Sudah dua minggu sejak kejadian itu, Kei dan Wahyu terlihat tidak lagi akrab. Terakhir Wahyu mengantarkan Kei pulang lalu pamit.Di Rumah Sakit pun Wahyu seolah menghindar, entah dengan pura - pura berbicara kepada rekan lain atau memutar arah bila akan berpapasan dengan Kei.
Bahkan sepertinya Wahyu sengaja mematikan fitur sudah dibaca di akun Whatsapp nya, atau mungkin sengaha tidak membaca pesan Kei? tidak tahu..
Kei merasa aneh dan rasanya hatinya tidak nyaman karena Wahyu menjauhinya.
Kei memutuskan akan memulai pembicaraan kepadanya. Hari ini.
"Keira, tolong kamu lihat data bpjs nya Ibu Nora yang terakhir datang tadi, ya?" Ucap Tamara. Keira mengangguk.
"Baik, Mbak."
Tamara melengos pergi,
Keira mulai mencari data Ibu Nora dengan cepat agar bisa berjumpa dengan Wahyu dikoridor, kalau tidak berjumpa ya setidaknya diparkiran.
"Selesai!"
Keira bergegas mendatangi ruangan Tamara dan menyerahkan salinan datanya, lalu pamit ijin pulang yang dijawab anggukan oleh wanita itu.
Gadis ini segera berlari keluar ruangannya dan tidak menemukan Wahyu, dia mencoba berjalan lebih cepat.
Dan, ya.. disinilah Wahyu.
Berada di Pos penjagaan atau Piket Rumah Sakit tengah berbicara dengan anggotanya.Keira memutuskan menunggu didepan mobil Wahyu.
"Ada apa, Kei?" suara itu tiba-tiba muncul, membuat Keira sedikit kaget.
"Abang marah ya sama Keira?"
Wahyu tersenyum simpul lalu menggeleng, "untuk apa saya marah dengan kamu?"
"Terus kenapa abang nggak pernah lagi chat Kei?"
Wahyu sedikit memutar kata, sedang mencari alasan yang tepat. "Saya sibuk, banyak sekali resume yang harus saya kerjakan."
Keira mengintimidasi, "benarkah? selama ini abang sepertinya enggak sesibuk itu deh,"
"kelihatannya nggak sibuk bukan berarti benar tidak sibuk, kan?"
Keira diam, pria dihadapannya benar-benar terasa asing. Seperti bukan Wahyu yang selama ini dikenalnya.
"Kei, saya mau pulang sekarang. Ada lagi yang mau dibicarakan?"
Keira menggeleng,
"Saya pulang ya." Kata Wahyu lalu berjalan masuk kedalam mobilnya, dan gadis ini masih terpaku. Merasa benar-benar aneh.
.
******"Kenapa kamu kok mukanya enggak enak?"
"pusing Kei, banyak kerjaan."
Yuka tertawa, "kaya iya aja. yaudah sana mandi, terus makan. Papa nggak makan malam dirumah. Kita makan berdua aja."
Keira berjalan malas kekamarnya.
Mengambil ponselnya dan membuka Whatsapp.
Kei mencoba memanggil Wahyu menggunakan fitur Video Call. Tetapi tidak diangkat, lalu masuk pesan.
•Ada apa ?
Kei tidak membalas, alih-alih membalas Kei malah langsung menelfon lagi.
Pun tidak diangkat.
Hatinya terasa sedih.
√Kenapa nggak angkat? angkat bang.
Keira mencoba menelfonnya lagi.
Juga tidak diangkat.
Gadis itu menghempaskan badannya dan menatap langit-langit kamarnya dengan perasaan sedih.
Keira mulai memejamkan matanya. Mencoba tidur.
Gagal. Ponselnya berdering. Video call dari Wahyu.
Segera diangkatnya,
"Bang kamu kenapa diemin aku?"
"Siapa? mana ada."
"Ada. Ini buktinya."
"mana? ini lho, saya ngehubungin kamu."
"Bang, kenapa sih?"
Wahyu diam untuk beberapa saat, lalu menghela nafas.
"Kita nggak perlu terlalu dekat Kei."
"kenapa!?"
"Saya rasa kita terlalu dekat, saya takut dengan hati saya sendiri."
"Abang.. kenapa?"
"Saya suka sama kamu. Saya nggak mau rusak hubunganmu. Toh.. kamu nggak suka sama saya."
Keira mematung, hilang kata.
"Saya nggak mau terlalu jauh. Saya juga nggak mau ambil resiko sayang sama pacar orang, kasihan hati saya."
"Tapi Bang.."
"Langgeng ya, saya doakan semoga kalian cepat ketemu. Oh iya.. kita benar-benar harus menjaga jarak. hehe. Saya juga akan cari wanita lain yang nggak punya pacar."
Keira merasa sedih, hatinya seperti ada yang hilang sama seperti dia kehilangan Damara dulu. Tapi ini lebih kosong lagi seolah memang tidak ada siapapun didalamnya.
"sudah kamu tuh jangan sedih, saya tutup telfonnya kalau nggak ada yang mau diomongin."
"Iya bang, yaudah, Kei juga berusaha jaga jarak dan gak ganggu kamu lagi."
Wahyu tersenyum, "Yasudah, saya matikan ya."
Sambungan terputus.
Hati Keira sedih sekali sampai Ia tidak bisa menahan air matanya. Mengapa rasanya jadi seperti ini?
Apa Kei juga menyukai Wahyu?
atau gadis ini hanya merasa kehilangan teman?
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMARA
RandomAku mencintaimu, apapun resiko yang kelak akan kuterima. Aku tetap mecintaimu.