Alvin rafael revalino alexander
Kejam,anak pemilik sekolah, ketua geng motor alaska, badboy, urakan, agak cuek kepada wanita, tampan,tidak pernah dekat dengan wanita selain mama nya dan adik nya yang masih berumur 4 tahun, humoris di keadaan tertent...
"Nih ngapa jadi gini sih" ucap angkasa yang melihat semua nya terdiam
"Udah yo ah, lama amat sih kalian" ucap vania
"Nih pake" ucap alvin memberikan jaket nya ke ara vania membuat vania mengangkat sebelah alis nya seolah bertanya 'apa?'
"Di pinggang" ucap alvin dan vania hanya pasrah lalu mengangguk dan mengikat jaket itu ke pinggang nya, entah untuk apa gunanya:)
*******
Mereka sampai di depan kafe. Mereka tadi pergi ke kafe menggunakan motor sendiri sendiri. Ya, termasuk vania. Meskipun sudah di larang tetap saja dia keras kepala
"Kita mau kemana?" Tanya vania saat melihat mereka sedang melewati orang orang yang sedang menikmati makanan nya di kafe itu. Lalu mereka pun menaiki tangga
"Karena noval yang punya kafe ini" lanjut angkasa dan vania pun hanya mengangguk
"Sejuk" ucap vania menikmati angin malam
Lalu vania ingin melepaskan jaket nya dan di tahan oleh alvin
"Nanti sakit" ucap alvin dan vania hanya cemberut
"Lebay" cibir vania sambil memutar bola mata nya malas
"Eh curut, udah tau elergi angin malam masih aja pake baju pendek" ucap andre menjitak keras dahi vania
"Apaan sih" ucap vania sambil memukuli dada bidang milik andre, bukan nya kesakitan andre justru tertawa
"Makanya jadi orang jangan pendek pendek" ucap andre sambil mengacak acak rambut vania dengan sebelah tangan nya
"Gak papa pendek yang penting cantik" ucap vania pede sambil menjulur kan lidah nya ke arah andre
"Pede banget" cibir andre membuat vania melotot lalu memalingkan wajah nya ke arah lain, membuat andre gelagapan sendiri
"Hayo lo, vania ngambek" ucap al
"Andre nakal, andre nakal" ucap reza sambil bertepuk tangan seperti anak kecil
"E-eh maafin gue van" ucap andre sambil mengelus rambut vania dari belakang
"Dila" panggil andre lembut menggunakan nama kecil vania membuat vania menengok ke arah andre dengan mata merah memanas.
"Tom-tomi hiks.." isak vania semakin terdengar lalu dengan cepat andre pun membawa vania ke pelukan nya dengan erat
"Hiks..fira ja-jahat hiks" ucap vania sambil sesengukan dan memukuli dada bidang andre dalam pelukan nya
"Jangan di pikirin lagi" ucap andre sambil mengelus rambut vania
"Hiks..iy-iya" ucap vania sambil menunduk
"Ma-maaf" lanjut nya dengan kepala yang masih di tundukan
"Udah gakpapa" ucap kenan Alvin pun mengangkat kepala vania agar menghadap ke arah nya.
"Van, l-lo mimisan" ucap angkasa kaget
"Hm" bingung vania lalu meraba hidung nya yang ternyata mengeluarkan darah lagi!
"Gakpapa" ucap vania sambil tersenyum kecil lalu reza pun mengambil kan tisu dan menutup hidung vania agar tidak terlalu banyak mengeluarkan darah.
"Dil.. lo kenapa?" Tanya andre lembut dan vania hanya menggeleng tanda tidak apa apa
"Beneran gak papa van? Pengen di bawa kerumah sakit gak?" Tanya alvin ada tersirat kekhawatiran di sana.
"Kita di sini aja" ucap vania
"Kalo sakit bilang, jangan di pendam sendiri" ucap noval membuat vania terdiam
"Yaudah kita makan!!" Seru reza mencair kan suasana membuat al yang berada di sebelah nya kaget
"Ngagetin aja lo teng" ucap al sambil mendorong pelan kepala reza
"Teng? Ganteng maksud nya?" Tanya reza dengan pede nya dan memperbaiki jambul nya
"Pede gila lo" ucap kenan lalu mereka tertawa bersama
"Maksud gue tu banteng" ucap al sambil tertawa dan membuat reza cemberut
"Udah jangan gitu" ucap vania yang melihat cemberut reza
"Akhir nya ada yang ngebela gue" ucap reza sambil ingin memeluk tubuh kecil vania
"Maksud gue jangan cemberut, mending nangis aja" ucapan vania membuat semua nya tertawa lagi dan membuat reza mundur kebelakang sambil menyilang tangan nya di depan dada dan memasang wajah cemberut
"Udah ayo makan" ucap noval menengahi saat melihat makanan yang sudah datang
"Ini tuan" ucap waitres laki laki itu sambil meletakan makanan nya di lantai.
Ya, karena mereka ingin makan di lantai rooftop. Dan di lantai ada tikar kecil yang muat untuk mereka
"Mba nya cantik" ucap waitres itu sambil mengedipkan sebelah mata nya membuat semua nya melotot tak percaya
"EKHM!" Deheman keras dari alvin membuat waitres itu tergagap lalu pergi dari sana
"Emang gue cantik" ucap vania sambil mengibaskan rambut nya sampai mengenai muka al. Bukan nya marah al justru menarik rambut vania lalu di dekat kan ke hidung nya
"Wangi!" Ucap al membuat semua nya ingin mencium bau shampo yang dipakai vania. Kecuali alvin, andre, angkasa dan kenan.
"Iya, bau stroberi" ucap noval dan di angguki yang lain
"Segar deh bau nya" ucap reza sambil terus mencium rambut vania
"Udah deh, kusut nih rambut" ucap vania sambil mengambil ikat rambut nya lalu mengikat asal rambut nya membuat nya tambah cantik.
Dan semua melongo melihat vania yang mengikat rambut nya membuat leher jenjang dan putih nya terlihat jelas.
"Lepas" ucap alvin lalu melepas ikatan vania membuat vania cemberut
"Panas" rengek vania ingin mengambil ikat rambut nya yang berada di tangan alvin namun alvin dengan sengaja mengangkat tinggi tinggi membuat vania tidak sampai.
"Yaudah" ucap vania lalu duduk di lantai rooftop sambil menikmati makan nya dengan kesusahan karena rambut yang kemana mana gara gara angin yang terlalu kencang
"Sini gue pegangin" ucap alvin lalu memegang sedikit rambut vania
Dan setelah mereka makan. Mereka pun mengobrol sesekali bercanda dan di iringi tawa karena lelucon dari al dan reza.
****
Di part ini udah aku revisi. Tapi kalo masih ada typo komen aja ok?🤗
Jgn lupa vote yh guys:)💞 Biar aku smngt bikin lnjtn ny hhe🥰!!