°••°••°
"Shit!" Refleks pria berdimple itu.
"Heh! Pagi-pagi sudah mengumpat!!" Kesal lelaki berkulit tan yang kini tengah sibuk dengan ponselnya.
"Jonginiie!!" Yang dipanggil Jongin segera menoleh dan mendapati kekasih hatinya yang sepertinya akan merengek padanya. Wah, Jongin harus siap telinga, agar kebal dengan segala rengekan Kyungsoo. Lelaki yang nampak imut dan seram sekaligus dengan mata bulat likes Owl itu.
"Kenapa, eoh??"
Jongin menatapnya penuh kasih."Ada anak baru dikelas ku dan dia sangat menyebalkan!"
Kyungsoo menyebikkan bibirnya imut. Dan dengan mata berkaca-kaca ia mendusel ke dada bidang Jongin."Sial! Siapa yang bertindak biadab begitu, baby Soo? Heum?" Jongin menatapnya sembari mengelus rambut hitam Kyungsoo.
Kyungsoo sudah merajuk akibat tindakan menyebalkan Sehun. Awas saja dia! Kyungsoo mencoba mengangkat kepalanya dan menatap wajah kekasih nya itu.
"Namanya Oh Sehun!"
Jawabnya penuh antusiasme."Memangnya kenapa dia, Kyung?"
Kyungsoo menyebikkan bibirnya saat mendengar suara bariton milik lelaki berdimple itu. Ia berusaha mencoba bereskpresi semiris mungkin."Dia mempermalukan ku, hueee~ jonginiie, bagaimana?!" Puk Puk Puk.. Jongin menepuk punggungnya dengan tenang.
"Sssttt, jangan menangis nanti imutnya hilang" goda Jongin. Kyungsoo sudah memerah malu.
"Jong, aku akan kembali ke kelas"
"Kau nampak menunggu seseorang dari tadi?"
"Memang, tapi dugaan ku salah sepertinya, mungkin ia tidak suka yang ramai-ramai. Ya sudah, aku kembali saja, jaa"
"Dia tumben tumbenan bertingkah aneh, apa ia setega itu pada Sejeong? Mereka kan mau tunangan" sembari menatap punggung lebar Chanyeol yang menjauh. Ia bergumam. Dan Kyungsoo mendengarnya.
"Hei, itu perjodohan, Jong, kau taukan Chanyeol itu belok" sela Kyungsoo.
"Sejak kapan, Kyung?" Kaget Jongin.
"Sejak ada legalitas kaum belok, mungkin ia sudah bosan dengan para jalang murahan itu." Kyungsoo mengatakan itu sembari memegangi tangan Jongin. Takut jonginnya pergi.
•©•®•
Sehun tidak tertarik sama sekali untuk pergi ke kantin. Ia membawa bekal. Namun ia segera ingat ia hanya membawa segumpal nasi, tanpa lauk. Karena sudah biasa ia akan membawa sisa makannya Sean dan Kris. Beruntung ia dapat nasi, biasanya tidak sama sekali.
Mungkin kalian berfikir Sehun bodoh. Kenapa tidak buat lebih banyak? Atau ia bisa menyembunyikan sedikit konsumsinya. Tapi tidak bagi Sehun. Segala gerak-geriknya ditangkap oleh banyaknya CCTV jadi ia tidak pernah menentang atau sekedar protes.
Sehingga sukar sudah hidupnya. Tanpa Appa Eomma! Kemana mereka pergi? Kenapa mereka tidak pernah mencari eomma! Apa eomma salah? Sehingga sangat tidak dianggap lagi, eoh?!
"Arrggghh!"
Deg.
"Untukmu!"
Deg.
Sehun menautkan alisnya bingung. Seorang lelaki jangkung dengan telinga lebar itu menempelkan botol air dingin kepipi Sehun..
"Maaf" Sehun menatapnya tak suka.
"Kau tidak bersalah. Tidak perlu minta maaf" Ucapnya setenang mungkin.
"Tentu" Sahut Sehun seadanya.
"Ini, ambillah. Ku berikan untukmu"
"Tidak, terimakasih" Sehun bangkit dari duduknya menuju pintu keluar. Disana ia berhenti sebentar dan kembali menoleh ke belakang. Dan matanya menatap Chanyeol tajam.
Lalu bergegas pergi lagi. Kini ia memilih tempat yang nyaman. Ia lebih ingin ketenangan sekarang. Ia terus melangkah hingga tanpa sadar sudah sampai tempat yang mana sangat tenang pastinya. Saking tenangnya sampai membuat kesepian.
Jika dipikir-pikir memang perpustakaan adalah tempat dimana seorang fobsos atau nolep tinggal. Mereka terlalu kaku dengan sosialisasi. Sehun bukan tipe yang begitu. Ia kesini ingin meminjam buku.
"Aku pinjam ini" Sehun mengambil buku sejarah perbandingan kerajaan Joseon dan Goryeo.
Heol, meskipun ia mengambil jurusan IPA tapi namanya Sehun, maruk pada ilmu, jadi pelajaran anak IPS juga ia embat."Kartu perpustakaannya mana?"
"Aku anak baru"
"Oh, arraseo, kalau begitu tulis saja namamu disini, dan judul bukunya"
"Sudah" Sehun berniat pergi. Namun lengannya ditahan oleh seseorang. Ia menghadap ke arah belakang.
"Ada apa?" Tanya Sehun keheranan. Kenapa dengan petugas perpustakaan itu? Apa ada yang tertinggal?
"Eum.. Perkenalkan aku Sunbae mu, aku kelas XII IPA 1, namaku Jaehyun. Jung Jaehyun." Melihat Sehun masih terdiam, ia melanjutkan. "Hei, aku tidak menyangka anak seni sepertimu bisa masuk SMA reguler umum begini, kenapa tidak masuk ke KAHS? Kau taukan ElyXiOn adalah SMA basis Sejarah dan Sains? Dan dari daftar teman mu yang kemari hanya sekitar 30 orang, 15 anak kelas X, lima anak kelas XI, dan sepuluh anak kelas XII"
"Aku tidak tertarik. Aku sekarang ingin belajar lebih random."
"Menarik sekali dirimu. Aku patut kagum padamu. Semenjak SOPA terjadi penggusuran, dan kalian dipindah sekolahkan, kebanyakan kalian akan mencari sekolah berbasis seni lagi. Seperti KAHS, atau, SSHS, karena beberapa faktor seperti lebih mudah seni dan tidak terlalu pusing dengan rumus-rumus hasil paten yang membuat kita mengumpat kesal" Ck. Jaehyun sempat terpana melihat Sehun menanggapinya dengan tersenyum santai.
"Benar. Tapi aku suka rumus-rumus gila di dunia ini" dan Jaehyun tertawa kecil mendengarnya. Ia benar-benar suka dengan cara bicara pria manis didepannya ini. Siapa namanya tadi? Oh iya, Oh Sehun. "Aku pergi dulu" Sehun pun berlalu dalam diam. Meninggalkan Jaehyun yang kini sempat tersenyum penuh arti.
•°•°•
Brugh
"Akhh"
Ia terpental ke lantai. Heol! Bukannya tubuhnya termasuk bongsor ya? Kok bisa ia terpental? Ish, tubuh didepannya ini terlalu besar dan kuat. Ia mendongak dan menatapnya. Oh, betapa terkejutnya ia dia adalah pria yang tadi ditolak memberinya minuman.
Apa penolakan tadi dia belum puas , eoh? Keras kepala sekali dia! Bagaimana bisa sekarang hanya menatap ke arahnya, tanpa berniat menolong? Shit! Cukup sekian, rasanya Sehun punya lebih banyak alasan untuk tidak menyukainya.
First, ia menganggu hidupnya. Second, ia tidak bertanggung jawab. Third, ia risih dengan tatapan intimidasi miliknya.
"Eoh! Ommo! Maaf, aku tidak sengaja! Apa ada yang terluka? Bisa kau berdiri? Atau malah ku gendong? Hei! Kenapa malah diam? Oh Sehun! Hei! Sehunnie! Hunnie! Apa jangan-jangan kakimu terkilir, eoh?!"
Seribu pertanyaan yang membabi buta. Sehun jengah hanya untuk sekedar merespon. Ia hanya beralih berdiri, membersihkan bajunya yang terkena debu, lalu melenggang pergi.
Meninggalkan Chanyeol yang terpaku di tempatnya.Semakin menarik.. Chanyeol menyeringai melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
L.O.V.E (CHANHUN)
Teen FictionHidup itu sesulit ia membawa hoki. Pada tahun salju sebening embun mulai temurun, maka salahnya permaisuri yang menggantungkan hidupnya. Begitulah hidup malaikat bernama Oh Sehun.