Seungmin,
Sedari kemarin sore, dirinya masih tidak tenang. Bahkan ssat Seungmin mencoba untuk fokus akan pelajaran, pikirannya masih menjalar pada Ryuseol. Keadaan Ryuseol benar-benar membuatnya khawatir. Hal ini membuat Seungmin menjadi menyesal, untuk mengajak Ryuseol ke panti asuhan tadi.Coba saja jika Ryuseol datang sebelum kejadian itu terjadi, itu yang ada dipikiran Seungmin.
Seungmin duduk lemas diatas kursi belajarnya, sedari tadi hanya memutarkan kursi dari arah ke arah.
"Seol,,"
Seungmin memegang handphonenya, menatap roomchatnya dengan Ryuseol. Masih berfikir, apakah ini waktu yang tepat untuk menanyakan kabar Ryuseol.
Seungmin frustasi, handphone itu dia lempar ke arah ranjangnya. Lalu duduk berputar, membelakangi benda pipih itu.
Clk'
"Min,""KETOK!"
Pemuda itu kembali menutup pintu Seungmin. Kemudian mengetok pintu Seungmin dengan cepat,
"Min,""Apa?" Tanya Seungmin masih membelakangi lawan bicara.
Pemuda itu masuk ke dalam kamar Seungmin, meletakkan satu sapu tangan di meja Seungmin,
"Sapu tangan cewe? Tumben si anying, udah dpt cewe?" Tanya pemuda itu sambil melipat tangannya.Seungmin hanya menghembuskan nafas kasarnya,
"Udah pergi, makasih.""Ohhh beneran ada?! Siapa, Min? Anak sekolah ya? Kelas berapa?" Tanya pemuda itu penuh keingin tahuan.
Seungmin beranjak dari tempat duduk mendorong pemuda itu untuk keluar dari kamarnya,
"Pergi, ga butuh lo. Makasih ya sapu tangannya.""Yhak! Seu- seungmin!"
Seungmin berhenti mendorong saat pemuda itu sudah diambang pintu,
"Lagian juga urusannya sama lo apa sih kak, udah keluar buru.""Kim, ga apa, lo suka sama cewe? Wajarlah, bro. Ngapain lo malu juga." Ucap pemuda itu sembari menepuk pundak Seungmin pelan.
Kim Wonpil,
Kakak Seungmin yang jarak umurnya lumayan jauh, 5 tahun jarak umur mereka."Bang, klo lo tiba-tiba khawatir ga ada alasan gitu, kira-kira lo kenapa?"
"Gue mau mati kali,"
"Bang!"
"Kenapa? Khawatir sama cewe lo?"
Seungmin mengangguk pelan,
"Walau ada temen-temennya yang pasti jagain dia, gue masih belum bisa tenang."Wonpil tersenyum singkat,
"Ya udh, temuin. Lo ngapain masih disini?"'책'
Ryuseol duduk disalah satu bangku ditaman. Pagi ini entah kenapa udara segar sangat dirindukan oleh Ryuseol. Walau bau khas rumah sakit masih menyengat.
Ryuseol sengaja tidak menghadiri kelas hari ini, walau sudah berjanji akan memakan roti melon dan susu coklat ㅡtepatnya susu vanilla dengan teman-temannya.
Yugyeom juga tidak menghadiri kelas untuk sementara waktu, mereka berdua tidur dirumah sakit karena masih khawatir dengan keadaan Nyonya Ryu.
"Ryuseol!" Panggil Seungmin dari kejauhan sambil melambaikan tangannya.
Ryuseol terkejut dengan hadirnya Seungmin pagi ini. Seharusnya lelaki itu pergi untuk mendatangi kelas, bukan pergi ketempat ini dengan satu tas kertas putih ditangan kanannya.
"Gila,"
Seungmin mendekat ke arah Ryuseol, duduk disebelah Ryuseol tanpa berbicara.
"Ada apa, tiba-tiba banget ke rumah sakit?"Seungmin memberikan kantong putih itu pada Ryuseol,
"Sapu tangan yang kemarin. Udah kering ternyata,"Ryuseol membuka kantong putih itu, dan benar memang sapu tangan merahnya ada di dalam kotak,
"Makasih ya min,""Keadaan beliau gimana?" Tanya Seungmin mengalihkan topik.
Ryuseol hanya menghembuskan nafas kecil,
"Masih belum sadarkan diri.""Lo sendiri gimana?"
"Ha?"
"Iya, lo sendiri gimana? Baik-baik aja?"
"Klo gue ngomong gue baik-baik aja, percayalah gue bohong, min." Ucap Ryuseol sambil tertawa kecil.
"Hyunjin sama Jisung engga kesini?"
"Sekolahlah! Mereka kemarin pulang malem banget. Capek nemenin gue sampe ga sempet buat belajar,"
"Buat apa juga, mikir belajar, Seol. Kan bisa ditunda dulu besok-besok."
Ryuseol tertawa sekilas,
"Emang alasan lo apa kesini pagi-pagi banget? Engga masuk sekolah?"Seungmin meregangkan tubuhnya,
"Gue ga ada kelas hari ini. Cuman bahasa sama ipa, guru bahasa lagi cuti jadi gue ngga pengen sekolah.""Lo ngga pengen sekolah atau sengaja ngga sekolah?"
"Sengaja engga sekolah, gue pengen nemenin lo."
Ryuseol mengerutkan alis,
"Nemenin gue?""Gue jadi engga enak, Seol. Kayaknya ngajak lo kemarin ke panti itu salah banget. Seharusnyaㅡ"
"Apa sih, engga salah anjir. Min, jujur ya kemarin itu bahagia banget bisa ketemu Hyunho kyk gitu."
"Tapi,"
"Nyokap gue? Min, walaupun gue ada disana, hal ini bakal tetap terjadi kok, min."
Jujur, Seungmin sedikit lega saat Ryuseol berkata seperti itu pada dirinya. Tapi tetap saja rasa tidak nyaman masih menyelimuti Seungmin.
Ryuseol beranjak dari tempat duduknya,
"Gue mau sarapan, lo udah sarapan?"Seungmin menggelengkan kepalanya pelan,
"Belom,""Ya udh, ga apa kan makan bareng sama yugyeom?" Tanya Ryuseol.
"Emang kenapa? Yuk, mau makan apa?"
Dan dibelakang mereka berdua, lelaki yang memakai seragam dan membawa tas ransel nya itu menghentikan langkahnya. Ditangan kanan, kotak bekal itu dia genggam lebih erat,
Hwang Hyunjin,
Lelaki itu ingin memakan sarapan dengan Ryuseol sampai membuat Hyunjin memilih untuk bolos hari ini. Tapi sepertinya Hyunjin gagal, rencananya untuk makan bersama dengan Ryuseol, gagal. Karena Hyunjin kalah cepat dengan Seungmin.