Rasa itu ada, tapi butuh waktu. Kamu bisakan nunggu?
🌈🌈🌈
Cinta Butuh Waktu-Vierratale
¶¶¶
Budayakan Vote sebelum membaca!
🌈🌈🌈
Alan menuruni tangga menuju meja makan untuk sarapan bersama keluarganya.
"selamat pagiiiiiiiii" sapa Alan memanjangkan huruf 'i' pada kalimatnya.
Kedua orang tuanya menoleh serempak dan tersenyum hangat. "pagi sayang"
"biar Alan tebak, mama masak telor balado" Alan menatap makanan dan di meja makan dengan senyum kuda.
"sotau kamu itu" sinis Adi membuat Alan menatap papanya kesal.
"emang iya kali!"
"ini juga karena request papa!" sengit Adi tak mau kalah.
"mana ada. Ini mama buat karena udah punya feeling kalo Alan pengin makan telor balado"
"dih nggak percaya, tanya aja sama mama!"
Alan menatap mamanya dengan senyum manis "mamaku sayang, ini masakan karena papa atau Alan ganteng?"
"heh! Kamu itu gantengan papa kali. PD amat"
"itu kalo zamannya papa. Ini udah zamannya Alan!"
Adi menatap Alan dengan kesal. Putranya ini sangat menyebalkan!
Anggun menatap keduanya dengan tatapan datar "jadi mau makan sekarang atau nunggu kalian selesai debat?"
Alan dan Adi menoleh kemudian nyengir bebarengan. "sekarang"
"iya udah cepet"
Akhirnya perdebatan selesai dan mereka makan dengan khidmat.
🌈🌈🌈
"Adel!!"
Adel menoleh saat seseorang memanggilnya. Alan berlari menuju ke arahnya.
Adel berbalik arah dan berjalan cepat berusaha menghindari cowok itu. Dia tak mau ada orang yang melihatnya dan melaporkan hal ini kepada papanya. Sudah cukup kemarin papanya marah kepada dirinya.
Alan berhenti melangkah. Eh? Adel menghindarinya? Kenapa gadis itu malah menjauh?
"Del tunggu!!"
Langkah Adel terhenti saat lengannya ditahan oleh Alan. Cewek itu berbalik dan menyentakkan tangannya.
"ada apa?"
Alan mengerutkan kening bingung. Nada yang diucapkan Adel terlalu datar. Terkesan bahwa cewek itu terganggu dengan kehadiran dirinya.
"lo kenapa?"
"kalo nggak ada yang penting, gue ke kelas."
KAMU SEDANG MEMBACA
A-Del
Teen Fiction[❗] Jangan jadi silent reader, plis. Hargai penulis, berikan tanggapan positif. Jika ada kritik, sampaikan dengan bahasa yang baik. Sebuah kisah klise tentang cinta tanpa restu orang tua. Tentang ambisi, dendam, benci, egois, dan juga kecewa. Cewek...