Day - 18

2.8K 476 319
                                    

Welcome di part² yang bikin kalian seneng dan gemes. Ngga ada yang tegang² skrg.

Biar ngga bosen sama Irene yang keras kepala sampe kalian pen ngejedot kepalanya ke dinding, nih aku kasih Irene yang malu² meong. Irene yang luluh dan Irene yang diam² suka.

Haha,

Selamat menikmati.

Tekan bintang dan komen di part yang menurut sistur - sisturqeeu menarik ya!

Tekan bintang dan komen di part yang menurut sistur - sisturqeeu menarik ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

gada akhlak! bulan puasa minta di kelonin emang. Jangan ke goda sist, dia punya aqeyuuu <3

WITH BAE

Pagi pertama.

Dihari yang cerah ini, Irene memulai aktivitas paginya sebagai seorang ibu rumah tangga. Selesai membersihkan diri tak lebih dari setengah jam, saya sekarang Irene siap mengurus kedua malaikat kecilnya. Terutama Kakak Chaerin yang sebentar lagi berangkat ke sekolah. Ngomong - ngomong, Irene tengah berkacak pinggang sekarang, menggeleng sambil memperhatikan si sulung yang bangun tidur langsung meraup ponsel miliknya. Irene memintanya untuk mandi, tetapi bukannya menurut, Chaerin malah mengambil posisi duduk ternyaman disofa kamar dan mengotak - atik ponsel entah untuk apa.

"Mommy tadi bilang apa, Chae?" bukan nama kecilnya—Erin. Jika Irene sudah memanggil namanya dengan nama tengah, maka ibunya mulai jengah dengan sikap tak menurutnya. Namun, mengingat ini adalah pagi pertama mereka, Chaerin hanya menjawabnya dengan cengiran kuda agar wanita itu tak marah. Tetapi Irene tak mau meluluh, waktu terus berjalan, Chaerin bisa telat jika terus - terusan duduk sambil bermain ponsel, "Mandi! Mommy bilang tadi Erin harus mandi, bukan? Kenapa masih duduk lalu memainkan ponsel mommy, hm?"

Chaerin cemberut. Kemudian kembali fokus pada ponsel ibunya. Mencari sesuatu yang sejak bangun tidur ia cari diponsel itu. Tetapi tak kunjung ketemu, "Mommy.. kenapa nama daddy Erin tidak ada di ponsel mommy?" Bibirnya semakin menekuk. Sementara Irene menggeleng - geleng melihat tingkah putrinya. Sepertinya, Chaerin tak pernah lupa. Yang mana, nama sang ayah—Daddy Erin—dengan emoticon hati ada selalu pada deretan pertama di kontaknya, di ponsel yang dulu, "Dimana? Mommy hapus nomor daddy, ya?" ucapnya dengan tatapan curiga.

"Kenapa mencari kontak daddy? Ini masih pagi, daddy belum bangun. Masih tidur."

Chaerin membenarkan ucapan ibunya. Ini masih pagi, ayahnya pasti belum bangun. Tapi, mengingat kejadian tempo hari, Chaerin sudah berjanji untuk melakukannya. Jadi, bukan salah Chaerin kalau ia mulai menjalankan tugas, bukan?

Kamu akan menyukai ini

          

Taehyung menarik pelan Chaerin ke dekapannya. Bibirnya ia dekatkan pada telinga gadis itu. Pria itu berkata sambil berbisik, "Erin bisa lakukan ini untuk daddy, kan? Nanti, Erin dan adik Chua akan tinggal bersama mommy. Setiap pagi, Erin harus menghubungi daddy, ya! Telepon dan minta daddy untuk ke rumah nenek Bae. Mommy lagi marah - marah. Erin harus bantu daddy supaya di maafkan mommy, ya, nak. Daddy janji akan memberi hadiah apapun yang Chaerin mau. Bagaimana?"

Dan janji antara anak dan ayah pun terjadi. Chaerin tidak mungkin tidak melakukan sesuai dengan apa yang ayahnya katakan. Janji adalah janji. Ia harus melaksanakan apa yang telah sepakati.

Pertama, demi maaf mommy untuk daddy.

Selanjutnya, untuk hadiah yang daddy janjikan.

Chaerin tersenyum mengingat poin kedua seandainya ia berhasil pada misi ini.

"Nama daddy Erin kenapa tidak ada disini, mommy?"

"Erin ingin apa sama daddy? Erin lupa ya, kalau hari ini mommy yang antar ke sekolah. Mommy juga yang akan menjemput Erin nanti pulang sekolah."

"Erin ingin daddy. Erin rindu daddy, mommy."

Irene menghela nafas melihat kelakuannya. Menoleh ke arah tempat tidurnya, Irene mendapati putri bungsunya masih terlelap damai. Merotasi matanya lagi, Irene mendapati si sulung menatap penuh harap padanya. Untuk kedua kalinya, Irene menghela nafas, sebelum mengambil duduk disamping anak gadisnya yang manja. Chaerin menyodorkan ponsel penuh suka cinta yang langsung disambut sang ibu.

"Tapi Erin harus janji. Selesai bicara dengan daddy, Erin harus mandi." Chaerin menanggapinya dengan anggukan.

Pantas saja Chaerin tak menemukan nama sang ayah di ponselnya—yang selalu di deretan paling atas diantara nama lain, karena memang, tak ada lagi nama Daddy Erin disana, selain nama Kim Taehyung yang sejak awal ia simpan dengan nama asli itu. Mendial nama tersebut, Irene menyerahkan ponsel itu pada Chaerin setelah terdengar nada sambung dari seberang.

"Halo..." suara parau ayahnya terdengar.

"Daddyyyy! Good morning!" nada suaranya begitu ceria. Irene sampai mengulum senyum melihat tingkah Chaerin—yang semakin menggemaskan dari hari ke hari. Anaknya itu memperbaiki posisi duduknya, semakin menempel pada sang ibu dan meletakkan tangan ibunya untuk memeluk tubuhnya, "Daddy sudah bangun?"

"Morning, putri daddy. Egh, menurut tuan putri bagaimana? Daddy sudah bangun atau belum?"

"Sudah!" jawabnya cepat. Kekehan Taehyung terdengar dari seberang, "Daddy jadi ke rumah mommy? Kita sarapan bersama sebelum berangkat. Daddy mau, ya, ya, ya?"

Ada jeda dari seberang. Belum ada sahutan dari untuk beberapa detik berlalu. Tetapi, Chaerin tahu bahwa panggilan itu masih tersambung dengan ayahnya.

"Tanya mommy coba. Erin bilang; mommy yang cantik, daddy Erin bopeh tidak ikut sarapan? Setelah dapat izin mommy, daddy langsung meluncur ke rumah nenek Bae." Taehyung hanya iseng. Bila Irene menolak, maka ia tak akan datang, terkecuali menjemput Chaerin dan mengantarnya ke sekolah. Tapi sepertinya, sedikit kemungkinan Irene menolak permintaan Chaerin. Ya, mungkin saja.

"Mommy yang cantik, daddy Erin boleh tidak ikut sarapan bersama kita?" benar - benar menjiplak apa yang Taehyung sampaikan. Seharusnya ia bisa menolaknya. Sayangnya, tatapan penuh harap Chaerin melemahkan dirinya.

Irene hanya berdeham sekilas. Menjatuhkan pandangannya pada Chua yang masih terlelap. Irene menolak menatap Chaerin. Tak ada kata yang keluar dari bibirnya. Katakanlah, Irene enggan terlibat percakapan dengan ayah anak - anaknya itu.

WITH BAE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang