Book #2 GTP Universe
[Spin off "We Are, Family"]
❝Cinta bisa dicari dimana saja. Bisa jadi cintamu itu adalah tetanggamu, sahabatmu, saudara dari temanmu sendiri, atau mungkin bukan ketiganya dan kamu harus mencarinya lebih jauh lagi.❞
+semi-lokal
+...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ini masih ada sisa snack gimana?" tanya Minnie.
"Bawa balik aja lah, gue doyan," jawab Jinhyuk sembari mengangkat beberapa kursi lipat.
Hari ini adalah program kerja final yang dilaksanakan kelompok mereka. Kegiatannya dilakukan di balai desa, sehingga perlu banyak waktu dan tenaga buat nyusun sekaligus beresinnya. Acara baru selesai jam 3 tadi, dan udah sejam lebih mereka masih sibuk ngangkatin kursi dan beresin sampah serta snack-snack.
Beberapa pemuda dan pemudi desa ikut membantu, tapi ya tetep aja berat karena balai desanya ini luas banget.
"Ini mmtnya gimana?" tanya Seungyoun dan Mingyu yang kebagian beresin mmt.
"Tinggal disini aja gapapa, mas," kata salah satu pemuda desa yang membantu.
Eunwoo mengangguk menyetujuinya. "Iya."
Acara berlangsung lancar, walau ada sedikit atmosfer kurang menyenangkan dari Pak Kades. Eunwoo setidaknya bersyukur karena dia sudah berhasil membereskan hampir 90% keperluan dengan Pak Kades sebelum insiden di posko saat itu. Andaikan Pak Kades liat insidennya duluan, Eunwoo yakin 100% KKN nya akan dipersulit.
Eunwoo tentu gak sebodoh itu buat sadar kalau Pak Kades beneran naksir sama salah satu teman sekelompoknya, yaitu Joy, walau sudah beristri. Pak Kades juga orang yang bisa dibilang genit, karena kalo sama cewek jadi ramah luar biasa, tapi kalo sama cowok kayak gak ada niat ngobrol.
Waktu Pak Kades minta nomornya Joy, Eunwoo mengelak Joy gak punya whatsapp. Awalnya Pak Kades kelihatan gak percaya, lalu Eunwoo bilang aja kalau Joy pakai aplikasi chat bernama LINE. Eunwoo kasih aja idline dari line nya yang lama, yang kebetulan udah gak dia pakai karena lupa password. Untung saja akunnya yang itu gak ada profile picture dan ID nya pun gak ada unsur Eunwoonya sama sekali. Jadi, Pak Kades percaya.
"Ji, bantuin to," ujar salah satu pemudi sambil menyerahkan sapu ke Yujin.
Eunwoo cuma ngelirik aja diem-diem, soalnya selain Pak Kades yang jadi agak sensitif, Yujin juga jadi agak sensi dengan kelompok KKN nya. Orang patah hati memang gak pandang bulu.
"Gak mau. Males banget," jawab Yujin sembari berjalan menjauh.
Gak menjauh amat sih, karena Yujin akhirnya berdiri di depan balai desa sembari melipat tangan. Pak Kades sendiri juga masih mengobrol dengan Momo.
"Woo, ini taplaknya punya kita kan?" tanya Joy sembari berjalan ke arah Eunwoo.
Eunwoo mengangguk. "Iya, punya Yuju sama Minnie."
Joy mengangguk. Baru aja mau menjauh, Eunwoo langsung memanggil Joy lagi. "Joy!"
"Apa?"
"Cuma mau ingetin, disini kan Pak Kades sama Yujin masih mikir kalo lo sama Seungyoun tunangan beneran, nah ini ada mereka. Jadi, sebisa mungkin kalian jalanin perannya ya?" kata Eunwoo. "Gue bukannya apa-apa sih, tapi ini kan biar lo gak digangguin juga sama Pak Kades."
Cerita yang dipromosikan
Kamu akan menyukai ini
Joy mendengus. "Asli lah tau gitu gue ngaku jadi tunangan lo aja anjir, Woo."
Eunwoo jadi tertawa. "Loh, kan sama Seungyoun lebih deket? Nanti kalo ditanyain cincin terus gue gak bisa jawab gimana?"
"Oh iya ya," ujar Joy lemas.
"Nanti kalo gue cium, gue gak cuma diamuk sama lo, tapi juga sama pacar gue, sama Jaehyun, terus sama temen lo juga," kata Eunwoo lagi.
Joy cuma tersenyum lalu menjuh. Terus ini maksudnya kalo dia dicium Seungyoun gapapa gitu?
Joy melirik Seungyoun yang sekarang lagi ngemil kue lapis disebelahnya dengan wajah kesal, "PENGEN TAK HIHHHH," batin Joy.
"Apa liat-liat?!" tanya Seungyoun sewot.
Joy menyadarkan dirinya sendiri. "Apa?!"
"Malah nyolot," ujar Seungyoun sambil menusuk sedotan ke gelas aqua.
"Gedek banget gue sama lo, Yon. Sumpah."
Seungyoun mengerutkan kening. "Lah gue ngapain emang? Daritadi gue beresin mmt sama nyapu, dimana letak salahnya?"
Joy mendengus. "HIHHHHH."
"APA SIH?"
Yugyeom berdehem ketika melewati Joy dan Seungyoun, membuat Joy langsung tersadar. Joy melirik ke arah Pak Kades dan Yujin yang saat ini sedang melihat ke arah mereka.
"Inget, kalian disini tunangan," kata Eunwoo mendekati Joy dan Seungyoun sambil pura-pura ambil aqua gelas.
Joy mendengus makin keras. Ini artinya dia dan Seungyoun harus sok romantis dan menghindari pertengkaran kalau gak mau Pak Kades dan Yujin curiga dong?
"Sumpah, tau gitu gue akuin Eunwoo jadi tunangan," ujar Joy dengan nada yang rendah dan pelan.
Seungyoun rolling eyes. "Yaudah sana sama Eunwoo."
"Lah? Kok ngambek?"
"Gak ngambek?!"
"Itu nyolot!"
"Biasa aja tuh."
Eunwoo menghela nafas. "Guys????"
Seungyoun memilih mengalah. Dia langsung menarik lengan Joy dan mengajaknya pindah ke tempat yang lebih susah dijangkau oleh mata Pak Kades maupun Yujin.
Waktu masih jalan beberapa langkah, Joy tiba-tiba berhenti berjalan, membuat Seungyoun bingung dan langsung menoleh. Ternyata Joy lagi berhenti dan mengucek mata.
"Opo o?" tanya Seungyoun sambari menundukkan kepalanya dan mensejajarkannya dengan Joy. (Kenapa?)
Joy melepas tangan Seungyoun. "Mripatku kelilipen anjir." (mata gue kelilipan anjir)
"Kok iso?" tanya Seungyoun sembari menarik tangan Joy agar gak menguceknya lebih keras. (Kok bisa?)
"Lhayo mboh to!" (Ya gak tau!)
Seungyoun menoleh ke kiri kanan dan mendapati Rose yang memang sedang menyapu dan debunya berterbangan kemana-mana karena asa angin. Gak salah kalo Joy sampe kelilipan begini.
"Ojo dikucek terus seh, ngko matamu ucul!" (jangan dikucek terus, nanti mata lo lepas)
Joy gak mendengarkan dan terus mengucek matanya. Seungyoun menghela nafas lalu menarik tangan Joy dari kedua matanya. "Diem dulu!"
Seungyoun mengangkat wajah Joy kemudian mendekatinya. Dengan hati-hati, Seungyoun meniup mata kanan Joy.