecil Arga memang sudah memiliki banyak bakat, seiring berjalannya waktu bakat...