ketiga

66 19 2
                                    


Jam sudah menunjukan pukul 06:32 Reyna masih saja belom bangun,  jam weker berdering kencang terus-menerus membangunkan nyonya pemiliknya, tetap saja tidak terdengar oleh telinga perempuan itu.

Reyna bukan perempuan yang gila tidur (kebo) mungkin kejadian kemarin yang membuat tubuhnya butuh beristirahat lebih lama lagi.

"Syang bangun, ini udah siang" seorang perempuan membangunkan dengan lembut sambil mengusap rambut hitam anaknya

"Reynaa.. sekolah sayang" ucapnya lagi

"Reynaaaa..." teriak sinta keras di kuping Reyna.

Reyna terpelonjat kaget, nyawanya belum terkumpul penuh

"bunda" Rengek Reyna, mengatur posisinya yang tadi sedang berbaring kini sudah duduk.

"Reyna nggak punya stock telinga" cibir Reyna

Sinta melihat tingkah anak kesayangannya merasa gemas, ia terkekeh. apalagi dengan sikap lucu Reyna yang kesal dengan muka bantal nya.

Reyna memang manja meski usianya sudah 17 taun, itu yang membuat Sinta selalu gemas dengan tingkah anak kesayanganya.

"Liat tuh, udah jam berapa" Sinta mengarahkan telunjuknya ke jam weker yang terus berdering

Reyna mematikan jam wekernya, lalu melihat angka yang ditunjukan jam itu.

"Hah! Jam nyaa pasti eror" ucap Reyna tak percaya

"cepet mandi! nanti bunda siapin bekal, makanya di sekolah aja takut telat" ucap bunda Sinta

"Awas ya jam kalo sampe waktunya makin nambah, Reyna ga bakal kasih jajan batre lagi!" Sinis Reyna dengan tatapan tajam

Reyna langsung beranjak dari kasurnya untuk ke kamar mandi, tidak butuh waktu lama hanya 20 menit gadis itu sudah keluar dari kamar mandi dan siap dengan seragam nya yang sudah dicuci bersih.

Tak lupa Reyna mengoleskan bedak bayi tipis di wajah cantiknya dan liptin tipis dibibir, sebagai pemanis, agar tidak terlalu pucat.

Reyna langsung turun dari kamarnya untuk pamit pada sinta.

"Bun.. Reyna mau berangkat nih" teriak Reyna lantang

"Jangan teriak-teriak" jawab Sinta dari arah dapur

"Orang bunda sendiri juga teriak" sindir Reyna

Reyna berjalan ke arah dapur.

"Nih,  jangan lupa dimakan! jangan pulang terlambat! dan kalo mau pulang telat, kabarin bunda" pinta Sinta

"Siap bun, Reyna pamit"

"Ia sayang, hati-hati ya" ujar Sinta, sembari mengelus rambut sang anak.

"Asalamualaikum" ucap Reyna sambil mencium punggung tangan Sinta

Kini Reyna di antar oleh supir pribadinya. dengan menancap gas cepat untuk mengejar waktu,

akhirnya sampai di sekolah tercinta, beruntung sekali ia belom terlambat, Reyna kemudian turun dari mobil. tidak lupa mengucapkan terimakasih pada pak supir, langsung saja Reyna masuk ke gerbang yang terbuka lebar dihadapanya

Setelah sampai di kelas tercinta, Reyna berjalan menuju kursi tempat duduk, di sebelah manda sahabatnya itu.

"datang juga di tungguin" ucap Mely

"Mely kangen Reyna?" tanya Reyna

"Pede banget lo, tumben aja siang banget" ucap Mely

"kesiangan" jawab Reyna apa adanya

Reyna Dan Reyhan (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang