Chapter 6

2.8K 507 170
                                    

Hollaa minnnaaa!!! Kangen saya nggak?~

Jadi gini, kalo Otome aja kayaknya kurang menarik, soalnya diceritakan aku yang satunya udah ada yang kek Otome, mungkin ini akan dijadikan RPG kali ya? Eheheheeee~

Gimana menurut kalian?

__________

"Lawanmu selanjutnya adalah Mie sang cambuk cinta (*gue kayakny nggk berbakat kasih nama plus julukan 😂) dari lantai satu"

"Baiklah, waktunya memberimu pelajaran, wahai gadis buruk rupa" Wanita itu merogoh sesuatu dari dalam.... Dadanya?

"H-hoi!! Apa yang akan kau lakukan!" (Y/n) berteriak panik. Apa mungkin wanita ini sebenarnya bukan seorang wanita melainkan waria!? Itu pasti dada palsu bukan?

Wanita itu menarik tangannya dan benda berwarna emas kini ada ditangannya. Ah ternyata itu adalah cambuk.

"Tunggu sebentar! Ini tidak adil! Kau punya senjata, lalu bagaimana denganku!?" Wanita itu tampak tidak peduli dan malah mulai mengayunkan cambuknya.

(Y/n) yang melihat itu kemudian berbalik, hendak berlari. Namun wanita itu berhasil menarik kakinya dengan cambuk emas itu.

"Huaaa!!!! Ini tidak adil!!!! Kenapa cuma dia yang punya senjata!!!" (Y/n) tertarik kebelakang atau lebih tepatnya terseret menuju wanita itu.

(Y/n) akhirnya pasrah, namun tiba-tiba dia mendapat sebuah ide.

"Oe! Bibi dada balon! Aku punya sebuah pertanyaan" Wanita itu menghentikan aksi menariknya dan menatap gadis kecil didepannya penasaran.

"Apa?"

(Y/n) tersenyum melihat bahwa wanita itu termakan umpannya. Ia kemudian berdiri dan berjalan mendekat kearah wanita itu.

Wanita itu terus memandang dengan bingung gadis kecil yang saat ini tengah berada tepat didepannya.

"Aku mau bertanya... Apa benar dada besar mu ini nyata!!!!" (Y/n) mencabut jarum yang ia gunakan untuk menahan agar celananya yang kebesaran tidak turun dan menggunakannya untuk menusuk dada wanita didepannya.

"Tidak peduli ini asli atau tidak, yang pasti jika itu meledak, ini akan sangat menyakitkan!!!"

Tepat ketika jarum itu menusuk dadanya, wanita itu mendorong (y/n) kedepan dan berteriak. (Y/n) yang terdorong kebelakang hanya menampilkan ekspresi heran.

"Eh... Kenapa tidak meledak?... Apa itu beneran asli?" Saat (y/n) menoleh ke kirinya, ia melihat cambuk yang tadi dipakai oleh wanita itu ternyata ikut terlempar bersamanya.

Senyum (y/n) pun terkembang. Ia mengambil cambuk itu dan berjalan mendekat kearah wanita yang tengah kesakitan didepannya.

"Waktunya balas dendam"

--Skip--

(y/n) memusatkan perhatiannya pada wanita yang sudah tergeletak tak berdaya didepannya dengan tubuh yang terikat oleh cambuk berwarna kuning.

(Y/n) menghela nafas lelah. Ia akhirnya berhasil mengalahkan wanita itu.

Tapi meski sudah mengalahkan dua orang, tetap saja itu bukan hal yang dapat (y/n) banggakan. Karena kata si Sazu itu, (y/n) harus melawan semua tahanan dari kelima lantai. Dan dua orang yang baru dia lawan hanyalah dua tahanan dari lantai satu.

Ketika (y/n) masih meratapi nasibnya, suara Den Den Mushi terdengar.

"Atas perintah dari Akainu-sama. Untuk menghemat waktu, kau akan melawan semua tahanan dari level satu sekaligus"

[Luffy X Reader] The Villains In One Piece: Otome Game WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang