2 #GueygSelaluDatangTerlambat

46 0 0
                                    

Setiap paginya, ibu selalu membangunkan gue dengan teriakan dan bawelan.

"Sari bangun sudah setengah 7. Kamu ini baru kelas 6 SD sudah sering terlambat, apalagi nanti setelah kerja terlambat mulu dan dipotong gaji terus". Ibu berkata sambil menepuk-nepuk punggung gue.

Setengah sadar gue menjawab pertanyaan ibu

"Iya bu, ini udah bangun kok". Gue langsung bergegas menuju kamar mandi.

Setengah jam kemudian

"Sari..... ayo cepat sudah jam 7, sudah telat sari". Teriak ibu gue dari luar pintu kamar mandi.

"iya...iya... ini sudah selesai kok". Jawab gue sambil menyelesaikan siraman terakhir gue.

Gue bersiap dengan pakaian lengkap, memakai dasi dan topi dan langsung bergegas menuju meja makan. Tersedia berbagai makanan di meja makan. Saat gue mengigit roti, gue melihat jam di dinding sudah menunjukkan pukul setengah 8. Gue langsung buru-buru menghabiskan makanan gue.

"Tidak usah buru-buru, ayahmu saja belum selesai mandi". Ibu berkata sambil mengoles selai ke roti dan memakannya. Gue yang buru-buru memakan roti tiba-tiba berhenti dan menelan semua makanan yang sedang gue kunyah.

"Aduh... sudah jam berapa bu". Gelisahnya gue.

"Salah sendiri kenapa bangun terlambat. Udah tahu ayah kamu persis sama kaya kamu. seharusnya kamu bangun duluan terus bangunin ayah."

Kata-kata ibu menjengkelkan sekali. Kalau dipikir-pikir ada benernya juga. Waktu sudah menunjukan pukul setengah 8 pagi. Gue dan ayah bergegas berangkat menaiki vespa ayah.

Setengah 8 lewat gue sampai di gerbang sekolah. Salaman sama ayah dan langsung lari menuju ke lapangan. Terdengar suara orang membacakan undang-undang. Gue berlari lewat belakang dan mengikuti barisan paling belakang. Teman-teman dekat gue langsung menanyakan ke gue.

"Sari... telat banget datengnya. Udah hampir selesai. Lo ya dari kelas 3 sampai sekarang sama aja." Kata Manda yang saat baris persis di depan gue.

Waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Upacara telah selesai. Murid kelas satu sampai kelas 5 memasuki kelas. Tetapi bu Imah yang sedang berdiri di podium pembina upacara langsung turun dan menghampiri kelas 6.

"Hari ini yang tadi terlambat dan tidak memakai pakaian lengkap. Buat barisan baru, sisanya boleh memasuki kelas". Teriak bu Imah

Kita yang terlambat dan tidak memakai pakaian lengkap membuat barisan.

"Kalian ini sudah kelas 6, seharusnya menjadi contoh buat adik-adik kelas kalian". Teriak bu Imah sambil menunjuk kita.

"Khususnya buat kamu Sari. Sudah sering sekali kamu terlambat". Melihat gue dengan tatapan sinis

"Ibu maaf saya mau berbicara". Gue sambil mengangkat tangan dan semua mata teman-teman gue tertunjuk pada gue.

"Kenapa hanya murid saja yang di hukum dan di beritahu kalau kita tidak boleh mengulang kesalahan lagi. Saya perhatikan guru-guru suka terlambat dari dulu kok sama seperti saya dan juga tidak memakai atribut lengkap tapi tidak di hukum". Perkataan gue membuat bu Imah kehabisan kata-kata.

"Saya sebagai wakil kepala sekolah, juga memberitahukan kepada guru-guru yang sering datang terlambat dan menghukum mereka. Sari... saya salut kamu berbicara begitu tapi coba tolong perbaiki disiplin kamu terlebih dahulu".

Salut dengan bicara gue. Tapi tetap saja kata salut dengan diujung dengan kata-kata menjatuhkan. Ya begitulah gue, bicara salah dan tidak bicara salah. Gue emang buruk dari segi disiplin tapi setidaknya gue harus berani berkomentar untuk kesetaraan. Gue tidak peduli dia guru atau bukan kalau sama-sama salah kenapa tidak dihukum juga.

"Kalian semua masuk kelas. Saya harap kalian tidak melakukan kesalah yang sama". Teriak bu Imah sambil memandangi mata gue. 

I AM (NOT) STUPIDOn viuen les histories. Descobreix ara