"Selamat datang di areaku" ucapku sambil tersenyum kecil pada penjual itu dan memasukkan kembali pedangku dan dia juga menurunkan tombaknya.
"Yoi, kenalkan... Namaku reno mulyadi" ucapnya menjulurkan tangannya kepadaku.
"Aku sha-lala" balasku sambil menjabat tangannya. "Ini istriku silvia-chan, dan ini adik iparku pie-chan" lanjutku sambil menunjuk dua orang yang sejak tadi bingung apa yang terjadi.
"Istri?! Kan bener! Harusnya kita bisa nikah!" ucap reno pada wanita penyihir disampingnya dan wanita itu malu-malu mendengarnya.
"Ouh ya! Kenalkan! Mereka berdua adalah partnerku! Yang ini namanya dine, dia penyihir terbaik dan calon istriku!" ucapnya sambil menunjuk wanita disampingnya. "Dan ini namanya kirl! Dia pengguna busur terbaik!" lanjutnya sambil menunjuk pria disampingnya.
"Tunggu dulu! Ini ada apa sih?" tanya vi-chan masih bingung dengan keadaan yang mendadak ini.
"Ehm.. Gimana jelasinnya?" tanyaku menatap reno.
"Entahlah, susah jelasinnya.. Ouh ya kau kan dari jepang, kenapa kau bisa mengerti ucapanku?" tanya reno heran.
"Entahlah, sepertinya bagi pahlawan bisa mengerti semua bahasa di dunia ini" balasku, "anggap saja dia juga pahlawan sepertiku" lanjutku menatap vi-chan
"PAHLAWAN??!!!" teriak empat orang serentak.
"Hm.. Tapi dia dari area lain" ucapku
"Area lain??" tanya vi-chan
Aku pun mencoba menjelaskan sedikit dengan keadaan dunia mereka, dan syukurlah mereka paham.
"Hm.. Apakah berarti apabila kau sudah membunuh jenderal raja iblis, kau akan pergi?" tanya vi-chan dengan nada sedih sepertinya?
"Iya, kenapa??" tanyaku tersenyum kecil kearahnya.
"A-aku.. Aku ikut!" jawabnya menatap kearahku.
"tidak.. Tidak boleh, jenderal raja iblis itu sangat kuat...." balasku
"Ta-tapi.."
"Tenang saja, akan ku selesaikan semua jenderal dan raja iblisnya. Setelah itu aku akan segera kembali kesini" ucapku sambil memegang rambutnya.
Wajahnya memerah hanya bisa diam membeku tanpa menjawab apapun. Aku hanya tersenyum kecil melihatnya, lucu melihatnya seperti itu.
"Bagaimana kalau ku ajak berkeliling dulu diareaku?" tanyaku kearah reno.
"Tentu saja" jawabnya senang.
Aku pun mengajaknya berkeliling di kota, ku ajarkan dari cara jual beli disini dan berbagai macam hal yang ada di area ini.
"Ouh ya.. Kau harus bertemu dengan pino-san" ucapku.
"Pino-san?" tanyanya heran.
"Iya, dia yang mengajakku masuk ke dunia ini" balasku sambil berjalan kearah kediaman pino-san.
"Ha? Bukannya yui-chan?" tanyanya yang membuatku kaget.
"Yui-chan? Siapa itu?" tanyaku heran.
"Ituloh... Peri kec-"
"Ah.. Kita sudah sampai" ucapku saat didepan pintu.
Tok tok tok
"Pino-san!!!" teriakku sambil mengetuk pintu.
Ngiiikk..
"Ah.. Sha-kun.. Ouh siapa ini" ucapnya saat melihat kelompoknya reno.
"Dia pahlawan sepertiku" ucapku memelankan suaraku dan pino-san kaget mendengarnya.
"Ahh! Masuklah!" ucap pino-san.
Kami pun masuk kedalam rumahnya. Pino-san langsung ke dapur, sepertinya dia mau mengambil makanan jadi vi-chan mengikutinya hendak membantunya.
"Ah.. Aku lelah sekali.." ucap reno saat duduk dikursi.
"Kau sih, disuruh istirahat malah buat tempe terus!" sahut dine disampingnya.
"Tapi kan kita butuh duit, benarkan kirl?" tanyanya menatap kirl.
"Iya.. Tuan benar, tapi istirahat juga perlu seperti kata nona dine" jawab kirl yang membuat reno lesu mendengarnya.
"Ini.. Silahkan dimakan.." ucap pino-san menaruh makanan dimeja dan diikuti vi-chan.
Melihat itu, reno dan kelompoknya memakannya. Sepertinya mereka memang lapar, melihat lahapnya mereka makan.
"Tapi.. Bukankan mereka jual makanan juga? Memangnya mereka tidak makan?" batinku
Setelah mereka menyelesaikan makannya, aku minta pamit pada pino-san hendak mengajak mereka melanjutkan berkeliling areaku lagi.
Di pandai besi sistine.
"Disini tempatku beli berbagai equipment" ucapku saat masuk kedalam toko milik sistine.
"Yo bang!! Lama sekali kau tidak datang kesini" ucap luck tiba-tiba merangkulku.
"Hehe iya maaf, terlalu banyak kerjaan aku.." jawabku
"Ho?? Kerjaan apa nih, tuan pahlawan?" tanyanya mengejekku.
"Eh? Jangan mengejekku, aku ini wakil ketua guild the knight" jawabku yang membuatnya kaget.
"Benarkah?!! Guild the knight yang besar itu??!!" tanyanya kaget.
"Iya!" jawabku dengan sombong.
"Wahh!! Berarti ada spina buat bayar nih.." bisiknya yang membuatku tertawa.
"Hahahha! Iya maaf, aku lupa ada beberapa bayaran yang belum ku bayar ya" ucapku.
"Hehe santai saja bang, ouh ya.. Mereka siapa?" tanya luck melihat kelompok reno, istriku dan adiknya.
"Hm.. Oke.. Kenalkan, ini silvia-chan istriku dan ini adik iparku, pie-chan" ucapku
"Silvia-chan??!! Tuan putri silvia??!!!" teriak luck kaget.
"Abang... Nikah dengan tuan putrj kerajaan yang abang hancurkan sendiri???!!!" lanjutnya
"Salah ya?" ucapku tersenyum masam padanya, sedangkan vi-chan tertawa kecil mendengarnya.
"Yah.. Tidak masalah sih.. Kalau memang saling anu mah cocok lah" ucapnya "dan mereka?" lanjutnya menatap kelompok reno.
"Ouh.. Dia reno, pahlawan sepertiku dan lainnya itu kelompoknya" ucapku yang membuat luck kaget lagi.
"Pahlawan?! Bang.. Kau tidak bercanda bukan?" tanyanya
"Tidak lah, dia benar-nenar pahlawan kok, ku mengajaknya kesini untuk menunjukkan toko pandai besi terbaik" ucapku mengejeknya.
"Hahahaha! Baiklah! Karena ada dua pahlawan yang mengunjungi tokoku! Akan ku buatkan apapun yang kalian inginkan gratis!" ucapnya dengan senang.
"Hahaha baiklah.. Reno, apa yang kau butuhkan?" tanyaku menatap reno.
"Hm.. Saat kami datang kesini, armor milik kami hilang.. Jadi kami hanya butuh armor saja" jawabnya.
"Baiklah! Dua armor khusus pria dan satu armor khusus wanita! Akan ku berikan yang paling terbaik!!" ucap luck langsung mencari armornya.
Setelah beberapa saat, luck kembali membawa tiga armor yang terlihat bagus. Ku pikir armor itu sangat cocok untuk kelompok reno, luck ternyata bisa memilih armor yang cocok juga.
"Ouh ya, dimana sistine?" ucapku mengingat tidak melihat sistine.
"Ouh, istriku lagi istirahat didalam" ucapnya sambil menunjuk pintu masuk rumahnya.
"Ouh, sakit ya?" tanyaku.
"Dia sedang hamil bang" balas luck tersenyum masam padaku.
"Benarkah?! Selamat ya!!" balasku kaget mendengarnya.
"Terimakasih bang! Ouh ya, kapan nyusul?" balas luck menatap kearah vi-chan.
Mendengar ucapan luck, wajah vi-chan memerah dan menatapku.
"Secepatnya" jawabku tersenyum kearah luck dan dia hanya tertawa mendengarnya.
"Bagaimana?" tanyaku menatap kelompok reno.
"Cocok sekali" balas reno yang sudah memakai armornya. "Dan dia terlihat cantik.." lanjutnya melihat dine yang juga memakai armornya.
"Hahaha.. Baiklah, berapa totalnya?" tanya kearah luck.
"Eh? Sudah kubilang gratis! Tapi kalau tuan pahlawan maksa juga gak papa sih" balasnya yang membuatku tertawa.
"Iya-iya berapa, ouh ya sekalian biaya pesananku sebelumnya.." balasku.
"Hm.... 56juta spina bang" ucapnya sambil menunjukkan biaya tang dibutuhkan untuk membuat pedang yang ku gunakan untuk duel dengan crisht sebelumnya.
"Baiklah" ucapku lalu memberi spinanya.
"Oke kami pergi dulu ya!" ucapku sambil mengeluarkan item teleport.
"Jangan lupa mampir lagi!"
Swiingg..
Di depan gedung guild.
"Mungkin mau masuk ke guildku?" ucapku saat tiba didepan gedung guild.
"Boleh-boleh" jawab reno.
Kami pun masuk dan langsung mendaftarkan mereka. Cuma membutuhkan sedikit waktu, mereka pun sudah masuk kedalam guild.
"Ayo ikut denganku untuk bertemu dengan ketua guild, agar kalian langsung naik pangkat" ucapku yang membuat mereka kaget.
"Jangan-jangan, biarkan pangkat kami segini aja" jawab reno dan dua disampingnya mengangguk menyetujuinya.
"Huft.. Baiklah, ouh ya sepertinya kau merasa asing dengan areaku, apa areamu sangat berbeda?" tanyaku.
"Hm? Iya! Sangat berbeda!" jawabnya.
"Bisa kau ceritakan sedikit?" tanyaku
"Hm.. Dulu aku.."