Myungsoo menggulingkan tubuhnya gelisah. Besok adalah hari sakral baginya. Jantungnya berdegup kencang, perutnya mulas tak karuan. Tak sabar menanti esok hari. Jarum jam telah menunjukkan pukul 2 pagi namun mata Myungsoo tak bisa menutup. Ia tak merasa kantuk sedikitpun.
Rindu. Itu jelas. Sudah 7 hari tak bertemu dengan Sungyeol membuatnya rindu berat. Bicara melalui telepon pun dilarang. Iya, itu adalah adat yang mereka lakukan 7 hari menuju pernikahan.
Betul! Ketua BEM Pusat yang tampan ini akan menikah dengan pujaan hatinya, si Cantik Lee Sungyeol dari kelas Teknik.
Persiapan pernikahan keduanya memakan waktu 3 bulan sejak Myungsoo melamar Sungyeol saat makan malam bersama ayahnya. Esoknya, Myungsoo mengabarkan pada kedua orangtuanya bahwa lamarannya diterima. Persiapan dimulai; pertemuan antar dua keluarga, peresmian, menghubungi agen WO, hingga tetek bengeknya.
Myungsoo sudah rapi dengan tuxedo putih miliknya. Sudah sejak pukul 7 pagi, dirinya sudah rapi dan hanya duduk menunggu sampai acara sakralnya dimulai. Ia penasaran, akan seperti apa rupa calon pasangannya. Pasti akan sangat tampan dan cantik bersamaan.
Myungsoo menoleh ke belakang, Papanya datang dan memberitahunya bahwa acara akan dimulai.
"Myung, udah siap?" Tanya Papa yang berjalan masuk setelah menutup sedikit pintu ruang ganti
Myungsoo tersenyum tipis dan mengangguk, "Aku deg-degan, Pa." Myungsoo memegang dada kirinya, ia dapat merasakan detak jantungnya sendiri yang begitu keras terasa jantungnya nyaris lompat keluar dari rongganya
Papa tersenyum, menepuk bahu anaknya yang tegap, "Papa ngerti, kamu pasti bisa!"
Myungsoo tersenyum kecil, "Makasih, Pa."
"Ayo, semuanya udah nungguin."
Myungsoo keluar dari ruang ganti bersama Papanya. Diluar sana, ada Ayah yang sudah menunggunya. Ketiganya lalu berjalan menuju altar dan membiarkan Myungsoo berjalan seorang diri menaikki altar, dimana seorang lelaki yang akan menikahkannya dengan pasangannya telah berdiri menanti.
Myungsoo dapat melihat gedung pernikahannya sudah dipenuhi oleh ribuan tamu undangan. Beberapa deret yang merupakan atasan dari Rumah Sakitnya, Rumah Sakit Ayah, juga Perusahaan Sungyeol hadir mengisi kursi tamu terdepan. Teman-temannya dan Sungyeol juga hadir, mereka ada disudut dimana Myungsoo dapat melihatnya dengan jelas. Kolega Myungsoo di RS juga saat di Universitas juga hadir disana. Myungsoo melempar senyum terbaiknya, berusaha menyembunyikan raut cemasnya.
Ia perlahan menaikki altar, melempar senyum terbaiknya pada seorang lelaki tua tersebut.
"Kamu siap?" Tanya bapak itu
Myungsoo mengangguk. Kemudian atensinya teralihkan begitu suara pintu terbuka dibelakangnya terdengar. Myungsoo berbalik badan, kembali dikejutkan dengan pemandangan super indah jauh disana. Kekasihnya, calon pendamping hidupnya perlahan memasuki ruangan bersama Ayahnya. Dengan setelan tuxedo putih senada dengannya, hanya saja terlihat lebih anggun. Ada mahkota yang terbuat dari rangkaian bunga diatas kepalanya.
Myungsoo tak bisa berhenti menatap kekasihnya yang perlahan semakin mendekat. Senyum malu-malu terlihat semakin jelas. Myungsoo ikut tersenyum menyambut kekasihnya. Begitu pasangannya tiba didepannya, Myungsoo mengulurkan tangannya untuk menyambutnya.
Menyambut uluran tangan, Sungyeol perlahan melepaskan genggamannya pada lengan sang Ayah. Senyum manisnya tak bisa sirna, degup jantungnya tak kalah hebat terasa nyaris akan meruntuhkan dinding dada. Sungyeol menggenggam erat tangan Myungsoo selagi berjalan menaikki tangga menuju altar.
"Sweetheart, kamu cantik banget." Puji Myungsoo dengan suara pelan namun ia tahu bahwa pasangannya dapat mendengarnya dengan jelas, terlihat dari respon malu-malu pasangannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Bucin Pt. 2 (MyungYeol)
FanfictionAuthor: Cetirizines Pair: Kim Myungsoo x Lee Sungyeol Genre: Romance, Fluffy Rate: Slight M Summary: A sequel from Bucin's Story Karena cinta itu cukup ada aku dan kamu.