+++Hara pulang dengan keadaan kacau balau pada pukul 23:20, membuat Tania yang sejak awal menunggu dirinya diruang keluarga dibuat terkejut ketika melihat keadaan putrinya.
Gadis itu bak mayat hidup, tubuhnya basah kuyup dengan wajah pucat dan kedua mata sembab hingga bengkak, tangan dan bibirnya bergetar, begitu kedinginan sampai dibuat menggigil.
Sungguh pemandangan yang mengiris hati.
"Hara? Kamu kenapa sayang, dari mana aja? Kenapa baru pulang jam segini?" Tania memboyong Hara dengan semua pertanyaan, menatap putri satu-satunya itu khawatir.
Dengan gelengan Hara memberikan respond, tatapan matanya kosong menyorot lantai, melihat itu Tania tak dapat membendung tangisnya, bahkan terlihat luka dipelipis gadis itu, apa yang baru saja terjadi?
Mendengar ribut-ribut, Raka dan Saga ikut turun dan menyaksikan semuanya, mereka saling menatap untuk sejenak hingga Raka menghampiri adik kecilnya terlebih dahulu disusul Saga dibelakangnya.
"Har, bilang. Siapa yang bikin lo kayak gini? Kenapa akhir-akhir ini lo sering nangis?" Itu Raka.
Mendengat pertanyaan sang anak pertama, Tania kembali dibuat terkejut.
"Sering nangis? Emang iya Har kamu sering nangis?"
Bukan jawaban yang mereka dapatkan, melainkan isakan yang membuat Raka spontan menarik adik kecilnya itu kedalam dekapan, memberikan dadanya sebagai sandaran tidak peduli dengan bajunya yang ikut basah karena Hara, untuk yang kedua kalinya.
Tania hendak kembali bicara, namun dengan cepat Saga mencegah dan ketika sang mama menatapnya laki-laki itu menggeleng lemah.
"Biar Hara tenang dulu mah, baru kita tanyain apa yang terjadi."
Tania mengangguk samar, kemudian kembali menatap anak gadis itu dengan mata berkaca-kaca. Bahkan hanya dengan mendengar isakannya saja mereka dapat merasakan kepiluan yang Hara terima.
Tania menyarankan untuk membawa Hara kekamarnya dan Raka dengan cepat menggengdong tubuh rapuh itu ala bridal style menuju lantai atas.
Kedua kakak itu pun keluar dari kamar ketika sang mama mengatakan ingin mengganti pakaian dan membersihkan tubuh Hara.
Setelah semuanya selesai, Tania mengambil tempat duduk disisi ranjang bersama Hara yang berbaring diatasnya masih dengan isakan.
"Apa yang terjadi sayang? Kenapa kamu bisa kayak gini?"
"Sa-sakit mah, Ha-hara benci mereka."
Tania mengangguk meskipun tidak tau siapa yang Hara maksud namun wanita itu memutuskan untuk menghentikan pertanyaannya, ia lebih mementingkan ketenangan anak gadisnya, dan akan berusaha sekuat tenaga agar keceriaan Hara kembali dengan cepat, dan akan mencari tau kembali nanti.
Setelah menenangkan gadis itu dan menidurkannya, Tania keluar dari kamar dan mendapati kedua putranya berdiri disana dengan ekspresi tak kalah khawatir.
"Gimana mah?" Tanya Saga membuka percakapan.
Tania menggeleng lemah,"mama ngga mau nambah beban pikirannya, jadi untuk sementara ini kita kasih Hara waktu, dia sekarang udah agak tenang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love And Dream
Teen Fiction...Cinta dan Mimpi... Adalah dua unsur yang berbeda tapi justru mampu menyatukan dua hati. Araxi kwanza, laki-laki yang memiliki sifat dingin dan cuek, tidak pedulian serta sulit di tebak. Membenci mimpi dan semua yang berkaitan dengan itu, tapi per...