Aku bangun pukul 6 pagi. Aku pergi ke arah party disana sudah ada aila dengan celemek nya sedang berkutat dengan peralatan dapur.
Akupun terhenti dianak tangga.tak kupungkiri aku seakan terhipnotis dengan pemandangan di depanku. Aila dengan perut buncitnya sedang memasak makanan untuk sarapan kami. Aku membayangkan jika aila adalah zahraa,membayangkan nya mampu membuat ku senyum-senyum sendiri.
"Mau sampai kapan kau disana sambil memandangiku" tegur aila yang mamapu membuat lamunan ku buyar
"Ehh.. iyaa,serasa keluarga saja yah"ucap ku enteng
"Apakah kau masih mau denganku"tanya aila tiba-tiba yang mampu bembuatku bungkam
"Emm sudahlah anggap percakapan tadi hanya angin lalu. Mari aku sudah memasak nasi goreng omelette" ucap nya yang memawa ku ke meja party
Kami pun makan dengan diam,hanya suara sendok yang berdenting beradu dengan piring. Bahkan akupun melupakan jam terbang kepulangan ku ke Indonesia
Setelah itu akupun membantu aila mencuci piring bekas. Setelahnya aku mandi dan cepat menghampiri aila yang tengah duduk termenung dekat kolam renang.
"Apa yang sedang kau fikirkan HM?"tanya ku sembari menyentuh pundaknya
"Tidak,hanya sedikit fikiran yang mengganjal hari²ku"ucapnya
"Mau berbagi?" Tanya ku tulus
"Apa kau sudah mandi,mari kita pergi keluar mencari udara segar"ucap nya mengalihkan pembicaraan awal kami. Rupanya setelah lama tak berjumpa dengan aila telah banyak terjadi perubahan pada dirinya
Kami pun mengelilingi jalur kota Berlin dengan menunggangi sepeda,aku yang mengayuh dan aila duduk di boncengan.
"IL,apa kau sudah mewujudkan cita-cita mu itu" ucapku sedikit berteriak
"Belum,aku tak jadi ke Amrik. Aku pergi ke italy dan berakhir disini"ucapnya berteriak juga
"Aduhh ibu hamil satu ini berat sekali" ucap ku dengan mimik yang dibuat kesusahan mengayuh sepeda. Yang faktanya ini tak begitu berat dibanding mengangkat barbel 50 kg dengan harus berjalan maraton menyusuri jalanan bandung.
Dan aila pun tak terima dikatai berat terbukti ia memukul punggung ku dan menyubit pinggang ku. Sampai sepedah yang kami tumpangi tak punya keseimbangan. Untung saja aku sudah terlatih bersepeda jadi tak berakhir aku nyuksruk di jalanan dengan membawa wanita hamil.
Kami tertawa bersama seakan kami ini adalah pasangan yang sangat romantis. Kadang kala aku teringat dengan Zahra. Semacam perasaan gelisah yang ku rasa.entah apa yang terjadi pada gadis manis ku disana. Astagaa aku sampai lupa.
Cekitttt akupun mengerem mendadak
"Ada apa ar?" Tanya aila yang juga kaget akan diriku yang tiba-tiba berhenti mendadak.
"Aku melupakan sesuatu il." Akupun melihat jam tangan ku pukul 09.30 dan berarti 15 menit lagi pesawat ku akan berangkat.persetan mengapa pesawat pribadi ku sedang bermasalah. Dan berakhir aku harus pulang lewat pesawat pemerintah dengan jadwal yang tak bisa di tunda atau dipercepat semauku
"Kita balik lagi ke apartemen mu" ucap ku lalu tak menjawab Hujaman pertanyaan dari aila. Akupun mengayuh sepeda dengan tergesa-gesa Bahkan bisa dikatakan kami sudah ngebut dengan membawa ibu hamil.