Tidak Ingin Menikah

13 1 0
                                    

Kau pasti kaget membaca judul bab ini, wajar sih bagaimana mungkin awalnya saja sudah terlalu creepy. Tapi karena topik inilah cerita ini saya buat.

•••


Hai yang tengah bercerita disini saya, penulisnya sendiri. Kali ini bukan sudut pandang orang lain yang jadi acuannya namun sudut pandang saya sendiri. Saya tidak mengharapkan kalian menyukai cerita saya karena tujuan awal dibuatnya cerita ini untuk menghilangkan kesah saja.

Oh ya by the way tepat ketika saya menulis ini dunia sedang tidak baik-baik saja. Walaupun saya kurang tau sebelum virus ini datang dunia seperti apa kabarnya. Tapi saya diharuskan untuk mengurangi aktivitas fisik dengan orang lain. Berat sekali tapi biarlah. Itu jadi satu-satunya kalimat yang tengah saya usahakan muncul di pikiran saya yang terkadang kalut sendirian.

•••

Tidak ingin menikah

Entah sudah berapa ratus kali kalimat itu muncul di pikiran saya. Alasannya ada banyak dan karena saya punya banyak waktu untuk menjelaskannya jadi mari terus menyimak. Semua tidak dimulai dari hanya satu peristiwa maka dari itu jangan terlalu fokuslah tenang karena ini masi permulaan.

Saya melihat banyak pernikahan, walaupun jarang menghadiri acara pengesahan pernikahan seseorang. Mengapa saya menyebutnya pengesahan pernikahan, terdengar aneh tapi ya sudahlah. Mereka punya banyak alasan untuk menikah ada yang ingin meneruskan keturunan, ingin bersama orang yang dicintainya, dijodohkan, sudah matang usianya untuk memiliki keturunan, ingin ada yang menemani saat menua, dan banyak hal lainnya yang kalau dijabarkan satu- persatu akan menguras tenaga saya untuk mengetiknya.

Saya tak akan membahas mengenai acara pengesahan pernikahan. Karena selain jarang datang ke acara tersebut, menurut saya itu hanya acara yang memakan waktu beberapa jam. Jadi tidak terlalu penting-penting amat. Katanya ingi menghabiskan waktu hingga menua, jadi fokus saya lebih ke kehidupan sehari-hari hingga kefatalan mereka. Setelah rentetan acara yang menguras tenaga, waktu dan jangan lupakan materi juga. Mereka menjadi sepasang suami istri yang sah baik di mata hukum dan agama. Lalu Mereka hidup bahagia selamanya. Haha... Bangun tuan Puteri ini dunia nyata.

Mereka bersama, beberapa tau hal baru mengenai pasangannya. Aibnya saat tidur, rasa malas saat berangkat kerja, rutinitas sebelum makan, hal bodoh yang dilakukan sebelum tidur ataupun kehebohannya saat kau memasak makanan kesukaannya. Selamat untuk hal-hal baru yang mungkin mengagetkan mu ataupun kau sudah menjadi terbiasa akan hal itu. Kalau belum, maka coba biasakan. Kalian memadu kasih dengan indah. Semua terasa sempurna karena kalian fikir kalian bersama.

Hingga kalian lupa tak selamanya awan cerah disinari mentari hangat. Bahwasanya ada banyak musim, ada banyak bencana alam pula. Suamimu tak lagi hangat, dirimu mengulang memori lama tentang apa salahku? Apa kurang ku?

Suamimu terasa seperti bukan milikmu lagi, padahal kalaitu kau mengandung buah cinta kalian. Padahal malam itu kau sudah menyiapkan kado menarik untuk anniversary pertama kalian. Tapi suamimu abai, ia asik dengan gawai. Katanya pekerjaan penting, kau bisa makan malam sendiri dan segera istirahat setelahnya. Kau terbuai dengan sedikit perhatiannya, hingga lupa kalau suamimu tak seharusnya mengabaikanmu di hari pentimg kalian.

Suamimu akhirnya tau mengenai kehamilan mu. Ia bahagia lalu kalian merayakannya dengan makan malam di restoran favorit semasa jaman pacaran dahulu. Banyak pasang mata memandang iri kepada dirimu, seakan ingin bilang betapa beruntungnya dirimu yang dipandang penuh cinta oleh suamimu.

Kandungan mu semakin membesar, dia perempuan. Tumbuh dengan sehat dan aktif, kata dokter kamu hanya harus rajin berolahraga dan kurangi sedikit asupan makan mu, agar calon bayi tidak kegemukan guna mempermudah persalinan mu. Kamu ingin melahirkan secara normal bukan?

Siang itu tidak terlalu terik, udaranya sedikit gerah. Mendung. Namun tak melunturkan semangatmu untuk pergi ke kantor suamimu, ingin memberi kejutan akan gender kandunganmu. Dengan dress bunga-bunga berwarna putih juga flatshoes favoritmu kau menenteng makanan hasil take away dari restoran sebelah kantor suamimu.

Sekertaris suamimu tak ada, mungkin sudah makan siang duluan. Mengingat jam makan siang sudah terlewat 10 menit. Pintu ruangan suamimu kau buka, klise sekali, dirimu yang tak suka menonton drama seperti kebanyakan orang malah harus menyaksikannya di dunia nyata. Pemeran utamanya bahkan Suamimu sendiri.

Sesak

Kamu bahkan tidak menangis, hanya terdiam melihat suamimu asik bercumbu dengan sekretarisnya. Ternyata suamimu sudah mendapat makan siangnya duluan.

•••

Tidak ingin menikah

Saya bukan manusia yang disiapkan untuk menjadi gagal. Karena sejak saya lahir ke dunia fana ini, semuanya terasa sudah diatur sedemikian rupa. Yang bisa saya lakukan adalah menyelesaikan misi-misi itu dengan sebaik mungkin. Saya tak boleh gagal, seperti itulah kira-kira visinya.

Apa karena trauma?

Tidak bisa dibilang sepenuhnya begitu. Buktinya ketika menulis ini saya punya sedikit impian, bagaimana ya bentuk rumah dan penataannya ketika saya hidup bersama suami kelak. Aneh. Memang.

Saya fikir semua hal saat ini berjalan baik ketika saya lakukan sendiri. Untuk apa saya bersama seseorang yang jelas-jelas punya kuasa untuk menyakiti ekspetasi saya yang begitu tinggi ini.

Sudah dibilang bahwasanya saya bukan manusia yang diciptakan untuk gagal.

Bersambung

•••


Terimakasih sudah membaca cerita ini.

Jangan lupa tersenyum hari ini :)

Walaupun saya bilang mau berhenti dulu menulis, tapi kenyataannya saya memang hanya bocah labil.

Ajeelsa✨

TerbacaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang