"Jauh-jauh lo yang gangguin kehidupan gue, "
-Marta Pradana Mahardika
-Strong Girl-
Suasana ibu kota sangat ramai. Lautan manusia menandakan penduduk yang sangat banyak. Menjadikan jalanan ibu kota ramai. Macet parah menyebabkan para pengendara kesal. Apalagi macet yang terjadi sangatlah panjang.
Seperti sekarang, seorang laki-laki yang sedang membunyikan klakson berkali-kali sambil mengumpat pelan.
"Shit kalo tau begini mending gue pake jalan tikus! " Marta mendengus. Rasanya ia ingin menghajar seseorang sekarang, sebagai bentuk pelampiasan kekesalannya. Apalagi tadi ia sudah di buat kesal oleh Icha di rumah sakit. Menambah keinginan untuk membunuh seseorang saat ini juga.
Tin...tin...tinn!
"Woy babi jalan! "
Marta terus membunyikan klaksonnya bagai orang kesetanan. Hingga membuat orang-orang di dekatnya merasa terganggu.
"Apa lo liat-liat?! " Marta bertanya sewot kepada abang-abang gojek di sampingnya. Sedangkan abang-abang gojek hanya menggeleng cepat. Ia tak ingin mempunyai masalah dengan Marta. Walaupun ia tak mengenali, tapi abang gojek tadi tau jaket Marta. Jaket bertuliskan The lion membuat ia memilih diam. Padahal rasanya ia ingin memarahi Marta yang sangat berisik. Apalagi terik matahari menambah kesialannya begitu banyak.
Marta menggeram frustasi. Ia sekarang akan pergi ke markas. Dan ia sedang di tunggu oleh anak buahnya.
"BABI! " Orang-orang di sekitar Marta berjingkit kaget. Mendengar umpatan Marta yang sangat keras.
"Woy anjing jalan kek!"
Pluk!
"Elo tuh yang anjing, bacot bener, "
Seketika Marta memutar kepalanya ke kanan ke arah sumber suara. Di sana terlihat Deva yang sedang memakan kacang di dalam mobil dengan santai. Oh tak lupa sebuah kipas angin kecil di depannya.
Marta menatap tajam Deva. Ia benar-benar marah. Apalagi Deva dengan tidak sopannya melempar kulit kacang ke arahnya.
"Apa? " Deva bertanya dengan santainya. Tak peduli jika Marta akan mengamuk sekarang juga.
"Anjing lo, " Deva mengangkat alisnya kemudian terkekeh pelan.
"Mending anjing, dari pada sampah! "
BRAK!
Marta menendang pintu kemudi Deva. "Gak usah bacot lo. Banci, "
Deva memutar bola matanya tak peduli. "Nyenyenye, "
Matahari sangat terik. Membuat peluh di wajah dan badan Marta bertebaran.
Marta mengeluarkan ponsel di saku celananya, kemudian mendial nomor seseorang.
Tut... Tut... Tutt..
Hingga bunyi 'Tut' kelima baru diangkat oleh seseorang di sebrang sana.
"Ya, bos? "
"Lama, " Brian terkekeh. "Sorry tadi gue lagi ngurusin anak-anak, "
"Ada siapa aja?" Tanya Marta. Brian mengedarkan pandangannya kemudian mulai mengabsen. "Ada Jojo, Fadlan, Yen, Aska, Mar'i, Bayu, Olin, Gun, Rudi, Bam---"
"Olin sama Mar'i suruh cabut, " Potong Marta.
"Gak usah bawa motor, " Lanjutnya.
"Dimana?" Tanya Brian. Tanpa menjawab pertanyaan Brian, Marta memutuskan sambungan telepon dan mulai mengirim lokasinya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Girl
Teen Fiction[BELUM DIREVISI] Kisah seorang gadis yang harus berjuang di dalam kejamnya lingkaran kehidupan. Dan akhirnya ia mampu bertahan karena kehadiran seseorang, yaitu Marta. ### "Aku suka kesempurnaan. Tapi aku lebih suka kesederhanaan yang selalu menci...