Seventeen

11 5 0
                                    

Meeoonggg~
"Waaah,blacky. Darimana aja kamu? Uuuwww,i Miss you so bad my lovely cat.." gue usap lembut puncak kepala blacky. Kucing yang gue temukan beberapa tahun lalu saat pulang sekolah. Kondisinya sangat buruk,waktu itu sepertinya dia habis dimainkan dengan anak-anak nakal. Sehingga,sebagian dari tubuhnya terdapat luka-luka kecil. Beruntung,gue mengambilnya waktu itu. Dan gue rawat dia sampai sekarang.

Meeoooonggg~ Blacky semakin menempelkan badannya dan menjilati tangan gue
"Hihihi.. geli,black.. kamu tau kan aku tuh orangnya gelian,hihihi..."

Tok tok tok!
"Masuk aja..."

"Erika,lo mau main game gak? Bareng gue. Ni,lagi rame-ramenya loh. Mau bentuk squad kita" ajak Kak irie

"Heem,ayok deh.." ujar gue. Sepertinya adegan gue belum dimulai. Jadi,gue masih bisa menikmati waktu yang bebas ini,kan? Hehehe... Langsung saja gue menarik Kak Irie ke kamarnyaaa "Yok ah,buru kak. Kata mau main game.."

"Dih,apaan sih Lo,Rik. Buru-buru amat dah. Lagian juga kita gak bakal telat. Semuanya udah gue siapin. Khusus,buat Lo.." kata-kata Kak Irie membuat gue tertegun. Sungguh, beruntung sekali gue dikehidupan ini. Huufft,hanya sementara ya? Gue maunya selamanya...

STAK!
   Huufftt.Apalagi sekarang?
   "Erika?"

Gue cukup terkejut mendengar suara yang memanggil nama gue, "Rian???" Haaah?? Kok gue bisa dikamar Rian,sih? Apa yang sebenarnya terjadi,nih? Duhhhh...

   "Lo kenapa,Rik?" Tanya Rian heran

   "Eeeh,itu. Hehehee,. Em,btw kok gue bisa dikamar lu ya,Ri? Tadi,gue habis ngapain ya?" Lebih baik bertanya daripada gue sok bego dihadapannya.

Rian berusaha menahan tawa melihat pertanyaan gue, "Pfftt... Rik,Lo kenapa akhir-akhir ini terlihat lebih aneh? Kita kan lagi kerja kelompok dirumah gue. Devan sama Ranny belum datang,mungkin sebentar lagi" jelas  Rian. Membuat gue terkejut.

Hemm,kerja kelompok ya.. aahh,ini adegan gue lagi sama mereka. Sebenarnya gue merasa susah untuk mengingat penjelasan Lex tadi. Sungguh aneh...

   "Aah,iya kerja kelompok. Hehehe,lupaa gue. Tadi pasti gue melamun kan? Hehehe, sorry sorry.." duh, kepala gue kok berasa berat banget ya? Seperti ada benda besar yang habis menimpa kepala gue.

Rian tersenyum dan kembali mengerjakan tugasnya. Jujur,semenjak semua kejadian yang menimpa gue ini membuat gue malas melakukan aktivitas seperti belajar ini. Huuuh~ Sekarang gue harus apa? Lex dimana? Entah kenapa gue merasa membutuhkannya Sekarang. Sakit kepala ini bukan sakit biasa,pasti ada hubungannya dengan novel atau apalah itu yang dijelaskan Lex. Tapi, bagaimana caranya gue bisa cepat-cepat ke adegan selanjutnya?

   "Rik,Lo ngelamun lgi? Kenapa?"
Pertanyaan Rian membuyarkan pikiran gue. Apa gue jelasin aja semua ke Rian ya?

   "Itu,Ri. Sebenarnya-"

STAK!

Gue berusaha untuk membuka mata,tapi susah. Kelopak mata gue terasa berat untuk terbuka. Sekarang gue dimana lagi ini? Yang bisa gue dengar hanya kicauan burung,angin yang membuat badan gue terasa hangat. Dan,bau segar ini. Terasa seperti di perkebunan.

   "Lexia?"

   "Dia sudah sadar. Heyy,semua.. Putri Raja Leon sudah sadar.."

   "Oh, benarkah? Akhirnya dia sudah sadar??"

   "Ibu, ibu... Kak Lexia kenapa bisa tidur di bawah pohon itu Bu?"

  Eh,Raja Leon? Lexia? Yang mereka maksud itu gue?

Gue berusaha untuk membuka mata gue dan membangunkan diri. Gue lihat sekitar tempat ini,dimana ini? Sebuah perumahan yang sangat jauh berbeda dengan rumah-rumah di tempat gue. Seperti zaman kerajaan yang di film-film. Hahaha,apakah ini mimpi lagi? Atau sekarang gue di adegan yang berbeda lagi? Sungguh gue gak ngerti lagi...

   "Haiii,Lexia. Akhirnya Lo tiba juga.. Eh, maksudnya. Putri Lexia, Selamat datang lagi. Di rumah..."

   "Lex? Apa yang terjadi? Dimana gue?? Lo berhutang banyak penjelasan ke gue,awaa-" sontak Lex menutup mulut gue, sepertinya perkataan gue salah ya. Oh,iya. Suasana sekarang ini seperti di kerajaan. Seperti di film-film yang biasa gue tonton di rumah. Berarti kalau gue pake kata-kata tadi,wajar salah ya? Hemmm..

   "Lexia,pokoknya Sekarang lo turuti dulu apa kata gue ya. Nanti gue bakal jelasin semuanya ke lo. Sekarang,lo sapa dengan baik dulu mereka."

  Sepertinya itu jalan yang untuk gue sekarang. Well, baiklah.
   "Uhmmm,hey semua. Hehehe,akuu.. eh saya Lexia telah kembali. Hehehe". Sungguh sapaan yang buruk..

   "Semuanya,karena kondisi Lexia yang kurang baik. Sepertinya pemilihan hari ini kita tunda dulu. Selanjutnya akan ada pemberitahuan secara lanjut." Jelas salah seorang laki-laki di samping Lex

   Hemm,siapa dia? Wajahnya mirip seperti Rian. Tapi,itu bukan dia kan?
   "Lexia,ayo ikut gue" Lex langsung menarik tangan gue. Yang hanya gue inginkan hanyalah cepat-cepat terbangun dari mimpi ini. Apa lagi yang akan terjadi selanjutnya? Bisakah gue hidup dengan damai gitu? Seperti hari-hari gue sebelumnya. Menikmati hangatnya kebersamaan keluarga? Papa,kak Eric,kak Irie dan Mika? Juga bersama sahabat-sahabat gue? Devan, Rian dan Ranny? Gak harus lagi berpindah-pindah tempat disaat gue ingin melakukan sesuatu? Hey,kenapa ini? Apa yang sebenarnya terjadi? Semua rencana gue kacau. Enggak,bukan itu. Siapa sebenarnya gue???

Who am I? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang