9//NOSTALGIA

20 4 2
                                    

~Ternyata kamu dan aku pernah berada dimasa itu, dimasa dimana aku belum mengerti akan arti dunia yang penuh teka teki ini, namun, aku tak menyesali masa itu, aku hanya perlu mengambil sedikit pelajaran lalu menguburnya dalam-dalam, aku harap kamu juga begitu, karna aku tak ingin berharap lebih untuk akan hal itu dimasa ini~

FAZHA ASYILAH HENDRA—

🍂🍂🍂

Fazha pov...
Aku melirik seseorang yang mengucapkan salam pada kami (tiara). Serentak kami mengucapkan salam tersebut. Aku tidak tau dengan laki- laki ini tapi, entah kenapa aku seperti mengenalnya telah lama.
Dia selalu saja menatap ku dalam aku pun melakukan hal yang sama. Namun, aku ingat dan memutuskan pandangan itu secara sepihak, lalu, mengucap istigfar didalam dada.

Aku melirik pada Tiara, tiara tak jauh bedanya. Dia bergantian memandangku dengan laki- laki didepan kami ini, seakan dia sedang menunggu jawaban, namun, aku tidak tau itu apa..

"Ehh sorry... ganggu kalian berdua, gua kesini cuman mau nganterin ini Tiara.." laki- laki itu memecahkan keheningan sejenak diantara kami, lalu menyerahkan sesuatu pada tiara.

"Oalahhh... Sama loe ternyata.. Gua pikir ini hilang, ibu sampe marah tau ngak cuman karna ini sama gua, dikiranya gua yang ngilangin.." jawab dia dengan panggilan yang tau jauh beda dengan laki- laki didepan kami ini. Aku tak mengerti apa yang mereka bicarakan, aku hanya diam sambil menunduk. Agar tak terlihat kaku, ku mainkan ujung jilbab yang kukenakan tadi.

"Ehh tiara ini Fazha ya?" tanya laki- laki itu pada Tiara yang sontak saja membuat ku langsung menatap mata sang pemilik suara tadi. Aku heran dan penasaran dengannya.

"Iya ini Fazha, gua kira loe lupa ama dia, secara gitu udah beberapa tahun ngak ketemu, gimana? Fazha udah bedakan sama yang dulu? " terang tiara padanya yang membuatku semakin bingung, siapa dia?

"Owh... Jawabnya acuh, yang membuatku jengkel seketika. Menghilangkan rasa penasaranku padanya.

"Loe cuman jawab owh doang, wahhhh parah lu....
Lu kagak ingat gimana akrab dan dekatnya kalian dulu..." terang tiara padanya, sontak akupun kaget, cuman ya tak selebay tadi karna, rasa penasaran ku telah terbang akibat laki- laki ini.

"Ngak..gua ngak ingat, ngapain ingat- ingat masa lalu, ngak gua bangat.." jawabnya yang membuatku tambah jengkel pada dirinya.

"Yaudah lu santai aja dong jawabnya, ketus amat loe, salah minum obat?" sindir tiara padanya yang ku senyumin saja.

"Yaudah deh gua ngak punya banyak waktu, gua sibuk, gua pamit yak, sampein maaf gua ama tante, waktu itu ngak sengaja nemu di belakang rumah loe, ya gua ambil deh, niatnya sih minjam tapi, ngak sempat minta izin, sorry ya, sampein noh maaf gue sama nyokap loe.." terangnya pada tiara.

"Eeeleh alasan loe sejibun, niat lu aja udah salah, yaudah dehh nantik gua sampein ama nyokap, nih pisau ama loe ternyata.." balas tiara padanya.

"Yaudah gua cabut, assalamualaikum..." salamnya pada kami, dengan sedikit melirik padaku...oalah gr bener kmu zhaaa...

Diapun berlalu dengan meninggalkan jejak penasaran yang menghuni pikiran ku. Inginku bertanya pada Tiara siapakah gerangan sosok yang menjengkelkan tadi. Namun, urung karna gengsiku yang tinggi, takut Tiara bakalan mikir- mikir yang macam- macam padaku.

Tiara menoleh padaku, seakan dia tau maksud ku.

"Zha? Kamu beneran ngak tau atau ngak ingat siapa dia?" tanya Tiara, dan memang itulah yang ingin aku tanyakan padanya.

"Enggak ra, emang dia siapa sih ra? Sombong amat dia.." balasku pada tiara dan memang aku tak tau akan dirinya.

"yaallah zha, kamu amnesia ya? Atau udah kemakan umur? Cepet bangat lupanya..?terang tiara padaku dengan sedikit nada menyindir disela- sela ucapannya.

"Astagfirullah ra, ya kali kalo aku hilang ingatan, ngapain jugak aku disini cobak sekarang, dan kalo masalah umur ngak usah tanya, emang udah kemakan dikit" seketika kesalku pada tiara.

"Yabisa aja kn, padahal kalian dulu deket amat loh zha, sampai- sampai nih ya kalian ngak mau dipisahin, aku sampe kesel sendiri ngingat dimana kamu ngak mau main sama aku karna udah ama dia tuh bocah ingusan" terang tiara dengan nada jengkelnya.

"Hhhahahh... Aku ngak ingat ya ra, siapa dia, emang dia siapa sih? Kasih taulah ra, aku udah penasaran loh dari tadi cuman, ngak berani nanya sama kamu." pintaku padanya.

"Lah kenapa ngak nanya sama dia langsung?" tanyanya padaku, dan rasanya ingin ku tampol wajahnya yg imut ituu..

" yakali boro- boro aku nanya ama dia ra, dimana letak martabak aku nantik" jawabku padanya dengan sedikit bergaya.

"Martabat zha..bukan martabak, wah kayaknya dugaanku ngak salah deh.." jawab tiara yang memperbaiki kosakataku.

" maksud kamu apa?" bingungku padanya yang makin bertambah.

"Kamu udah tua, wkwkwkk" sindirnya dengan suara tawa yang menggelegar.

"Iiii kamu nih, puas kamu.. udah ngecek aku hah?" aku sudah mulai kesel dikit padanya.

"sorry dong zha, kan cuman bercanda, ngak boleh terlalu serius belum siap aku thuh hehehehh..." candanya lagi padaku yang aku pun mendengarnya geli.

"Yaudh deh sekarang serius, siapa sih sosok sombong tadi ra, belagu bangat gayanya, trus kenapa aku sama dia dekat dulu malahan akrab? Kok aku ngak tau sama memori yang satu itu?" tanyaku padanya dengan tak sabaran.

"Yaallah zha, atu- atu dong pertanyaannya, nyosor aja thu mulut nanya ngak berenti- berenti, heran aku dari tadi, segitunya penasaran dirimu?" asanya padaku dan kutanggapi senyuman karna lucu dengan wajah tiara yang manyun.

" yaudah deh jawab dong.. Siapa dia emangnya?" tanyaku dengan sedikit tawa kecilku.

Tiar menghela nafas panjang sebelum melanjutkan menjawab pertanyaan dariku.

"Dia itu, orang yang selalu ada buat kamu dulunya zha, dia yang selalu belain kamu kalo kamu berantem ama abang kamu yang nyebelin itu yang suka ngangguin kamu, dia orang yang selalu buat kamu tersenyum, dia orang yang selalu ngerebut jadwal main aku sama kamu, dan kamu zha pasti selalu bahagia kalo udah sama dia." terang tiara panjang lebar.

Berhenti sejenak, tiara tak melanjutkan ucapannya yang membuatku tak sabar dengan penjelasannya lagi. Lalu tiara melanjutkan ceritanya lagi tentang sosok laki- laki tadi padaku.

"Dia orang yang sangat peduli dan sayang bangat ama kamu, dia ngak mau liat kamu terluka apalagi disakitin ama orang lain, dia yang terang- terangan bilang suka sama kamu di depan orang- orang dan kamu tau zha? Bahkan dia jugak bilang suka ama kamu didepan mama kamu, gila thu kn bocah? Dan yang paling harus kamu tau zha, semenjak kamu pindah rumah, dia selalu murung bahkan cara bicara, gaya ama cara bergaulnya udah berubah, dia sama sekali ngak niat berteman ama cewek lain zha, bahkan dia benci kalo ada cwek yang coba deketin dia."  terang tiara yang sangat panjang namun aku antusias mendengarnya.

"Dia itu cinta pertama kamu zha.. Dicky..."

Deg...

___________________________________••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Hello readers ketemu lagi kita guys...
Hari ini segini dulu ya...
Kira- kira siapa ya sosok menjengkelkan itu yang 🤔🤔
Mari ikuti terus kelanjutannya ya guys,,...
Semangat puasanya yakk😁😁😇😇

Mohabbat papao💞
15 mei 2020

JangkauanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang