Aku menunggu di ruang kerja Cloud, melihat jalanan manhattan yang padat. Kami berniat untuk menginap dirumah kakek, sekaligus menghabiskan waktu bersamanya. Sudah sekitar satu bulan kami tidak mengunjunginya. Sekaligus kami menghabiskan waktu melihat mawar-mawar yang indah di taman kakek.
Pintu terbuka, seseorang masuk kedalam ruangan, Emily. Dia tersenyum padaku.
"Mrs. Sephiroth, sepertinya Mr. Sephiroth akan pulang larut. Beliau menyampaikan sebaiknya anda kerumah kakek terlebih dahulu agar bisa beristirahat." Ucap Emily yang masih berdiri tanpa menutup pintu.
"Oh, baiklah" kataku sambil berdiri menatap Emily.
"Emm!!!!" Suara teriakan seseorang dari luar ruangan mengagetkan ku.
Kulihat Emily membalikan badannya, lalu perempuan itu memeluk Emily.
"Apa kabar kau?" Tanyanya pada Emily.
"Sharon! Aku baik!"
"Kemana Cloud?! Si brengsek itu tak menjemputku di bandara."
Aku terkejut mendengarnya, dia membicarakan Cloud seolah-olah sangat dekat dengannya. Emily sepertinya sadar akan terkejutnya diriku.
"Sharon." Dia menegakkan tubuhnya, melihat ke arahku. "Sini masuk, ada Mrs. Sephiroth disini."
"Ah ya! Aku ingin melihatnya, aku cuma melihatnya di tv"
Seorang wanita masuk kedalam ruangan, menutup pintu. Dia berjalan bak model kearahku, wajahnya tegas, badannya tinggi, langsing, rambutnya berwarna tembaga, dia terlihat begitu cantik, begitu percaya diri.
"Halo, Hazel. Aku Sharon Wallace." Katanya padaku mengulurkan tangan untuk dijabat, aku sedikit terkejut karena dia memanggil namaku tanpa menggunakan Mrs. Sephiroth seperti kebanyakan orang.
"Hai, Sharon." Kataku padanya.
"Kemana Cloud?" Dia duduk disofa depanku.
"Dia sedang meeting."
"Em, aku ingin coklat panas seperti biasanya." Dia menoleh ke arah Emily dan dijawab dengan anggukan, lalu dia pergi keluar ruangan, sepertinya untuk mengambil minum untuk Sharon.
Sharon menatapku. "Kau seperti bingung, apa si brengsek itu tidak menceritakan tentang aku?"
Aku masih menatapnya bingung, apa Cloud yang dia maksud? Tapi sepertinya badanku menyetujui bahwa Cloud adalah orang yang dia maksud, kepalaku menggeleng.
"Aku Sharon, anak dari teman orang tua Cloud. Kita bersama waktu kecil, orang tuaku dan dia meninggal dalam kecelakaan yang sama. Aku bekerja di Paris." Dia tersenyum.
"Oh, dia tidak menceritakannya." Ucapku.
"Tak apa, aku juga ingin marah padanya karena tidak memberitahu kalau dia menikah. Aku hanya tahu dari tv dan majalah. Sial!"
Ada kegundahan di hatiku, apakah hubungan mereka sedekat itu?
"Kau kenal Cloud darimana?" tanyanya.
Aku menatapnya, lalu tersenyum. Dia suamiku. Siapapun Sharon, aku tetap istri sahnya.
"Perusahaan kami bersatu." Ucapnya sambil menyilangkan kaki.
"Oh, bagaimana kau bisa menaklukannya untuk menikah dengan mu?"
Aku tertawa. "Sharon, seperti kau salah sangka. Bukan aku yang menaklukannya, tapi dia yang menaklukanku."
Dia tertawa sinis. "Aku sangat mengenalnya, Hazel. Kami bersama dari kecil dan itu bukan sifatnya."
Aku mengankat bahuku. "Kau bisa tanyakan sendiri dengannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wings On The Bird (COMPLETED)
RomanceBagiku, pernikahan adalah hal yang paling menakutkan. Bagaimana bisa kau hidup selama berpuluh-puluh tahun dengan orang yang sama tanpa merasa jenuh atau kau bahkan bertahan selama itu untuk tidak membuat kesalahan yang membuat pasanganmu terluka? B...