empatpuluh

674 66 7
                                    

Irene melirik ke bangku belakang melihat sebuah paperbag "apa itu untuk ayongie?"

Seokjin hanya mengangguk mengiyakan "aku lupa memberikannya tadi"

"kau bisa memberikannya besok pagi, kenapa harus repot repot datang lagi" ucap irene sedikit kesal karena seokjin mengganggu waktunya

"kau kesal karena aku mengganggumu?" tanya seokjin tepat sasaran

"aniyo" ucap irene

"katakan, kau tadi sedang bersama sepupumu? Atau kau sedang bersama temanmu? Katakan yang mana?"

Irene menatap seokjin jengkel "hem aku memang sedang bersama yeri tadi"

"apa yang kau lakukan tadi?" tanya
seokjin
 
"kenapa kau ingin tau sekali ?" tanya irene lalu mengalihkan pandangannya menatap ke luar jendela melihat rintik hujan yang semakin deras, hujan di malam hari membuat suhu semakin dingin

"jawab saja, bersama pria juga?" tanya seokjin

Irene menatap seokjin jengkel "kau mencurigaiku? Berhenti menanyaiku dan salahkan dirimu sendiri yang tak mau ikut dengan ku tadi"

"kau sungguh ingin minum? Kita bisa melakukannya di apartemen"

"lupakan aku sudah kehilangan moodku" ucap irene

"jangan pergi ke club dengan sepupumu lagi lain kali, bukan aku tak percaya padamu atau dia, hanya saja kalian ini wanita dan itu bukan tempat yang aman kalian datangi"

"arraso" ucap irene singkat dia masih jengkel dengan seokjin
.

.
"kenapa kita kemari, aku mau pulang saja" ucap irene begitu masuk ke apartemen seokjin

Seokjin berjalan  mendahului irene dan hilang di balik pintu kamarnya

Irene tengah menelpon ayah nya memastikan putrinya baik baik saja saat seokjin keluar dari dalam kamar mandi masih dengan rambut setengah basah

"kau menghawatirkanny?" tanya seokjin begitu irene menutup panggilannya

"ehmm ini pertama kalinya aku takut dia berubah pikiran" ucap irene

"dia bersmaa kakek nya jadi santailah saja" ucap seokjin lalu ikut duduk di sebelah irene

"oppa kapan kau mengantraku pulang?" tanya irene yang heran melihat seokjin yang sekarang justru memakai pakaian santainya

"wae? Kau mau pulang?" tanya seokjin

"ehmm tentu saja" ucap irene mengangguk anggukan kepalanya

"tapi aku tidak berniat mengantarmu pulang" ucap seokjin "mandilah dan cepat tidur ini sudah malam" ucap seokjin tak ingin mengambil resiko jika ia mengantar irene pulang pasti ia akan kembali lagi.

"kau mau kerja?" tanya irene

"ehmm hanya sebentar" ucap seokjin lalu pergi ke ruangan lain.

Irene berusaha untuk tidur setelah membersihkan dirinya namun susah, pikirannya masih memikirkan putrinya selama 4th dia selalu bersama putrinya dan baru kali ini terpisah. Irene melirik jam di dinding kamar seokjin sudah pukul 00.39 dan tak ada telpon dari ayah nya lagi itu berarti putrinya baik baik saja seharusnya dan ia pun seharusnya tak perlu mnghawatirkan itu namun tetap saja ia khawatir dan tak bisa tidur. Irene bangun dari posisi tidur nya berniat mencari seokjin dan meminta pria itu untuk mengantrakannya ke rumah ayah nya

"oppa" panggil irene dari ujung pintu

Seokjin yang masih saja fokus dengan pekerjaannya hanya melirik irene sebentar dan kembali fokus dengan yang ada di depannya "ada apa?"

Kamu akan menyukai ini

          

"aku tidak bisa tidur" keluh irene seadanya "aku terus memikirkan ayongie"

"kau mau ku temani tidur?" tawar seokjin

"aniyo antar aku pulang saja" ucap irene

"ehmm biaklah ayo" ucap seokjin lalu menyudahi pekerjaannya dan berjalan mendekati irene

Irene tersenyum senang "oppa tunggu sebentar aku akan mengganti bajuku" ucap irene yang saat ini memakai kaos milik seokjin mungkin ia akan meminjam hoodie milik pria kim itu.

"tak usah ganti baju" ucap seokjin

"kau yakin?" tanya irene tak yakin sendiri apa yang akan ayah nya pikirkan nanti jika melihatnya datang bersama seokjin dengan pakaian seperti ini

"kita hanya akan tidur" ucap seokjin

"mwo? Kau bilang akan mengantarku" protes irene

"kapan aku mengatakannya? Ayo ini sudah malam" ajak seokjin lalu menautkan tangan nya pada jemari irene   

Irene tengah berbaring dengan seokjin yang berbaring miring masih betah memandangi wajah irene "tidurlah aku temani" ucap seokjin

"aku sudah berusaha melakukannya" ucap irene kembali membuka matanya dan menatap seokjin "kau masih belum selesai dengan pekerjaanmu?"

"ehmm sedikit lagi" ucap seokjin "aku akan menyelesaikannya setelah kau tertidur"

Irene mendorong seokjin "lakukanlah" ucap irene "aku tak perlu kau temani seperti ini"

"tapi aku perlu" ucap seokjin menatap irene "kau tau aku masih tak percaya kau ada disini bersamaku" seokjin mengusap rambut irene dengan sayang "kau tau setiap terbangun dari tidur aku selalu takut kalau yang terjadi saat ini  cuma mimpi, aku takut kalau kau tak benar benar nyata"

"kenapa tiba tiba mengatakan hal seperti itu?" ucap irene "berapa gadis yang kau kencani selama aku tak ada?"

"tidak ada" ucap seokjin jujur

"bohong, ada aku pun kau datang ke kencan buta" ucap irene sedikit kesal mengingat kejadian sore tadi

"aku serius kali ini" ucap seokjin "sungguh tadi joy yang menjebakku" ucap seokjin tak ingin disalahkan"bagimana dengan mu apa yang kau lakukan dengan pria cantik itu tanpa aku?"

"cih kau terlihat menikmatinya tadi, dan siapa yang kau sebut cantik baekhyun oppa benar benar pria kenapa kau menyebutnya cantik dia tampan" ucap irene "menurutmu apa yang ku lakukan dengan nya?" tanya irene sengaja ingin memanasi seokjin

"aniyoo aku tak nyaman tadi aku bersyukur kau datang dan menyelamatkanku dari sana, yak katakan apa yang sudah kau lakukan?"

Irene tertawa mendengar ada nada cemburu dari ucapan seokjin dia senang ternyata ia masih begitu berarti untuk pria kim itu.

"apa dia sering mengusap perutmu saat ayongie kita masih dalam perut?"

Irene mengangguk mengiyakan "ehmm dia sering melakukannya, dia selalu berhasil membuatku nyaman saat ayongie bergerak aktif ah kurasa mereka memang sudah dekat dari sebelum ayongie lahir" ucap irene ingatannya kembali pada saat ia mengandung

"aku iri sekali" ucap seokjin "seharusnya aku yang ada disaat seperti itu"

"itu karena salahmu sendiri lagipula aku tak yakin kau selalu ada untukku kau terlalu sibuk" ucap irene seadanya mengingat pria yang berbaring di samping nya ini memang sangat sibuk

"tinggallah disini bersamaku" ucap seokjin yang tak ingin berpisah lagi dengan irene

"tidak mau ini jauh dari sekolah ayongie, dan juga aku akan segera pindah dari apartemen baekhyun oppa"

"sungguh?" tanya seokjin senang meski irene berulang kali mengatakan ia tak ada hubungan apa apa dengan baekhyun tetap saja itu mengganggu pikirannya

"ehmm baekhyun oppa baru saja membeli rumah untukku" ucap irene yang sukses memudarkan senyum seokjin begitu saja

"kau akan tetap tinggal dengan nya? Tanya seokjin tak suka

"hemm wae? Kau cemburu?" tanya irene

"siapa yang mengajarimu menggodaku seperti ini?" tanya seokjin

"aku senang melakukannya" ucap irene lalu mengecup pipi kanan seokjin "wajahmu memerah sekarang" ucap irene lalu tertawa

Seokjin memeluk irene menengelamkan wajah nya di leher irene "berhenti menggodaku dasar nakal" ucap seokjin lalu mengelitiki irene

Irene tertawa merasa kegelian "oppa berhenti oke aku akan berhenti menggodamu" ucap irene

Dan seokjin pun menghentikan tangan nya yang tadi mengelitiki irene. "oppa kau tampan sekali jika dekat seperti ini"

"maksudmu aku tampan hanya kalau dekat?" tanya seokjin

Irene menganggukkan kepalanya

"aku tampan meski dari jauh kau harus tau itu" protes seokjin

"lain kali aku akan melihatmu dari kejauhan dan akan kunilai saat itu pastikan kau selalu dalam keadaan tampan" ucap irene lalu mengecup bibir seokjin singkat

"kau bilang akan berhenti menggodaku" ucap seokjin

"wae? Kau tak suka aku benar benar ingin menciummu sekarang" ucap irene lalu kembali mencium bibir seokjin sedikit melumatnya kali ini "oppa berjanji padaku, jangan menatap wanita lain dengan tatapan seperti ini" ucap irene yang berhasil membuat seokjin tersenyum malu lalu menganggukkan kepalanya

"oppa cium aku" ucap irene

"dimana?" tanya seokjin

"disini" ucap irene menunjuk kening nya
Seokjin mencium kening irene cukup lama membuat irene memejamkan matanya merasakan rasa sayang yang seokjin salurkan dari ciumannya barusan

"lagi" ucap irene

"dimna? Disini?" tanya seokjin yang hanya diangguki irene lalu seokjin mengecup kedua pipi irene bergantian

"kau senang?" tanya seokjin

"ehmm aku menyukainya, ayo kita tidur sekarang" ucap irene lalu memejamkan matanya

"wae jangan tidur dulu aku belum mencium bibirmu" ucap seokjin

Irene membuka matanya kembali dan tersenyum mendengarnya "kau mau melakukannya?" tanya irene

Seokjin menatap mata irene mencari tau apa maksud ucapan irene barusan "kau mau?" tanya seokjin

"aku yang menanyaimu kenapa kau balik bertanya?" ucap irene

"apa perlu kau bertanya apa kau tak bisa melihatnya?" tanya seokjin lalu membuka kaos nya terburu

"tunggu dulu" ucap irene menahan seokjin

"apa lagi?" tanya seokjin

"oppa kau punya pengaman?" tanya irene

"ehmm aku tidak punya, kenapa?" tanya seokjin

"kenapa kau tanya kenapa? Tentu saja kau harus memakainya, aku tidak mau hamil sekarang" ucap irene

"wae?"

Irene hanya diam saja tak menjawab pertanyaan seokjin "aku bisa.."

"tidak mau" ucap irene memotong ucapan seokjin

"oke tunggu disini aku akan membeli ke bawah, jangan berubah pikiran" ucap seokjin lalu kembali memakai baju nya dan bergegas pergi
.
.
.
.
Aku nulis ini sambil ketawa ketawa geli dong 😅

Epiphany  (jinrene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang