Duapuluhenam

43 4 4
                                    

Assalamualaikum....

Alhamdulillah Takdir Cinta bawa chapter baru nihhh, semoga kalian suka...🤗

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian, dengan cara vote sama komen yaa..

Terima kasihh...

***


Waktu berjalan begitu cepat. Membunuh rindu dengan perlahan-lahan yang mengakibatkan hati kembali membeku tanpa persiapan.

Menyibukkan diri dengan pekerjaan dan semakin mendekatkan diri kepada yang menciptakan. Agar dirinya tidak menjadi pendosa yang melupa hanya gara-gara cinta.

Rizky duduk di kursi kerjanya yang menjadi impian semua orang. Sekarang dirinya sedang berada di kantor, membuka beberapa berkas sebelum menjalankan meeting dengan beberapa pihak internal perusahaan.

Beberapa jam yang lalu, Daffa sudah memperkenalkan pimpinan kantor yang sebenarnya. Maksudnya pemilik perusahaan yang selama ini dia pimpin. Dan menjelaskan bahwa kedua perusahaan orang tuanya dan Rizky di satukan sehingga memiliki pimpinan dua orang. Meskipun kekuasaan Rizky masih tetap berada diatasnya.

Di sisi lain, Safira masih terkejut dengan kenyataan bahwa Muhammad Rizky adalah atasannya. Membuat Safira mengingat sahabatnya yang sedang berada di pesantren.

"Safira!" Ucap Daffa.

"Eh pak Daffa, ada yang bisa saya bantu?"

Daffa mengernyitkan dahinya merasa bingung dengan sikap Safira, kemudian mengangguk. "Tolong cari kan sekertaris baru untuk Rizky! Kriteria nya harus sesuai dengan berkas ini!" Daffa memberikan map yang berisi kriteria sekretaris yang akan membantu pekerjaan Rizky.

Safira mengangguk."Baik pak."

"Kenapa?" Tanya Daffa yang masih melihat Safira berdiri di depannya.

"Kenapa apa?" Ucap Safira bingung.

Daffa menghela nafas nya sebentar, "Kenapa masih disini? Ada yang belum di mengerti?"

Safira mengerjapkan matanya beberapa kali. "Err.... Jadi sekarang pak?"

"Kamu pikir?" Tanya Daffa yang merasa kesal. Entahlah, mood nya jadi buruk setelah melihat tatapan keterkejutan dari Safira pada saat dirinya mengenalkan Rizky. Apalagi Safira tidak pernah lepas menatap sahabatnya.

Safira mencoba tersenyum melihat tatapan kesal yang dilayangkan Daffa kepadanya." Kalau begitu saya permisi pak." Daffa mengangguk kemudian pergi ke ruangan Rizky.

"Gue udah suruh Safira cari sekretaris, jadi tunggu aja." Ucap Daffa yang langsung duduk di sofa ruangan Rizky.

"Hmm."

"Oh iya, nanti sore lo yang ketemu klien ya? Gue males." Rizky hanya menatap Daffa seolah bertanya 'kenapa?'

"Males aja." Ucapnya ketus

"Safira cantik." Ucap Rizky tiba-tiba.

"Kenapa nyuruh dia?" Lanjutnya. Karena sepengetahuan Rizky Safira bukan sekretaris Daffa ataupun bagian kepegawaian. Dia hanya staff biasa di perusahaan ini.

"Lo suka dia Daff?" Tanyanya lagi saat dia tidak mendapatkan jawaban apapun dari Daffa.

"Kok cerewet?" Rizky menatap balik Daffa dengan bingung, dia tidak mengerti bukannya menjawab orang itu malah balik bertanya.

Daffa yang melihat Rizky bingung langsung melanjutkan ucapannya, "Biasanya juga ngomong irit, sekarang kenapa kepo?" Lanjutnya.

Rizky mendengus geli, "Gue cuma gak mau lo keduluan lagi Daff. Cepet khitbah sebelum kena tikung."

Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang